Luth merasa hidupnya semakin rumit sejak mendapat kabar Celia akan dijodohkan, terlebih semakin hari Celia kian dekat dengan lelaki itu. Meski ribuan kali Celia tekankan jika yang dia cintai hanya Luth, tapi Luth tidak akan bisa tenang selama lelaki itu dekat dengan Celia.
Seperti pagi ini, biasanya jika hari minggu kalau tidak berangkat bersama orang tuanya, Celia akan meminta Luth untuk mengantarnya beribadah, dan tentu saja Luth dengan senang hati mengantar juga menunggunya, untuk kemudian mereka jalan bersama setelah itu. Namun kini saat Luth datang ke rumah, Bu Lilia memberitahu jika Celia sudah pergi bersama Victor.
Di perjalanan menuju gereja yang biasa Celia datangi, Luth terus memikirkan perkataan Bu Lilia. Wanita paruh baya itu terlihat sangat ceria menceritakan lelaki yang dia jodohkan dengan anaknya, dan bahkan dengan mudahnya dia meminta Luth untuk sedikit menjaga jarak dengan Celia, karena tidak mau melihat calon menantunya sakit hati. Sial, apa maksudnya coba?
Tentu saja Luth tidak akan rela Celia menikah dengan lelaki itu, yang lebih dulu mengenal Celia adalah dirinya, dia yang lebih tahu segala hal tentang Celia, bukan Victor!
Lama Luth menunggu di depan bangunan mewah itu, dan ketika melihat Celia keluar bersama seorang lelaki yang Luth yakini adalah Victor, segera dia menghampiri.
"Luth!" Celia memekik, menghentikan langkahnya secara spontan, terkejut melihat kedatangan Luth.
"Ngapain disini?"
"Apa lagi selain nunggu kamu?"
"Tapi aku—"
"Gak berharap aku tunggu karena sudah ada orang lain yang mengantar bahkan menemani?" potong Luth terlihat menahan emosi.
"Bukan begitu," Celia kemudian menatap Victor. "You tunggu di parkiran aja ya?" pintanya, dan Victor pun hanya mengangguk.
"Tunggu, saya ingin bicara dengan kamu!"
Victor tidak jadi melangkah begitu Luth melayangkan tatapan tajam padanya.
"Luth, gak usah," cegah Celia.
"Dengar, saya tidak suka ya kamu dekat dengan Celia."
"Apa masalah kamu?" tanya Victor heran.
"Celia adalah kekasih saya, dan jelas masalah besar jika kamu berani mendekatinya!"
"Sorry, kedua orang tuanya bilang kalau Celia tidak memiliki kekasih, bahkan Celia sendiri mengatakan itu. Benar kan, Sel?"
Celia terdiam kaku, tidak tahu harus berkata apa. Selama mengenal Victor, dirinya memang tidak pernah menceritakan perihal hubungannya dengan Luth, karena meski saling mencintai, mereka memang tidak terikat apapun.
"Sel, katakan sekarang di depan orang ini, kalau kita saling mencintai," pinta Luth.
Namun, lidah Celia mendadak terasa sulit digerakkan. Dia tidak tahu mengapa, tapi satu hal yang jelas adalah, dia tidak ingin Victor menjauhinya hanya karena hal ini, sebab dia takut orang tuanya kecewa.
Sampai kemudian, Celia menarik tangan Luth untuk menjauh dari sana.
"Luth, tolong jangan seperti ini."
"Apa maksud kamu?"
"Kamu harus sadar Luth, gak ada harapan untuk kita."
"Maksudnya?"
"Lebih baik, kita sama-sama memulai kehidupan baru, aku mau belajar untuk mencintai Victor, karena aku meyakini dialah yang akan menjadi suamiku."
"Secepat itu kamu menyimpulkan? Dia bahkan orang baru di hidup kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua
RomanceSejak 2 tahun terakhir impian terbesar Nala adalah menikah dengan Luth, lelaki terbaik yang dia kenal, lelaki yang berhasil memenuhi ruang hatinya. Sederhana saja, mereka menikah lalu memiliki keluarga kecil yang bahagia. Namun, itu hanya menjadi an...