Jam istirahat kini sudah tiba, semua siswa berhamburan keluar dari kelas mereka masing masing. Sekarang The Boys dan petir mereka berkumpul dimarkas baru mereka di dekat kampus. Mereka sengaja bikin markas didekat kampus, karena supaya mereka bisa berdiskusi bersama.
"Bos, kenapa kita gak balik nyerang aja?" tanya salah satu anggota Petir kepada Kevin.
"Bener tuh Vin apa kata dia, saya teh gak terima bos Afan jadi kayak gitu karena mereka" sambung Aldi.
"Bener Vin, lu juga gak terima kan adek lo jadi kaya gitu" ucap Rakha.
Kevin tidak menjawab ucapan mereka, Kevin bingung dia harus bagaimana. Sedangkan dia tau siapa Zaki, dia tau bagaimana Zaki.
"Kayaknya enggak deh" ucap Kevin membuat semua orang disana kaget.
"Kenapa Vin? Dia udah bikin Afan terluka dan sampai masuk rumah sakit" balas Eby.
"Kita cari tau aja dulu, apa alasan mereka nyerang kita. Kita gak boleh gegabah, gue gak mau terulang lagi sama kayak Afan" jelas Kevin.
Rakha meneliti wajah Kevin yang kikuk ketika menjelaskannya. "Kayak yang ada Kevin sembunyiin" tuturnya dalam hati.
Merasa diperhatikan oleh Rakha, Kevin membenarkan posisinya agar Rakha tidak curiga sama dia.
"Tapi nih yah Kha, gue lihat lihat mereka tuh kuat banget" ucap Dion.
"Bener teh apa kata Dion, saya sampe kewalahan melawan yang gendut" sambung Aldi.
"Apa lagi gue, yang gagah beh kuatnya bukan maen!" lanjut Arya.
"Tapi Kha, lo tau nama geng mereka gak?" tanya Renald.
"Rajawali" jawab Kevin tiba-tiba.
Rakha menoleh ke arah Kevin. "Kayaknya Kevin tau banyak tentang mereka" gumamnya lagi dalam hati.
"Kayaknya lo tau banyak soal mereka Vin" kata Rakha.
"Enggak, gue cuma pernah denger aja" balas Kevin santai.
"Udah lah, kita balik ke kampus aja bentar lagi bel masuk" lanjut Kevin berdiri dari duduknya.
"Lo semua balik kelas dulu, terutama elo Vin" ujar Rakha.
Mereka semua pun menurut, disana tersisa dua orang saja yaitu Rakha dan Kevin.
Rakha berdiri dari duduknya. "Gue mau bicara penting sama lo"
"Apa?" tanya Kevin.
"Lo tau banyak soal Rajawali? Dari gerak gerik elo, kayak elo nyembunyiin sesuatu dari kita" jawab Rakha.
"Gue gak nyembunyiin apa apa, lo salah" balas Kevin.
"Tapi kayaknya elo banyak tau soal mereka" ujar Rakha.
"Udah bilang gue gak tau Kha!"
"Oke, kalau sampai gue tau elo tau banyak tentang mereka awas aja!" ancam Rakha.
"Terserah elo!"
Kevin pergi meninggalkan Rakha, dia tidak mau terpancing emosi jika terus berhadapan dengan Rakha. Sedangkan Rakha dia masih menaruh rasa curiga kepada Kevin.
****
Jam kampus sudah selesai, semua mahasiswa pulang kerumah masing-masing. Tetapi tidak untuk The Boys dan Petir, mereka mampir terlebih dahulu kerumah sakit untuk melihat keadaan Afan.
Devi berjalan di koridor rumah sakit, tak jauh darinya dia melihat orang tua Afan sedang berbicara serius bersama seorang dokter laki laki. Devi pun menghampiri mereka, tetapi dengan cepat mereka menyelesaikan pembicaraannya dan dokter itu pun pergi.
"Hai sayang, kamu udah pulang?" tanya Linda dan tersenyum kepada Devi.
"Iyh Tante, aku mau lihat Afan boleh?"
"Boleh dong, Afan sudah siuman dia tengah menunggu kamu" jawab Aditya.
"Siuman Om? Emangnya Afan tadi kenapa?" tanya Devi dengan nada khawatir.
"Afan gakpapa kok Devi, cuma saja tadi dokter ngasih dia obat tidur dan penahan rasa sakit" jelas Linda.
Devi mengangguk. "Kalau gitu, Devi masuk dulu Om Tante"
Mereka berdua mengangguk, Devi pun masuk kedalam. Dia melihat Afan menyenderkan kepalanya di tempat tidurnya. Wajahnya kali ini begitu pucat lebih pucat dari tadi pagi.
"Sayang, kamu udah pulang" ucap Afan ketika Devi berjalan kearahnya.
Devi duduk di kursi samping tempat tidur Afan. Dia memegang tangan Afan. "Kamu gakpapa?"
"Emangnya aku kenapa?" bukannya menjawab, tetapi Afan malah nanya balik.
"Tadi Om sama Tante bilang kalau kamu baru siuman" jawab Devi.
"Aku gakpapa Dev, kamu yang tenang" balas Afan tersenyum.
"Aku pengen pulang, bosen disini" lanjutnya.
"Tapi kamu masih belum sembuh Fan" ucap Devi.
"Aku udah sembuh sayang" balas Afan lembut.
Semua orang masuk ke ruangan itu.
"Gimana keadaan lo Fan?" tanya Rakha.
"Udah mendingan" jawab Afan.
"Lo cepet sembuh, biar kita bisa bareng lagi" ujar Eby.
"Bos teh yang sakit yang mana? Kepalanya apa hatinya?" tanya Aldi.
"Lo lagi keadaan gini masih bisa becanda" balas Arya.
"Ma, Afan mau pulang" ucap Afan kepada Linda.
"Kamu masih belum pulih nak" balas Linda.
"Tapi Afan bosen disini" ujar Afan.
"Biar nanti Papa bicara sama dokter" seru Aditya.
Afan merasakan kembali sakit dikepalanya. Dia mengeluarkan sedikit ringisan dari mulutnya.
"Sayang, kenapa?" tanya Devi panik.
"Ada yang sakit?" tanyanya lagi.
Afan menggeleng, dia tidak mau melihat Devi khawatir karena sakit dikepalanya itu. Dia menahan sakitnya, dia tidak mau Devi atau semua orang tau jika dia ke sakitan.
"A-aku gakpapa kok" jawabnya.
"Pa, Afan mau pulang" Afan menoleh kearah Aditya, berharap dia mengizinkannya untuk pulang.
"Nanti malem kita pulang" ucap Aditya.
"Tapi Mas, keadaan Afan masih belum stabil" balas Linda.
"Nanti kita bisa panggil dokter ke rumah" seru Aditya.
Aditya keluar dari ruangan itu, sedangkan Afan dia tersenyum karena Papanya mengerti keadaannya sekarang.
.....
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]
General FictionCerita tentang ketua geng motor yang saat ini sudah menjadi bucin. Mungkin bagi semua pasangan, mereka menginginkan hidup bersama sampai maut memisahkan. Tetapi, takdir tidak berpihak kepada mereka. Bagaimana kelanjutan ceritanya? ikuti terus janga...