Jaebum menunggu kehadiran Seulgi, yang sudah memiliki janji dengannya, di dalam mobil sedan hitam miliknya. Ia baru saja kembali dari apartemennya setelah mengurus beberapa hal dengan manajernya, Kim Jeonghan. Benar saja, setelah kembali, Jaebum dimarahi habis-habisan oleh Jeonghan yang juga merupakan adik kelasnya semasa SMA dulu. Mulanya, malam itu saat Jaebum pergi dari rumahnya, Jeonghan masih bisa menghubungi Jaebum pada pukul delapan sehingga ia tidak tau bahwa Jaebum pergi dari apartemennya malam itu menuju sebuah lokasi yang sudah Jaebum selidiki sejak tiga hari yang lalu.
Keesokan harinya, seperti biasa, setiap pukul 10 pagi di hari rabu, Jeonghan datang ke apartemen Jaebum untuk memberikan jadwal agenda seminggu kedepan. Tapi ia hanya melihat ponsel Jaebum tergeletak di meja ruang tamu. Jeonghan terus mencari artisnya ke semua tempat yang mungkin disinggahi, sampai hari ke-empat dia mencari, Jaebum tak dapat ditemukan dimana pun. Jeonghan sangat khawatir terjadi sesuatu yang buruk kepada Jaebum. Ia tahu Jaebum pergi saat kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Bisa hancur hatinya jika alasan Jaebum sulit ditemukan karena hyung-nya telah nekat berbuat hal gila. Ironisnya, memang itu yang persisnya dilakukan Jaebum.
"Kau hampir membuatku kehilangan pekerjaan, Hyung!" Seru Jeonghan dari balik stirnya setelah dia mendengar cerita lengkapnya dari Jaebum.
"Kau tinggal cari saja artis lain yang tidak bermasalah sepertiku. Mudah, kan?" Jaebum menanggapi Jeonghan dengan candaan dengan maksud untuk mencairkan suasana. Jaebum menyadari kekhawatiran Jeonghan. Sebagai manajer juga adik kelas yang sudah mengenalnya sejak lama, Jeonghan merupakan orang yang peduli kepada Jaebum setelah ibunya. Memang malam itu dia sudah tidak waras. Ia tidak memikirkan bagaimana perasaan ibunya, Jeonghan, dan mungkin Ashley, jika kekasihnya itu masih mencintainya, kalau dia benar-benar "pergi" malam itu.
"Hyung, aku tidak bercanda! Kau tidak boleh mati! Lain kali, aku akan memasang pelacak di tubuhmu."
Jaebum terkekeh mengingat Jeonghan yang terus menggerutu pada hari itu.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk kaca jendela mobilnya. Seulgi sudah berdiri disana. Jaebum menurunkan jendela mobilnya dan memandangi Seulgi sedikit lama. Seulgi mengenakan kemeja flanel dengan celana denim serta sepatu converse-nya. Sebuah syal warna coklat muda melingkari lehernya. Mungkin karena Jaebum lebih sering melihat Seulgi dengan kemeja kerjanya atau kaus berbagai warna yang sering dipakai Seulgi saat di rumah, hari ini aura Seulgi terasa berbeda. Padahal baru seminggu Jaebum tidak melihat Seulgi tapi rasanya sudah lama sekali.
"Masuklah." Ujar Jaebum yang sudah membukakan kunci pintu mobil.
Seulgi masuk dan mendudukan dirinya dengan nyaman di kursi penumpang sebelah Jaebum.
"Mau mendengarkan musik?" Jaebum menyalakan mobilnya dan memutar stir menuju jalanan.
Seulgi menunjuk airpod di telinganya. Dia sudah mendengarkan sesuatu ketika berjalan keluar dari rumahnya.
Jaebum melirik Seulgi dengan cepat. "Bukankah lebih baik kita mendengarkannya bersama?"
Jaebum sedikit kecewa melihat Seulgi yang menggelengkan kepalanya. Seulgi tak ingin berbagi dengannya apa yang tengah ia dengar. Terpaksa Jaebum menikmati sendiri lagu "Morning Breeze" dari band Utopia. Hari ini dia ingin menemani wanita ini berbelanja kebutuhan sehari-harinya. Bukan Seulgi yang meminta tapi Jaebum sendiri yang menawarkan diri. Dia ingin melakukan sesuatu untuk setidaknya dapat membalas sedikit kebaikan Seulgi. Seulgi sudah berbaik hati menampung dan melindungi keberadaannya selama empat hari. Tidak, bukan hanya itu, tindakan Seulgi yang tak ragu untuk menahannya melakukan hal gila, justru itulah yang sulit sekali bahkan tak mungkin Jaebum balas.
"Jadi apa yang ingin kau beli?" Tanya Jaebum sambil mendorong troli belanja saat mereka sudah sampai di supermarket.
"Aku sudah menyiapkan daftarnya. Tenang saja, kita tak akan lama." Ucap Seulgi memimpin jalan mengarah ke bagian sayur dan buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Miraculous Thing, You
FanfictionJung Seulgi menjadi satu-satunya saksi dari titik terlemah seorang Cho Jaebum. Pertemuan itu menjadi awal terbelitnya takdir diantara mereka. Jaebum yang memiliki kekasih dan Seulgi yang tidak ingin berada dalam hubungan romantis, memutuskan untuk...