Daftar barang belanja yang dikirimkan oleh bosnya itu tampak janggal bagi Jeonghan. Ada berbagai macam merk vitamin, obat sakit kepala, penurun demam dan pereda mual, sekotak es krim, serta yang paling aneh dari semua itu adalah susu ibu hamil. Untuk apa Jaebum menyuruhnya membeli susu ibu hamil? Memangnya siapa yang hamil? Masa susu itu untuk Seulgi? Memikirkan hal itu membuat Jeonghan tertawa saking absurd pemikirannya.
Atau jangan-jangan, Jaebum sudah membuat masalah dengan menghamili Ashley? Pemikiran ini membuatnya bergidik ngeri membayangkan akan betapa pusingnya dia mengatasi masalah itu.
Jeonghan membuka pintu apartemen Jaebum dan meletakkan barang belanjaannya di atas meja dapur.
"Hyung!" Panggil Jeonghan. "Aku sudah membeli semua kebutuhanmu." Tapi ia tak mendengar jawaban dari Jaebum. Ia naik ke lanatai dua untuk mencari Jaebum di kamarnya.
"Hyung!" Jeonghan langsung membuka pintu dan mendapati Seulgi yang terduduk lemas di atas sofa.
"Seulgi-ssi?" Heran Jeonghan melihat Seulgi di dalam kamar Jaebum. "Dimana Hyung?"
"Oh Jeonghan-ssi. Syukurlah kau sudah datang. Dia sedang di dalam kamar mandi."
Jeonghan mengarahkan pandang ke kamar mandi yang tidak tertutup dan melihat Jaebum yang berdiri tertunduk di depan wastafel.
"Kau kenapa, Hyung?"
Jaebum mengelap wajahnya. Ia baru saja mencuci wajahnya. Kepalanya sangat berat saat ia bangun dari tidur. Ketika Seulgi memeriksa suhu badannya, ia mengalami demam.
Jaebum menyesal mengapa ia harus jatuh sakit saat Seulgi membutuhkannya. Sehingga ia memutuskan menghubungi Jeonghan untuk meminta bantuan membeli beberapa obat yang biasa ia minum jika mengalami demam. Obat itu sudah lama tak ia konsumsi karena sudah lama sekali sejak terakhir ia mengalami demam. Saat ia sakit biasanya ibunya akan datang ke apartemen dan merawatnya. Tapi dengan kondisinya sekarang dan Seulgi yang juga sedang hamil, meminta ibunya datang hanya akan membuat ia semakin kesulitan. Pasti akan butuh waktu yang lama untuk menjelaskan kepada ibunya soal Seulgi yang sedang mengandung anaknya, padahal yang ibunya ketahui, ia akan segera bercerai.
"Kau sudah membeli semua pesananku?"
"Iya, kutaruh di bawah. Tapi kau sakit, Hyung? Bagaimana dengan acara jumpa penggemar di Myeongdong dua hari lagi?" Tanya Jeonghan mengingat jadwal Jaebum terdekat. Jika soal masalah di agensi, ada dirinya yang dapat menggantikan Jaebum, tapi jika terkait jadwal Jaebum sebagai artis, tak mungkin Jeonghan gantikan. Nasib baik, sampai dua hari lagi, Jaebum tidak punya jadwal tampil kecuali jadwal latihan dan rehearsal showcase.
"Jika aku beristirahat, kurasa aku masih bisa menyelenggarakan acara itu. Jadi tolong, sekarang kau atur jadwalku ke depan, setelah acara fansign itu, kurasa aku butuh mengatur jadwal denganmu. Aku tidak ingin mengambil terlalu banyak pekerjaan."
Jeonghan mencatat semua itu di kepalanya. "Oke, aku ambilkan dulu obatmu di bawah."
Saat hendak mengambil obat Jaebum, Jeonghan melihat Seulgi sudah berada di dapur mengambil air minum.
"Permisi Seulgi-ssi, kau juga sakit?" Tanya Jeonghan yang menyadari muka pucat Seulgi.
"Ah, iya Jeonghan-ssi, aku kurang enak badan. Terima kasih sudah membelikan pesanan Jaebum."
Jeonghan memutuskan menanyakan hal yang menggangu pikirannya kepada Seulgi, sepertinya jika bertanya pada Jaebum, ia pasti langsung disuruh pulang. "Oh iya, itu...kau tahu mengapa Hyung membeli susu ibu hamil? Aku merasa aneh itu ada di daftar pesanan Hyung."
Seulgi kebingungan menjawab Jeonghan. Ia tak tahu jika Jaebum juga menitipkan itu dalam pesanannya.
"Seulgi-ssi, aku perlu tahu apa Hyung sedang membuat masalah atau tidak. Aku tidak akan memberitahu Hyung jika kau yang memberitahuku, tenang saja." Jeonghan berusaha meyakinkan Seulgi untuk memberikannya jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Miraculous Thing, You
FanfictionJung Seulgi menjadi satu-satunya saksi dari titik terlemah seorang Cho Jaebum. Pertemuan itu menjadi awal terbelitnya takdir diantara mereka. Jaebum yang memiliki kekasih dan Seulgi yang tidak ingin berada dalam hubungan romantis, memutuskan untuk...