First and Last

4.8K 284 41
                                    

Ini bonus part terakhir, semoga suka ya?

Sekali lagi, aku mau ucap terimakasih karena mau baca tulisanku sampai selesai juga yang selalu nunggu update anku. Juga maaf ya kalau makin kesini akunya makin lama update, apalagi yang ini kalian sampai harus nunggu dua minggu😭. Sekali lagi maaf, dan

Sampai jumpa di tulisan norenku yang lain ^^



Beberapa hari berlalu Renjun tak bertemu Jeno karena ia ikut dalam perlombaan berkuda yang tempatnya di luar kota, dan Jeno memang tak bisa melihatnya dan menemaninya karena memiliki banyak pertemuan penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari berlalu Renjun tak bertemu Jeno karena ia ikut dalam perlombaan berkuda yang tempatnya di luar kota, dan Jeno memang tak bisa melihatnya dan menemaninya karena memiliki banyak pertemuan penting. Dominan itu sudah meminta maaf pada Renjun, dan Renjun mengerti itu. Apalagi sebelumnya Jeno sudah menepati janjinya melihatnya memacu kuda sebelum ia berangkat ke luar kota.

Sekarang Renjun rindu Jeno, beberapa hari tak bertemu dengan komunikasi mereka yang berantakan dan tak tentu, membuat Renjun akan menemui Jeno lebih dulu. Tadi begitu sampai, Renjun hanya pulang ke rumah untuk menyimpan barang-barangnya, kemudian ia segera bergegas menuju tempat Jeno.

Renjun menginjakkan kakinya di sebuah gedung yang sangat ia kenal, kantor Jeno. Ini bisa disebut kali pertama ia kemari, karena sebelum-sebelumnya ia selalu menolak saat Jeno memintanya datang dan masuk. Palingan Renjun hanya sampai di depan gedung untuk meminta Jeno saja yang keluar.

Dan sekarang Renjun memutuskan untuk naik menuju ruangan Jeno atas petunjuk dari kak Heejung yang tadi ia hubungi. Karena Renjun memang sengaja datang tanpa mrmberitau kekasihnya itu.

Keluar dari lift, Renjun disambut lorong yang cukup sepi. Tidak seperti lantai dasar yang lebih ramai.

Sementara itu Jeno berjalan lurus dengan wajah yang menampakkan raut tak bahagia, beberapa hari berjauhan dengan Renjun selalu membawa dampak buruk untuk suasana hatinya. Harinya selalu tampak menyebalkan, sekarangpun ia rasanya begitu muak mendengar beberapa karyawannya yang berjalan mengekorinya menuju ruang rapat.

Sampai matanya menangkap jelas sosok yang sedang ia rindukan itu ada beberapa langkah di hadapannya, dengan cepat raut Jeno berubah sumringah. Kakinya ia bawa melangkah lebar agara lebih cepat menghampiri kekasihnya yang dari tadi hanya mengerutkan dahinya. Jeno langsung memeluk tubuh mungil itu, mengecup puncak kepalanya.

"Aku benar-benar merindukanmu." Jeno sekarang mencium pipi Renjun berulang kali.

"Kau juga pasti merindukanku, itu sebabnya kau kemari menemuiku kan?" Suara dan senyum kekanakan Jeno muncul begitu ia berhadapan dengan Renjun.

Jeno bahkan sampai lupa kalau sekarang tengah berada di kantor dengan beberapa karyawan yang menonton atasannya yang tiba-tiba menunjukkan sisi manjanya saat dengan kekasihnya.

Renjun tak berani menatap orang-orang yang ada disana, ia hanya diam sambil meringia dalam hati karena lupa tak menanyakan lebih dulu jadwal Jeno hari ini pada sekretarisnya. Karena sekarang dapat ia lihat karyawan Jeno yang sudah membawa beberapa berkas, dengan tampilan Jeno pun yang tadi ia lihat begitu rapih. Khas orang yang hendak menghadiri rapat.

To My First ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang