Sepulang dari Ansan, Seulgi merasa hidupnya lebih ringan. Mengizinkan Jaebum untuk ikut pergi ke Ansan bersamanya merupakan keputusan yang tepat. Baru-baru ini, Seulgi mendengar dari Eunha bahwa Jaebum sengaja mempertemukannya dengan Wonwoo di pemakaman orang tua mereka. Hari itu, Jaebum menelpon Eunha dan bertanya kapan tepatnya Wonwoo akan pergi ke Ansan. Jaebum menceritakan rencananya kepada Eunha dan Eunha dengan senang hati membantu Jaebum. Dan berkat inisiatif dua orang yang peduli kepada kakak-beradik itu, Seulgi dapat menjalani hidupnya tanpa rasa penyesalan dan bersalah lagi.
Sebelum berangkat bekerja, Seulgi menyempatkan waktu untuk sedikit membersihkan ruang tengah apartemen Jaebum. Jaebum yang melihat itu segera bergegas menghampiri Seulgi dengan sebuah kertas warna hitam di tangannya.
"Kan sudah kubilang, kau tak perlu repot-repot membersihkan apartemen ini. Nanti aku akan memanggil cleaning service."
Seulgi mengehntikan aktivitasnya sejenak. "Entahlah, aku suka melakukan ini. Aku suka bersih-bersih dan melihat ruangan bersih karena hasil kerjaku. Jadi biarkan aku melakukan ini ya."
Jika alasannya seperti itu, Jaebum tak punya pilihan selain membiarkan Seulgi melakukan hal yang ia suka, "Tapi jangan memaksakan dirimu."
"Ini ada surat undangan untukmu."
Kertas hitam itu berpindah ke tangan Seulgi. Perempuan itu membaca tulisan warna emas yang tercetak di kertas itu.
"Oke, aku bisa menghadirinya. Tapi aku tidak punya pakaian yang pas untuk pergi acara ini. Apalagi acaranya nanti malam, aku tak ada waktu untuk membeli pakaian." Setelah membaca undangan pertemuan makan malam para pemegang sahan NJK entertainment, Seulgi terpikir pakaian yang pantas ia kenakan untuk mendampingi Jaebum datang ke acara mewah itu. Seulgi tak punya gaun cantik atau semacamnya yang pantas dikenakan ke acara itu.
"Kau tak perlu khawatir, salah satu penata gayaku akan datang untuk mendandanimu. Aku akan menjemputmu jam 7 malam. Sampai nanti, Seulgi-ya."
***
Yoora, penata gaya Jaebum, tersenyum kegirangan melihat hasil kerja tangannya yang terpoles di wajah Seulgi. Yoora tak perlu terlalu bekerja keras untuk menambah riasan disana-sini karena wajah istri bosnya secara natural sudah bisa menampilkan keindahan fitur wajahnya. Tidak seperti standar kecantikan wanita korea pada umumnya, Seulgi mempunyai mata monolid yang menambah pesonanya. Biasanya rata-rata wanita Korea berharap dapat mempunyai lipatan di kelopak mata mereka agar mata mereka terlihat lebih besar dan menarik.
Jaebum datang dalam balutan setelan abu-abu dengan kemeja hitam corak putih yang sudah dipilihkan Yoora sebelumnya. Dua kancing teratas kemejanya sengaja tak ia pasang. Ia memakai kalung untuk menambah kesan semi formal pada tampilannya. Walaupun acara yang akan ia hadiri termasuk acara formal, tapi Jaebum tak ingin tampak terlalu kaku.
"Bagaimana Yoora? Sudah selesai dengan pekerjaanmu?" Tanya Jaebum saat melihat Yoora keluar dari kamar Seulgi.
"Hei, kau harus menjaga istrimu sepanjang acara nanti. Sepertinya akan banyak yang memandangi istrimu." Yoora mengedipkan sebelah matanya kepada Jaebum. Jaebum tak mengerti apa maksudnya.
"Ayo berangkat." Seru Seulgi keluar dari kamarnya.
Penampilan Seulgi membuat Jaebum tak dapat mengalihkan pandangannya. Rambut panjang hitam Seulgi dibiarkan terurai. Riasannya membuat Seulgi semakin terlihat cantik. Tidak, bahkan tanpa riasan pun, Seulgi sudah cantik. Seulgi membawa tas kecil berwarna hitam di tangannya.
Seulgi terus berjalan meninggalkan Jaebum yang terpaku di tempatnya. Jaebum memukul pelan pipinya mengembalikan fokus dari bayang-bayang wajah Seulgi. Baru beberapa langkah Jaebum menyusul Seulgi, ia terkesiap dengan pemandangan yang disuguhkan di hadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Miraculous Thing, You
FanfictionJung Seulgi menjadi satu-satunya saksi dari titik terlemah seorang Cho Jaebum. Pertemuan itu menjadi awal terbelitnya takdir diantara mereka. Jaebum yang memiliki kekasih dan Seulgi yang tidak ingin berada dalam hubungan romantis, memutuskan untuk...