22. Now, she Just Part of My Memories

52 5 0
                                    

Jaebum tidak bisa memeluk tubuh wanita ini. Pun jika ia melakukannya, hatinya akan semakin merasa bersalah kepada wanita lain. Jadi ia hanya bisa membiarkan tangis wanita ini mereda dengan sendirinya. Sebelumnya di tempat parkir acara listening party, secara spontan tubuhnya merengkuh Ashley karena wanita itu tiba-tiba menangis saat Jaebum mengatakan, "Ashley, maaf aku tak bisa kembali padamu."

Jaebum sadar jika perbuatannya itu dapat mengundang rumor tak mengenakkan tentang dirinya dan Ashley, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke apartemen Ashley dan menyelesaikan perkara hubungan mereka sampai tuntas. Cukup lama sejak terakhir Jaebum dan Ashley berjumpa secara langsung karena mereka kesulitan mencocokkan jadwal. Selama ini mereka hanya bertukar kabar melalui pesan singkat di aplikasi ponsel mereka. Saat ada kesempatan untuk bertemu, Jaebum ingin mengakhiri hubungannya dengan Ashley tanpa menundanya lagi. Suatu keputusan yang sudah ia pertimbangkan dengan matang.

"Apa benar hubungan kita sudah tidak ada harapan?" Tanya Ashley di sela tangisnya.

Jaebum mengangguk, "Maaf."

"Aera-ya, apa kau merasakan ada yang hilang dari hubungan kita?"

Ashley menggelengkan kepalanya tak mau jujur dengan kebenaran dalam pertanyaan Jaebum.

"Kalau begitu, aku ganti pertanyaannya. Apa kau mau mempertahankan hubungan yang sudah tidak ada kenyamanan di dalamnya? Apa kau ingin terus berkencan padahal kau sadar bahwa kita bertemu hanya sekedar untuk memenuhi tugas kita sebagai sepasang kekasih?"

"Tapi aku tidak begitu! Aku...aku..." Kalimat Ashley tersendat atas serangan fakta yang Jaebum lemparkan kepadanya. Ashley tidak ingin melepaskan Jaebum. Jaebum, pria ini sudah mengisi hari-hari Ashley selama empat tahun lamanya. Banyak memori manis yang telah ia buat bersama pria bermata monolid ini. Mereka juga tak pernah bertengkar dan Jaebum selalu memperlakukannya dengan baik. Tapi karena keegoisannya, hubungan ini menjadi rusak dan sangat sulit untuk diperbaiki.

Ashley ingin sekali menyalahkan Seulgi atas keputusan Jaebum ini. Wanita itu seharusnya hanya mampir sebentar dalam hidup Jaebum. Tapi jauh, jauh di dasar hatinya, Ashley akui penyebab rusaknya hubungan ia dan Jaebum bukan karena kehadiran Seulgi. Hubungan mereka sudah rusak sebelum Seulgi masuk diantara mereka. Ashley yakin sekali Jaebum tetap akan kembali kepadanya setelah kesepakatan antara Jaebum dan Seulgi berakhir. Sehingga dia menganggap hubungan mereka baik-baik saja, menjadi sangat sibuk, dan hanya meluangkan sedikit waktu untuk Jaebum, sampai ia lupa bahwa ada wanita lain di sisi Jaebum yang mengisi perannya, peran yang tidak dapat ia lakukan dengan baik. Jika Ashley menjadi Jaebum, Ashley pun juga sudah pasti lebih memilih seseorang yang selalu hadir untuknya, terlebih orang itu juga adalah orang yang baik.

Bukankah hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menghargai dan mencintai? Mungkin Ashley masih mencintai Jaebum, tapi ia tak lagi dapat menghargai kehadiran pria itu.

Suara isakan Ashley mengisi keheningan dini hari di ruang tamunya. Jaebum membawakan dua barang yang paling dibutuhkan Ashley saat ini, segelas air dan sekotak tisu.

"Jadi hubungan kita berakhir seperti ini, ya." Ashley tak dapat menyembunyikan kesedihan di wajahnya. Ia meraih tisu yang diserahkan oleh Jaebum.

"Iya. Maaf." Ucap Jaebum. Kata 'maaf' menjadi kata favoritnya semalaman ini karena ia tak tahu kata apa yang lebih baik dari 'maaf' untuk mengekspresikan penyesalannya.

"Sebenarnya, aku sudah menduga cepat atau lambat hubungan kita akan berakhir. Seharusnya aku tidak menangis tapi ternyata mendengar itu langsung dari mulutmu, rasanya menyakitkan ya." Ashley menghapus air matanya. Ia sudah lelah menangis selama dua jam lamanya.

Jaebum tak merespon dan menatap mata Ashley yang telah memerah juga sembab.

"Aku tahu, hubungan kita sudah tidak lagi sama sejak aku menghilang dan mengabaikanmu. Padahal waktu itu kau sangat-sangat membutuhkanku. Aku merasa bersalah tapi aku juga tidak dapat melakukan apa-apa."

A Miraculous Thing, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang