Malam ini, seperti apa yang di ucapkan Aditya tadi bahwa Afan akan pulang kerumah. Kini Afan sudah berada dikamarnya, satu malam saja tidak ia tempati begitu rindunya ia merasakan kasurnya yang begitu empuk dan harum yang sangat khas keluar dari kamar itu.
Sedangkan Kevin dan yang lainnya, mereka semua tengah duduk santai di ruang tengah menikmati cemilan yang Linda siapkan.
"Sayang, Mama ke bawah yah. Soalnya mau nyiapin cemilan lagi buat temen temen kamu" seru Linda kepada Afan yang sudah bersandar di penyangga tempat tidurnya.
"Iya, Ma" sahutnya.
Linda tersenyum, dia pun keluar. Sekarang hanya tersisa dua orang saja di sana. Yaitu, Afan dan Papanya Aditya.
"Ngapain Pa?" tanya Afan.
"Kamu punya musuh?" tanya Aditya balik membuat Afan bingung.
"Kayaknya gak ada sih Pa. Kan, musuh Afan cuma Papa sama anak angkat Papa itu" jawab Afan enteng.
"Jaga ucapan kamu!"
Afan terkekeh. "Iya, Maaf. Orang Afan cuma becanda doang"
"Kamu kenal sama orang yang sudah buat kamu begini?" Aditya lagi
"Afan gak tau Pa, tapi setau aku dia mahasiswa kampus sebelah" jawab Afan.
"Kayaknya anak angkat Papa tau sesuatu tentang mereka" lanjut Afan.
"Bicara yang sopan! Dia Kakak kamu, meskipun dia hanya anak angkat" ujar Aditya.
"Iya Papa!"
Terjadi keheningan sekitar lima menit hingga akhirnya Aditya bersuara.
"Kalau sakit bilang, jangan dipendem" ujarnya.
"Sakit? Mana ada Afan sakit, Afan gak ngerasa sakit Apapun" Afan beralibi.
"Papa tau kamu selalu bohong!" balas Aditya.
"Beneran Pa, Afan gak merasa sakit"
Aditya berjalan kearah pintu untuk keluar, tetapi saat masih didepan pintu dia berhenti dan menoleh ke arah Afan.
"Jaga diri kamu, jangan sampai teledor lagi. Papa sama Kevin gak mau kamu terluka lagi, karna kamu incaran kita"
Setelah mengucapkan itu, Aditya melenggang pergi meninggalkan kamar Afan. Sedangkan Afan, dia terkekeh mendengar ucapan terakhir Aditya sebelum pergi.
"Udah gue duga sih, musuh gue tuh dia sama Kevin!" gumamnya.
Ting
Satu notif chat keluar dari ponsel Afan, dengan segera dia mengambilnya yang ia letakkan dinakas dan mengeceknya siapa yang mengirimnya chat.
Devi🤍 :
'Udah dirumah? Maaf yah, aku tadi gak bisa ikut nganterin kamu. Soalnya tadi Mama ngajak aku belanja kebutuhan buat sebulan'
Me :
'Iya, sayang. Aku gakpapa kok kalau kamu gak ikut, kan bisa kesini langsung jenguk aku'
Devi🤍 :
'Besok sepulang kampus aku kerumah kamu'
'Dah dulu yah, aku lagi ngerjain tugas'
Me :
'Oke sayang. Lope you
Devi🤍 :
'Lope you too'
Afan me ngeread pesan Devi, dia kembali meletakkan ponselnya dinakas setelah itu dia membenarkan posisi tidurnya karena dia bener capek dan begitu rindu menikmati kasurnya yang begitu empuk itu.
****
Dibawah, tepatnya diruang tengah sudah ada Rakha, Mala, Eby, Violeta, Rehan dan Kevin. Mereka semua tengah menikmati makanan yang sudah Linda siapkan.
"Vin, lo gak ada pikiran buat pacaran gitu?" tanya Violeta.
"Gak!" jawab Kevin.
"Gue kasihan lihat lo Vin, jadi nyamuk kalau kita ngapel" seru Mala.
"Bener tuh apa kata Mala, masa lo kalah sama adek lo yang udah tunangan kan malu" ucap Violeta.
