14. Her Past and The Reconciliation

43 5 0
                                    

Warning: Suicide trigger!!!


Baju seragam sekolah yang basah oleh keringat itu lagi-lagi menjadi sumber kekesalan Misun. Entah apa yang membuat puteranya itu lebih senang menggunakan seragam sekolah untuk bermain bola bersama teman-temannya ketimbang jersey bola yang ia belikan.

"Wonwoo-ya, kan sudah ibu bilang, jangan pakai seragam jika kamu bermain bola. Baju seragammu itu nanti cepat rusak." Ucap Misun sambil membawa baju seragam Wonwoo yang tadi ia ambil dari keranjang baju kotor.

"Ibu, tahun depan juga aku lulus. Seragam itu juga tidak akan aku pakai lagi kan."

Misun menghela napasnya, selalu ada alasan Wonwoo untuk menjawab ucapannya.

"Pokoknya jika sekali lagi ibu menemukan seragammu basah seperti ini, ibu tidak akan memasukkan ke dalam mesin cuci."

"Iya, baiklah Bu." Wonwoo setengah hati mengiyakan perintah ibunya. "Oiya Bu, besok aku tidak mau ikut ke Busan."

"Wonwoo-ya, kita sudah membahas ini kan tadi malam, kamu ikut. Lagipula ini kita hanya akan menginap sehari lalu besoknya kita langsung pulang. Memangnya kamu tidak mau melihat nunamu tampil?"

Wonwoo menggeleng, "Tidak tuh, aku tidak penasaran dengan penampilan Jung Seulgi."

Misun memukul punggung putranya dengan seragam sekolah di tangannya. "Yak! Jangan seperti itu dengan nunamu. Dia sudah berlatih siang malam untuk penampilan itu. Jadi kita harus datang menontonnya."

"Betul kata ibumu, kita harus datang mendukung kakakmu. Jadi besok bersiaplah dari pagi agar kita tidak terlambat." Juwon menyahut dari ruang keluarga. Daritadi keributan ibu dan anak ini mengganggu ia menonton acara televisi.

"Baiklah. Tapi ayah dan ibu janji ya, nanti juga harus datang menonton pertandinganku."

"Iya, itu sudah pasti. Sudah sana, sekarang mandi dulu."

Wonwoo tersenyum kecil. Dia memang sedikit merengek memohon untuk tidak ikut bersama orang tuanya ke Busan melihat penampilan bernyanyi Seulgi. Seulgi mengundang keluarganya untuk hadir di konser yang diadakan Esem entertainment, agensi dimana Seulgi menjadi trainee. Di konser itu, Seulgi akan menjadi penari dan penyanyi latar untuk para penampil. Jika beruntung, Seulgi juga bilang dia akan dikenalkan sebagai salah satu trainee Esem. Mendengar hal itu, Misun dan Juwon sungguh antusias untuk melihat putri mereka di atas panggung.

Perkataan Wonwoo tadi soal tidak penasaran dengan penampilan Seulgi itu tidak benar. Sebenarnya alasan Wonwoo tidak ingin ikut ke Busan adalah dia memiliki jadwal latihan bersama klub bola yang ia ikuti untuk persiapan turnamen musim gugur nanti. Tapi Seulgi yang sudah berada di Busan sejak tiga hari lalu, terus mengirimkan pesan singkat kepada Wonwoo memintanya ikut datang ke Busan. Terpaksa, ia meminta izin ke pelatihnya untuk mengambil libur selama dua hari.

Aku akan datang. Aku sudah mengorbankan waktu latihanku, jadi sebaiknya nuna memberikan penampilan yang terbaik. Fighting!

Begitu isi pesan Wonwoo kepada Seulgi pagi hari sebelum kejadiaan naas menimpa keluarganya.

***

Hari itu, dari atas panggung Seulgi tidak melihat kehadiran keluarganya. Menjelang akhir acara pun, Seulgi masih tak melihat orang-orang yang sangat ia inginkan hadir di acara ini. Sampai seorang staf mengabarkan sebuah berita tak teduga kepadanya, menyebabkan ia tak jadi naik ke atas panggung untuk diperkenalkan sebagai bagian dari trainee Esem entertainment.

Hiks hiks

Suara tangis perempuan terdengar di rumah duka. Ia hanya berdiri sendiri disana menerima para tamu yang datang. Adik laki-lakinya masih terbaring di rumah sakit sehingga tak dapat ikut dalam pemakaman kedua rang tua mereka.

A Miraculous Thing, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang