Sinar matahari menembus tirai tipis itu dan mengganggu tidur Jaebum. Dia melirik jam dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Rasanya semalam seperti mimpi. Jika semalam tidak ada yang melihat aksinya, mungkin saja pagi ini media mulai menulis tentang penemuan seorang mayat yang mengapung di atas sungai.
Namun hal itu tidak terjadi.
Jaebum keluar dan mencari-cari sosok penyelamatnya. Namun dia hanya menemukan secarik catatan kecil di atas meja makan dengan kimbap dingin di sampingnya.
Hangatkan di microwave dan makan. Tak ada bahan makanan di kulkas selain kimbap ini. Kalau kau ingin berganti pakaian, gunakan saja baju adikku. Jika kau bosan, mungkin kau bisa membaca koleksi komik adikku. Maaf di rumahku tidak ada tv. Aku harus pergi bekerja. Jika kau ingin pergi dari rumahku, silahkan. Tapi tolong jangan melakukan hal-hal gila lagi, kumohon.
Jika terjadi sesuatu atau kau membutuhkanku, ini nomorku. 068xxxxxx
Jika kau tidak membawa ponselmu, pakai saja telepon rumah untuk menghubungiku atau siapapun orang yang perlu kamu hubungi.
PS: Kode rumahku 170796.
-Seulgi
Catatan kecil itu membuat hatinya tersentuh. Bisa-bisanya wanita yang bernama Jung Seulgi ini begitu percaya kepadanya. Memberitahukan nomor ponsel bahkan kode rumahnya. Untung saja Jaebum bukan orang jahat yang tertarik untuk mengambil harta benda di rumah ini atau berniat buruk kepada Seulgi.
Jaebum memutuskan untuk tidak pergi kemana pun. Dia ingin menghilang dulu dari kehidupannya. Mungkin bersembunyi di dalam rumah kecil ini untuk beberapa hari tidak ada salahnya. Lagipula wanita ini mudah sekali mempercayainya.
Tunggu, ada yang aneh pikir Jaebum.
Apa dia tidak menyadari bahwa Jaebum seorang selebriti? Selebriti yang namanya sedang ramai dibicarakan sekarang ini.
Jangan-jangan, Seulgi akan menyebarkan berita bahwa Jaebum sedang berada disini dan mengarang isu tak masuk akal tentang dirinya. Lalu Jaebum akan semakin banyak menerima kebencian dari orang-orang.
Mendadak Jaebum menjadi lebih waspada kepada Seulgi. Baiklah, Jaebum tidak akan pulang hari ini bukan karena ia ingin bersembunyi. Melainkan ia ingin memastikan bahwa Seulgi bukanlah orang jahat seperti pengakuannya.
Setelah berganti baju dengan sebuah baju kaus lengan pangan berwarna hitam dan memakan kimbab yang disediakan Seulgi, Jaebum melihat-lihat isi rumah itu. Tidak banyak yang bisa Jaebum perhatikan. Rumah ini begitu berbeda dengan apartemen mewahnya. Rumah berukuran yang kurang lebih 35 m2 itu terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang keluarga, satu dapur kecil, dan dilengkapi dengan beranda untuk menjemur pakaian.
Jaebum hendak membuka pintu beranda untuk melihat lingkungan sekitar. Tapi pintu itu terkunci. Ia menemukan secarik catatan kecil yang menempel di kaca pintu itu.
Maaf aku mengunci pintu beranda. Sungguh aku takut kau akan melakukan hal gila lagi.
Jaebum terkekeh melihat catatan itu. Seulgi bahkan memperhatikannya sampai seperti itu. Karena bosan, Jaebum menjatuhkan diri di atas sofa usang di ruang tamu.
"Rumah kecil ini tidak banyak menampung barang berharga. Bahkan sofa ini sudah tidak empuk." gumamnya.
Jaebum bosan. Aneh sekali sang empunya rumah tidak memiliki televisi. Apa Seulgi orang yang kolot hingga benda yang tak henti memberikan berita dan hiburan selama 24 jam saja tidak punya.
Sekali lagi, Jaebum mengamati isi rumah Seulgi dengan lebih seksama. Mulai dari dapurnya yang terlihat bersih. Deretan bumbu-bumbu masak Seulgi cukup lengkap. Jaebum bisa saja memasakkan sesuatu untuk Seulgi sebagai tanda terima kasihnya tapi sayangnya tak ada satu pun bahan makanan di kulkas. Di dalam kamar mandi, Jaebum memperhatikan merek sampo, sabun, dan pasta gigi yang Seulgi gunakan. Semuanya merek-merek murah yang mudah didapatkan di supermarket dan tentunya tidak pernah Jaebum pakai. Kamar tidur adik Seulgi didominasi dengan warna hitam dan putih. Meja belajarnya bersih dari buku atau barang lainnya kecuali satu bingkai foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Miraculous Thing, You
FanfictionJung Seulgi menjadi satu-satunya saksi dari titik terlemah seorang Cho Jaebum. Pertemuan itu menjadi awal terbelitnya takdir diantara mereka. Jaebum yang memiliki kekasih dan Seulgi yang tidak ingin berada dalam hubungan romantis, memutuskan untuk...