Chapter 033

3.4K 294 33
                                    

Assalamu'alaikum, awali tahun baru dengan kehaluan fiksi. Harapan ditahun yang baru ini, semoga kita semua dapat kejutan dari apa yang kita harapkan, kejutan dari doa doa yang sering kita panjatkan, terutama kejutan dari idola kita yaitu DEFAN, semoga ditahun baru ini ada hubungan baru juga hahaha, nggak lah, mereka sahabatan deket, saling ngobrol aja udah bahagianya melebihi planet pluto.

Satu harapan lagi dari aku, semoga tahun baru ini aku juga bisa nerbitin satu aja cerita bikinanku. Yah, meskipun aku sadar kalau cerita aku gak sebagus cerita diluar sana, alurnya gak jelas, plotwisnya gak nyambung, tulisannya gak rapi, kurang kata bakunya, tapi gakpapa lah berharap dikit gak ngaruh kan? Hahahaha. Tolong bantu aminin harapan aku iniiii😌💅.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN BAWELNYA!!!!

****

Malam ini, keluarga Gabriel tengah melakukan sarapan malam. Suasana hening dan hanya terdengar dentuman garpu dan sendok yang tengah beradu. Tidak seperti malam malam biasanya, suasana keluarga itu sangatlah hening. Semua itu terjadi karena anak semata wayangnya yang hanya diam saja tanpa menyentuh makanan yang sudah berada diatas piringnya.

Gabriel melihat Maria dan Maria pun juga begitu, sifat diam dan dinginnya anaknya itu sungguh membuat keanehan didalam pikiran mereka berdua.

"Sayang, kok bengong ayo dimakan" seru Maria memecahkan keheningan.

Devi tak menjawab, dia menatap lurus kedepan. Maria kembali menoleh kearah suaminya agar dia bergantian membujuk anak gadisnya itu.

"Devi, Nak. Makanannya kok gak disentuh? Ayo makan, kenapa diam saja" ujar Gabriel.

Lagi lagi Devi tak menjawab, dia masih saja menatap lurus kedepan. Raut wajah Maria berubah menjadi cemas, lantas baru sekarang Devi tak mendengar perintah Papanya.

"Mas, Devi kenapa? Kenapa dia bengong, seperti tubuhnyanya ada disini tapi raganya tidak ada disini" kata Maria cemas.

Gabriel mengelus tangan istrinya, berusaha menenangkannya agar tidak terlalu cemas. Setelah itu dia berdiri dan menghampiri putri kesayangannya itu.

"Devi" Gabriel menyentuh bahu Devi dan membuatnya terlonjak kaget.

"Ampun!" katanya.

"Nak, kenapa? Ampun kenapa?" tanya Maria dengan nada yang bergetar.

"Ha? Enggak kok Ma, Devi gakpapa" jawabnya menetralkan kembali posisinya.

"Dimakan nasinya, mubazir" seru Gabriel.

Devi menoleh kearah Gabriel. "Iya Pa"

Gabriel kembali ke kursinya. Setelah itu makan malam pun berlanjut, meski Devi sesekali kembali melamun. Maria begitu khawatir dengan anak gadisnya itu, dia terus memperhatikan gerak gerik Devi sampai makan malam selesai.

****

Jam 06.00 cukup pagi untuk kedua geng motor ini berkumpul di markas dekat kampus. Ini perintah dari Afan, karena dia ingin membicarakan hal penting pagi ini sebelum kelas dimulai.

"Ngantuk banget atuh bos! Biasanya jam segini saya teh masih bobo, lah ini disuruh ngumpul pagi pagi banget" gerutu Aldi yang tiduran dikasur lantai.

GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang