Sebelum memasuki hari-hari yang semakin dingin, Mark mengajak kekasihnya untuk berlibur selama tiga hari di pulau Jeju. Sudah lama sekali sejak mereka terakhir berlibur bersama. Apalagi Wendy dan Mark akan disibukkan dengan kegiatan mereka di awal tahun nanti sehingga mereka setuju untuk melakukan liburan singkat ini. Dibanding benar-benar menghabiskan tiga hari berdua saja, Wendy punya ide lain. Ia ingin mengajak Seulgi dan Jaebum untuk ikut berlibur bersama mereka. Mulanya Mark keberatan, tapi Wendy terus membujuk Mark dan mengatakan liburan ini akan jadi liburan pertamanya bersama Seulgi. Selama masa trainee mana sempat ia berpikir untuk berlibur bersama Seulgi. Akhirnya Mark mengiyakan keinginan kekasihnya dan disinilah mereka berempat, berjalan-jalan di pantai Iho, Jeju.
Seulgi berjalan di depan bersama Wendy sedangkan pasangan mereka mengekor di belakang mereka.
"Mark! Tolong fotokan kami!" Wendy memberikan ponselnya kepada Mark dan menarik Seulgi untuk berpose dengan latar belakang pantai yang tenang dihiasi langit senja, sangat indah. Angin akhir musim gugur juga berhembus pelan membelai surai dua perempuan itu.
Mark setengah hati melakukan apa yang diminta Wendy. Wendy dan Seulgi tersenyum ke arah kamera.
Setelah mengambul beberapa foto, Wendy mendatangi Mark untuk melihat hasil jepretannya.
"Yak! Kenapa begini? Ulang lagi!" Wendy kesal dengan hasil jepretan Mark yang tidak fokus. Melihat Mark masih tidak berniat mengambil foto dengan baik, Jaebum mengambil ponsel itu.
"Biar aku saja."
Jaebum berusaha semampunya untuk mengambil foto dengan sudut terbaik. Dia sudah biasa melakukan ini saat masih berkencan dengan Ashley. Sama seperti Wendy, Ashley akan marah jika hasil fotonya tidak bagus.
Wendy mengambil ponselnya dan melihat-lihat hasil jepretan Jaebum. Sudah paham dengan keinginan perempuan, Jaebum mengambil banyak foto dan membiarkan Wendy memilih mana foto paling bagus menurutnya.
"Wah Jaebum-ssi kau pandai memotret. Tidak seperti seseorang yang aku kenal." Cibir Wendy kepada Mark.
Jaebum cengar-cengir mendengar pujian Wendy.
Wendy lalu menggandeng tangan Seulgi dan kembali berjalan bersamanya.
"Lihatlah," Mark menatap punggung Wendy dan Seulgi yang menjauh. "kita jadi terlihat seperti bodyguard yang mengikuti mereka berkencan."
Jaebum tertawa kecil, ia setuju dengan Mark. "Benar, tapi biarkan saja mereka bersenang-senang. Besok kita akan memiliki banyak waktu bersama mereka." Rencana liburan mereka, hari pertama mereka akan melakukan double date yang nyatanya hanya Seulgi dan Wendy yang "berkencan", baru pada hari kedua mereka akan menghabiskan waktu dengan pasangan masing-masing.
"Kalau begitu kita juga harus menikmati waktu kita," Ucap Mark merangkul lengan Jaebum. Jaebum menatap Mark dengan jijik.
"Sepertinya kau terlalu sering menghabiskan waktu dengan Jackson. Otakmu jadi sedikit bergeser." Jaebum menarik lengannya dan melengos pergi meninggalkan Mark. Jackson, salah satu teman sesama selebriti yang akrab dengan mereka, memang mempunyai sikap yang sedikit unik. Mungkin Mark tertular oleh kegilaan Jackson karena terlalu sering pergi minum bersama.
***
"Seul, bagaimana hadiah pernikahan dariku? kau sudah memakainya?" Tanya Wendy sambil mengedipkan sebelah matanya.
Pipi Seulgi merona mengingat hadiah yang diberikan Wendy. Sebuah pakaian malam berwarna abu-abu dari merek ternama Wendy pilih karena ia pikir itu adalah hadiah pernikahan paling bermanfaat yang dapat diberikan.
"Itu...hadiahnya cantik. Terima kasih, Wendy. Tapi aku belum sempat memakainya."
"Ah, kau pasti menunggu saat yang tepat kan untuk menggunakannya? Gunakan dan lihat bagaimana reaksi Jaebum nanti. Aku memilihkan desain yang terbaik." Wendy menyenggol bahu Seulgi. Seulgi hanya dapat mengangguk dan tersenyum getir. Seandainya saja Wendy tahu, Seulgi sama sekali tak berniat menggunakan baju kurang bahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Miraculous Thing, You
FanficJung Seulgi menjadi satu-satunya saksi dari titik terlemah seorang Cho Jaebum. Pertemuan itu menjadi awal terbelitnya takdir diantara mereka. Jaebum yang memiliki kekasih dan Seulgi yang tidak ingin berada dalam hubungan romantis, memutuskan untuk...