"Gue sama Afan beda!"
"Tapi yah, kayaknya kalau elo cari pacar gak akan ada yang mau sama lo deh" ejek Violeta.
"Lo ngejek gue?!" tanya Kevin.
"Fakta itu Vin!" balas Violeta.
"Emangnya tipe lo kayak apa sih Vin?" tanya Rakha.
Kevin menyenderkan badannya kebelakang. "Tipe gue beda dari lo semua, gue mau cari pacar yang sifatnya sama kayak gue. Gue yang licik, dia harus juga licik. Gue yang bengis, dia harus juga kayak gitu. Dan gue yang jahat, juga sama jahat kayak gue. Pokoknya yang sama kayak gue lah" jelas Kevin.
"Mau jadi geng psikopat lo?" tanya Eby.
"Yah enggak lah!"
"Gue punya temen, tapi dia gak sama kayak apa yang lo sebutin tadi. Tapi dia cantik, cocok sama lo" seru Rehan.
"Gak! Gue mau apa yang gue sebutin tadi" balas Kevin.
"Emang ada yah cewek yang kayak gitu?" tanya Mala.
"Mana gue tau. Kalau gak ada, yah udah gak usah pacaran" jawab Kevin.
"Yah udah biar nanti Papa jodohin kamu" Aditya yang menuruni anak tangga dan langsung membalas ucapan Kevin.
"Pa!" Kevin berdiri dan berjalan kearah Aditya.
"Kenapa? Gak mau Papa jodohin? Yah udah kalau kamu gak mau di jodohin, kamu cari pacar. Gak malu kamu sama adek kamu yang udah punya tunangan" jelas Aditya.
"Aku sama Afan beda Pa!"
"Anak anak Papa gak ada bedanya, kalian semua sama dimata Papa meskipun kamu hanya anak angkat Papa" ucap Aditya dan meninggalkan mereka semua.
"Tuh Vin dengerin apa kata Om Aditya, kalau elo gak cari pacar elo akan di JODOHIN! Denger tuh, di JODOHIN!" ucap Rehan menekan kata di jodohin.
Kevin mendengus kesal, dia berjalan ke arah meja dan mengambil kunci motornya.
"Woyy! Mau kemana lo?" teriak Eby.
"Cari pacar! Puas lo semua!" balas Kevin yang juga berteriak dan berjalan keluar menuju motornya.
Mereka semua terkekeh mendengar jawaban Kevin.
"Kita mau taruhan gak?" tanya Rehan.
"Taruhan apaan?" tanya Eby balik."Kita taruhan, apa Kevin bakalan dapat pacar atau enggak" jawab Rehan.
"Menurut gue enggak sih yah. Soalnya kan lo tau sendiri sifat sahabat lo itu kayak gimana, dinginnya minta ampun" ucap Rakha.
"Kalau gue sih kayaknya dapet, tapi yah gak tau juga deh" sahut Eby.
"Gue sih pasti dia dapet pacar, tapi yah gitu deh. Kita tunggu aja!" sambung Rehan.
"Kita mah netral bangh! Iyh enggak?" tanya Violeta kepada Mala.
"Emmm bener. Dia dapet pacar alhamdulillah, gak dapet juga dia pasti di jodohin sama Om Aditya" balas Mala.
Mereka semua masih mendiskusikan tentang taruhan itu, mereka sebagian yakin bahwa Kevin tidak akan bisa mendapatkan pacar seperti karakter yang dia inginkan. Sebagian juga mereka yakin bahwa Kevin akan mendapatkan pacar, meskipun nanti tidak sama seperti karakter yang ia inginkan.
........
TYPO BERTEBARAN
DIMANA-MANA!!!
Jangan lupa tekan bintangnya kakak😇, dan juga follow akun ini supaya kalian tidak ketinggalan kelanjutan dari cerita ini😍🙏.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]
General FictionCerita tentang ketua geng motor yang saat ini sudah menjadi bucin. Mungkin bagi semua pasangan, mereka menginginkan hidup bersama sampai maut memisahkan. Tetapi, takdir tidak berpihak kepada mereka. Bagaimana kelanjutan ceritanya? ikuti terus janga...