PROLOG

4.4K 200 6
                                    

"Gua suka sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gua?" Ungkapan yang sudah dilatih berhari-hari, akhirnya keluar juga dari mulut seorang gadis remaja dengan rambut sebahu. Kedua kuku jari saling bergesekan, sementara sepasang matanya menatap penuh harap kepada seorang teman sekelas yang sudah disukainya sejak kelas 2 SMP.

Anak laki-laki itu mengusap tengkuk, tampak bimbang karena ini kali pertamanya mendengar pernyataan cinta dari seorang perempuan secara langsung. Biasanya, sesi penembakkan seperti ini pasti dimulai dari dirinya terlebih dahulu agar terlihat jantan. Ah, untuk saat ini, ia jelas tidak bisa menerima perasaan temannya.

"Hmmm. Maaf, gua nggak bisa. Ada orang lain yang gua suka."

Hatinya mencelos kecewa. Namun, gadis itu tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. "Emang lo suka sama siapa?"

"Adik kelas. Lo nggak kenal."

Gadis itu menunduk dengan wajah murung setelah mendengar jawaban.

Beberapa detik, mereka saling bergeming tanpa sepatah kata. Anak laki-laki itu menghela napas panjang dan berkata, "Maaf," satu kali lagi, kemudian berjalan menuju kelasnya.

Sepanjang perjalanan, ia mendesah. Hal itu dikarenakan timbulnya sebuah ganjalan dalam hatinya. Sebenarnya, ada kebohongan kecil di antara kata-katanya tadi.

Garis Romansa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang