8. Daniel

57 7 2
                                    

Berjalan memasuki area pusat perbelanjaan, Nala masih tertawa mendengar Suraya yang tidak kunjung selesai menceritakan kebiasaan random kekasihnya. Entah kenapa, setiap hari ada saja topik seputar Rakha untuk dia bahas, dan selalu terdengar menggelitik karena sikap tengil lelaki itu.

"Rakha itu udah aneh malu-maluin lagi, masa kemarin pas ke bioskop dia bawa brownis, untung gak ketauan."

"Kok bisa?"

"Dia simpan di dalam topi, aneh banget kan? Coba kalo ketauan, duh aku gak bisa bayangin malunya."

"Ya gapapa lah, kan gak ketauan ini."

"Tapi aku masih gak habis pikir Na, jajanan di bioskop banyak, kenapa juga harus bawa dari rumah?"

"Mungkin karena jajanan di bioskop mahal-mahal."

"Mahal pun dia masih mampu beli, dan masalahnya dia buat malu gak cuma sampai situ aja. Kamu tahu, kemarin kita nonton film horor, dan sepanjang film diputar dia terus teriak, parahnya teriakkan dia yang paling nyaring sampe diliatin orang-orang."

Nala bisa membayangkan betapa lucunya kejadian itu, andai dia ada di sana, mungkin dia yang akan paling keras tertawa beriringan dengan jeritan Rakha.

Ditengah tawa Nala, mendadak Suraya menghentikan ceritanya saat pandangannya tidak sengaja menangkap sosok Luth tengah berjalan bersama seorang gadis, menuju parkiran.

"Nala, liat itu Luth!" seru Suraya.

Nala ikuti arah pandang Suraya, dan tawanya seketika lenyap, berubah menjadi wajah penuh tanya. Luth, bersama seorang gadis, terlihat begitu akrab.

"Kamu kenal gadis itu?"

Nala menggeleng. Dia tidak pernah melihat wajah gadis itu sebelumnya. Ah, Nala lupa, Luth kan sampai sekarang tidak pernah mengenalkan teman-temannya.

"Apa dia teman Luth? Kenapa keliatan dekat banget?"

"Mungkin iya."

"Kamu enggak tau? Ya udah, samperin dong," suruh Suraya gregetan sendiri melihat sahabatnya hanya mematung sejak tadi.

"Enggak perlu, nanti Luth terganggu dan marah. Mending kita masuk aja yuk!"

Suraya membulatkan matanya ketika Nala malah menariknya untuk masuk ke dalam mall, dan bersikap seolah tidak peduli atas apa yang dia lihat. Apa Nala tidak curiga? Astaga, gadis itu bahkan sangat cantik, dan begitu dekat dengan Luth. Jika dia ada diposisi Nala, dia pasti akan langsung mengintrogasi Luth, bahkan mungkin sudah menumpahkan kekesalannya, tidak peduli cowok itu akan marah atau bagaimana.

Sebenarnya Nala sangat terganggu, bohong jika dia tidak kepikiran. Namun, dia tetap berusaha untuk berpikir positif. Mungkin, gadis itu hanya rekan kerjanya, atau sahabat sejak kecil, makanya terlihat akrab. Jika waktunya sudah tiba, Luth pasti akan bercerita.

...

Nala duduk di bebatuan tepi pantai, menikmati semilir angin sore, bersama Luth di sampingnya.

Gadis itu berdeham, kemudian melirik sang pujaan hati dengan seulas senyum kecil.

"Siang tadi, aku liat kamu sama seorang gadis di mall, dia siapa?"

Sempat Luth memasang wajah panik, tapi hanya beberapa detik, karena selanjutnya dia balas menatap Nala dengan wajah penuh tanya.

"Kamu ada di sana? Kenapa gak tanyakan langsung?"

"Aku takut ganggu."

Sadar diri juga ternyata.

"Menurut kamu dia siapa?"

Nala bingung, kenapa Luth malah balik bertanya padanya. Jika seperti ini, entah kenapa Nala malah merasa dia yang dijebak.

Pilihan Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang