Hutan dan Kisah Awal

111 15 8
                                    

Pernahkah kalian bermimpi tentang hal yang jauh lebih buruk daripada kematian? Atau

Pernahkah kalian berpikir, mungkin diluar sana. Jauh ditempat yang tidak pernah kalian pikirkan, seseorang tengah mengawasi kalian dan menunggu waktu yang tepat untuk merenggut kehidupan kalian, kemudian menghancurkannya hanya dalam waktu satu malam.

Dunia banyak menyimpan misteri didalam-nya. Mulai dari yang menyenangkan hingga mengerikan, tapi tentu saja dunia tidak akan pernah menghakimi kalian seperti manusia menghakimi manusia lainnya.

Pelajaran tentang memberi luka tidak diciptakan oleh sebatang pohon muda, nyatanya selama ini setiap luka tercipta karena manusia. Manusia ialah perusak handal dalam segala hal, mereka merusak alam semesta dan makhluk hidup didalam-nya. Tapi apakah kita menjadi salah satunya? Andil apa yang sudah kita perbuat hingga masa kadaluwarsa bumi terasa begitu dekat.

Setiap pekatnya mencekik, gelapnya menukik, dan dinginnya mengusik. Dia adalah salah satu korbannya, anak kecil dengan masa kanak-kanak yang suram. Hidupnya hancur berantakan, dia tidak punya apapun selain dirinya. Lalu satu keajaiban datang, dan dia menang. Kini dialah  pemenang, tak perlu lagi tergagap mencari pegangan dalam kegelapan, tak ada lagi suara pilu perut keroncongan, kini apapun hal baik dan buruk di dunia semua itu berada dalam genggamannya. Lalu dari sinilah semua bermula, kisah mereka dan luka-lukanya.

Dunia yang awalnya begitu indah kini menjadi mimpi buruk bagi Puri dan ke-empat temannya.
Minggu lalu rasanya mereka masih asik berlari di bibir pantai. Tertawa bersama menikmati masa muda yang katanya tidak datang dua kali, dalam gemuruh suka cita. Mereka tertawa diantara hangatnya sang surya. Dengan langkah riang tanpa perlu khawatir akan hari esok datang, mereka mengira semua akan sama indahnya. Meski dengan luka terselip pada setiap insan, jeritan tawa akan sembunyikan setiap tangisnya.

Puri adalah salah satunya, remaja tanggung dengan rasa penasaran yang begitu besar. Ia lahir dan tumbuh disebuah kota pinggiran dekat dengan pantai. Lahir dan besar didekat pantai membuat puri tumbuh menjadi gadis yang sedikit keras. Dia gila tapi tidak mudah goyah, namun terkadang ia lemah dan mulai kehilangan sedikit arah. Butuh waktu beberapa saat untuk paham isi pikirannya, namun terkadang kalian akan dibuat tersesat dengan tatapan kosong matanya. Tawanya lahir kan gemericik pelan dedaunan dan tangisnya turunkan badai tak berkesudahan. 

Dia gadis yang tidak terlalu cantik tapi dia sangat amat menarik, kulit kuning langsat nya menyala dalam terang, rambut panjang bergelombang kering miliknya berkilau tandus dalam remang malam. Puri juga memiliki bekas luka kecil diatas alisnya, luka yang ia dapat saat pertama kali mengendari sepeda roda dua. Tepat pada saat ulang tahunnya yang ke-empat, didepan jalanan komplek yang agak berlubang. Kayuhnya terseok-seok dalam kepolosan. Saat itu panas terik dari matahari begitu mencekik dan riuh kicau semangatnya membakar dinding-dinding rumah komplek bercat putih kotor dengan membara.

Tidak ada yang tahu jika hari itu adalah hari tenang dan paling bahagia terakhir yang bisa mereka rengkuh, mereka masih terlihat amat bahagia. Para remaja tanggung dengan gaun-gaun lucu selutut-nya masih asik merekam video atau sekedar berfoto dengan fitur Instagram di ponsel pintar. Lalu saat lelah mendera mereka akan duduk bersila di atas tikar dengan berbagai minuman rasa khas pemanis buatan. Mereka amat menikmati setiap detik yang terlewat, bahkan bagi nala sekalipun. Gadis yang terkenal membenci segala sesuatu yang dapat mendatangkan penyakit. Untuk hari itu, hari khusus para gadis, nala menyeruput minuman rasa mangganya dengan senang.

Seperti pelangi menggantung di langit jingga. Semuanya tampak indah, sampai akhirnya sebuah mimpi buruk datang menghancurkan masa remaja mereka. Seperti gelap mendekap malam; mengerikan, mencengkam, dan sesak.  Memorak-porandakan dunia dan mimpi mereka, merenggut orang tua dan adik-adik mereka. Satu persatu dari mereka diseret ke dalam uji coba suatu permainan bodoh, yang sengaja dibuat untuk menguji sesuatu yang tidak mereka mengerti. Tragedi 19 April itu membuat puri kehilangan jati dirinya.

Game Over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang