Perubahan sikap Jaebum yang tidak lagi dingin kepadanya, membuat Seulgi merasa usahanya mulai menunjukkan hasil. Sejak malam itu, sikap Jaebum perlahan mulai melunak. Jaebum mulai mengajaknya berbicara dan berdiskusi tentang lagu-lagu yang sedang ia kerjakan. Walaupun begitu, Jaebum masih sedikit terasa menjaga jarak dengannya. Jaebum juga kembali menemani Seulgi menemui anak-anak di panti asuhan yang hampir sebulan ini tak sempat ia lakukan karena tragedi penculikan dan pemulihan dirinya pasca peristiwa itu.
"Terima kasih telah datang menggantikanku mengunjungi anak-anak dan juga para kucing. Para penjaga panti dan staf merasa senang dengan kehadiranmu. Mereka juga menyampaikan terima kasih karena sudah mau menjadi donatur tetap di yayasan mereka. Terima kasih, Jaebum-ah." Ucap Seulgi setelah ia mendengar cerita dari penjaga panti dan staf penampungan hewan. Ia juga berterimakasih karena Jaebum menjelaskan kepada para penjaga panti dan staf penampungan hewan jika ia sedang melakukan sesuatu yang lain sehingga beberapa waktu tidak dapat datang bersama Jaebum.
Jaebum yang sedang mengutak-atik aransemen lagu di komputer menghentikan kegiatannya sejenak. "Aku melakukannya bukan karenamu. Aku juga menyayangi anak-anak dan kucing-kucing, makanya aku datang."
Seulgi terkekeh, "Iya, aku tahu."
Jaebum dan Seulgi sedang berada di studio Jaebum. Jaebum mengajak Seulgi untuk mendengarkan lagu-lagu di album terbaru yang sedang ia siapkan.
Suatu kehormatan bagi Seulgi dapat menjadi pendengar pertama lagu terbaru dari salah satu penyanyi favoritnya.
"One two three..." Jaebum memulai nyanyiannya.
Seulgi menikmati dan menyukai lagu itu. Melodinya mengalun lembut namun liriknya cukup menyedihkan. Liriknya bercerita tentang hubungan sepasang kekasih yang tidak lagi terasa menyenangkan karena sang wanita dan sang pria sama-sama mencari suatu hal yang pasangannya tidak miliki. Hubungan itu jelas tidak lagi membawa kenyamanan, tapi, baik sang pria atau wanita tidak mau mengakui jika mereka sudah terjebak dalam hubungan yang beracun.
"Salah satu dari mereka harus berani untuk memutuskan hubungan itu. Pasti kedua pihak saling menyakiti dan tersakiti tanpa mereka sadari."
Gumaman Seulgi terdengar oleh Jaebum, membuatnya tertegun. Wanita ini seperti menyadarkannya untuk melakukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan. "Iya kau benar. Mereka hanya saling menyakiti. Lagipula si pria sudah menemukan wanita baru yang dia sukai dan wanita itu juga menyukainya."
"Aku kasihan dengan kekasih pria itu. Kalau begitu, si pria-lah yang harus memutuskan hubungan itu. Jika dibiarkan, semakin lama, pria tersebut akan menyakiti hati kedua wanita itu." Seulgi bersimpati dengan perasaan kekasih tokoh pria dalam lirik lagu Jaebum. Mungkin sang wanita sangat mencintai sang pria sampai ia enggan mengakui bahwa hubungan mereka sudah tidak lagi sama.
Jaebum mendesah berat.
"Ada apa?" Tanya Seulgi keheranan melihat Jaebum yang terlihat lesu.
Tak ada jawaban dari Jaebum. Pria itu sibuk menatap layar komputernya.
"Apa kau mau bernyanyi lagi?" Tanya Jaebum mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Aku bisa bernyanyi kapan saja jika aku mau, Jaebum-ah." Jawab Seulgi yang merasa aneh dengan pertanyaan Jaebum.
"Maksudku, apa kau mau menjadi rekan duetku untuk lagu ketujuh di album ini? Kurasa kita punya kecocokan sebagai pasangan duet."
Bohong jika Seulgi tak berdebar mendengar tawaran Jaebum. Tawaran Jaebum seperti menggali impian lamanya yang sudah terkubur, menjadi seorang penyanyi.
"Aku mau. Tapi aku tak punya banyak pengalaman sepertimu. Jadi tolong bersabar, aku akan melakukan banyak kesalahan." Seulgi tak yakin dengan kemampuannya yang dirasa tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Jaebum.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Miraculous Thing, You
FanfictionJung Seulgi menjadi satu-satunya saksi dari titik terlemah seorang Cho Jaebum. Pertemuan itu menjadi awal terbelitnya takdir diantara mereka. Jaebum yang memiliki kekasih dan Seulgi yang tidak ingin berada dalam hubungan romantis, memutuskan untuk...