Kunjungan Pertama

33 7 2
                                    

Puri merasa gelisah dalam tidurnya, ia merasa seperti ada mata jahat tengah mengamatinya. Menembus saluran pernafasannya dan menyumbat pori-pori terkecilnya. Puri akhirnya tersentak, nafasnya tersengal-sengal dan terkejut bukan main saat mendapati randu berdiri tepat disamping tempat tidurnya. Bercekak pinggang, pria itu mendengus pelan, puri sontak bangkit dan menutupi hampir seluruh bagian tubuh atasnya.

“Ada apa denganmu?” Randu melotot kesal saat sadar apa yang tengah gadis itu pikiran, “hei nak, aku bahkan tidak bernafsu hanya dengan melihat wajahmu.”
Berdecak kesal, randu melempar sepasang pakaian lengkap dengan sepatu ke arah puri. Gadis itu mengaduh kesakitan saat sepatu dengan sol tinggi mengenai lengan kirinya.

“Kenapa sih kau suka sekali mempersulit hidupku,” puri mengambil sepatu itu dan melemparnya ke sudut kamar menciptakan bunyi gedebuk keras, “dan apa yang kau lakukan pagi-pagi buta disini. Bukan kah seharusnya masih ada satu hari lagi kami terbebas darimu,” menyingkap selimutnya, puri bangun dan berdiri menantang randu.

“Perubahan rencana, siang ini akan ada tim tata rias yang datang untuk mempersiapkan kalian. Jadi sebaiknya kau ikut mengantre bersama yang lain untuk mandi.”

Kening puri mengerut bingung, apa randu baru saja bilang jika mereka akan didandani. Tim apa tadi katanya, tata rias? Apa ini semua lelucon, mereka kan bukan artis jadi untuk apa mereka berdandan.

“Apa kami akan di wawancarai?”

Randu tertawa terbahak-bahak, pria itu memegang perutnya sembari menendang lantai papan dibawah nya. Matanya menyipit dan pipinya sedikit menggembung, “wawancara, apa kau bercanda. Dengar gadis bodoh, kalian ada disini bukan untuk bermain peran,” mengelap sisi matanya yang berair, randu mulai memasang wajah seriusnya, “kau pasti ingin tahu kan, seberapa banyak lawanmu di arena nanti. Jadi inilah saatnya bagimu untuk mencari tahu siapa lawan yang harus kau waspadai dan mudah untuk kau bunuh,” mengangguk kecil, perlahan puri bangun dari ranjang pergi meninggalkan randu dengan membawa serta pakaian yang telah randu berikan.

Puri duduk dalam diam di depan pintu pondok, menanti kedatangan tim tata rias seperti yang randu katakan. Ia mencungkil sisa-sisa kotoran diujung kukunya menggunakan pisau, mencoba untuk sedikit tampil lebih bersih. Ia juga dapat melihat jika semua teman laki-lakinya tegang, mungkin ini kali pertama mereka akan didandani oleh orang asing. Meski tidak setegang teman-temannya, namun puri tetap saja merasa sedikit gelisah. Dia takut akan dibentuk dengan aneh, diberi perona yang terlalu terang atau lipstik merah seperti milik ibunya dulu. Ini juga akan menjadi pertama kali bagi mereka untuk kembali berinteraksi dengan orang lain. Kunjungan pertama mereka setelah sekian lama terisolasi.

Sekitar jam dua belas siang, saat semua orang sudah lelah menunggu. Bunyi baling-baling pesawat terbang menarik perhatian mereka, puri mendekati para laki-laki dan ikut berdiri disamping mereka. Menatap ke atas, dimana sebuah benda aneh mirip pesawat terbang memutar di atas pondok. Benda itu berbentuk seperti segitiga berwarna hitam pekat, dengan sayap kecil disetiap sisinya, ada jendela kecil disamping kiri dan kanan ruasnya, lalu ada dua roda kecil yang muncul saat pesawat itu hendak mendarat di bagian timur kamp mereka. Jiwa melirik puri yang tampak tenang disamping nya. Sudah hampir dua menit, ketika pintu bagian belakang pesawat itu terbuka dan muncul sekitar selusin orang dewasa berpakai ketat mengkilap berwarna merah menutupi seluruh bagian tubuh hingga kepala mereka. Seperti tudung yang menutupi kepala, yang terlihat hanyalah mata, mulut serta lubang hidung untuk bernafas. Mereka berlari dengan menjinjing tas besar berwarna putih, melempar benda itu ke atas dan secara ajaib sebuah tenda berukuran cukup besar berdiri kokoh di atas padang rumput. Setelah tenda itu berdiri, orang-orang aneh berpakaian merah itu mulai memasang patok besi di ke-empat sisinya. Memalunya menggunakan palu besi berukuran sedang, kemudian memasukkan beberapa benda seperti meja, kaca, kursi, dan beberapa benda lainnya yang tidak puri ketahui apa fungsi dan namanya. Kemudian setelah selesai dengan tugasnya, mereka kembali masuk ke dalam pesawat dan menghilang dibaliknya.

Game Over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang