Chapter 035

3.7K 406 65
                                    

Assalamu'alaikum. Langsung ajaaaaaaaa!!!!

****

Devi, sekarang dia sudah sadarkan diri. Kata dokter, dia hanya syok saja dan sedikit depresi. Untung saja, masih bisa ditangani kalau tidak Afan tidak akan mengampuni Zaki meskipun dia harus dipenjara sekalian.

"Ma, Afan mana?" tanya Devi kepada Maria.

"Afan? Dia lagi beli beli di luar sayang, buat kita kita" jawab Maria berbohong.

"Dev, kenapa lo gak cerita sih soal teror ini? Kita kan bisa bantu buat cariin dalang dari semua ini" ujar Violeta.

"Maafin gue yah, gue cuma takut kalian khawatir aja"

"Justru itu Dev, keadaan lo sampai hampir depresi gini udah buat kita semua khawatir" sahut Violeta.

Ting

Satu notif diponsel Mala, dia pun dengan cepat membacanya.

ATM berjalanku nanti❤ :
'Keadaan semakin kacau, Afan masuk rumah sakit'

"Apa?" kaget Mala membuat Devi, Violeta dan Maria menoleh kearahnya.

"Mal, lo kenapa?" tanya Violeta.

"Ha? E-enggak, gue gakpapa" jawab Mala, dia pun berdiri. "Gue ke toilet bentar yah"

Tanpa mendengar jawaban dari mereka bertiga, Mala pergi begitu saja.

"Mala kenapa? Dia buru buru banget? Apa yang terjadi?" beberapa pertanyaan Devi lontarkan.

"Mungkin dia lagi buru buru kali, udah ada di ujung" jawab Violeta.

Devi tertawa. Meskipun perasaannya begitu tak enak, tetapi dia harus bersikap biasa saja.

****

Diruangan tak jauh dari Devi, Kevin dan Rakha tengah ber mondar mandir di depan ruangan itu. Beberapa kali doa mereka berdua panjatkan, berharap Afan baik baik saja.

"Ya allah, tolong jangan bawa dia sekarang" batin Kevin berkata.

"Gimana kalau dokter nanti mengumumkan penyakit Afan didepan semua orang?" tanyanya didalam hati.

"Evin" seseorang memanggil Kevin, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Kevin dengan jas putih yang melekat ditubuhnya.

"Can" ujar Kevin. Yah orang itu adalah Cantika, dia sengaja menghubungi Cantika karena dia tau cuma Cantika dan dirinya saja yang tau tentang penyakit Afan.

"Dimana Afan?" tanyanya.

"Didalam" jawab Kevin, dia memegang tangan Cantika kuat kuat. "Lakukan apapun, jangan ambil dia gue mohon" suaranya bergetar.

Melihat ekspresi Cantika yang bingung, dia kembali bersuara. "Gue tau Can, hanya kita berdua"

"Lo tenang, gue cek dia didalem dulu" Cantika pun melepaskan tangannya dan masuk kedalam ruangan itu.

Kevin kembali ber mondar mandir, perasaannya begitu tidak tenang. Dia takut adeknya itu kenapa kenapa.

"Sayang" Mala menghampiri tunangannya itu. "Gimana keadaan Afan?"

GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang