Setelah melihat sikap Renjun tempo hari pada mamanya, Jeno menyadari kalau Renjun mrmang sangat sering menolak ajakan mamanya. Renjun juga tak pernah lagi pergi ke rumah Jeno sendirian, ia selalu mau bertemu mama saat Jeno mengajaknya. Untuk alasan segan, ini cukup tak mungkin menurut Jeno. Karena seingatnya saat awal keduanya Jeno pertemukan begitu baik-baik saja, bahkan Renjun pun terbilang langsung dekat dengan mamanya. Justru dulu Renjun lebih berjarak dengan kak Hee jung, karena ia bilang bosan terus mendengar bujuk rayu Hee jung agar Renjun ikut menjadi model sepertinya.
Tapi sekarang yang terjadi malah kebalikannya, Renjun jauh lebih akrab dengan kakaknya dari pada mamanya. Jeno penasaran apa yang mendasari Renjun bersikap seperti itu.
"Kau sudah selesai? Bisa ke rumahku ambilkan baju yang akan dipakai nanti? Aku tak bisa pulang dulu, nanti kita berangkat dari sini saja." Ia dan Renjun hendak pergi ke acara salah satu temannya, yang kebetulan diadakan nanti malam.
📞 "Iya, nanti aku bawakan saat sore. Kita perginya juga malam bukan?"
"Sekarang saja bagaimana? Sekalian kau pilihkan dulu bajunya, aku lupa menyiapkannya." Jeno memang sudah berniat membuat Renjun pergi ke rumahnya, semalam mamanya berbicara pada Jeno dan mengatakan juga keluhannya soal Renjun yang mulai jarang bertemu dengannya.
Hal itu membuat Jeno pun kembali tergoda untuk mengetahui respon Renjun kalau dirinya menyuruhnya ke rumah tanpanya, dan ternyata memang Renjun menolaknya secara tak langsung.
📞 "Memilih bajumu tak akan memerlukan waktu yang lama, Jeno."
Jeno mulai gatal ingin menanyakannya pada Renjun. "Renjun, kau tak mau bertemu mama?"
Suara gumama Renjun terdengar samar dari seberang telpon.
"Kau mulai menghindari mamaku, padahal mama ingin bertemu denganmu." Ujar Jeno.
📞 "Dua hari yang lalu aku ke rumahmu, kau melihat sendiri aku dan mama bertemu disana."
"Kalau begitu tolong temui mama hari ini, ia bilang rindu berbicara denganmu." Jeno meminta.
📞 "Jeno—"
"Kau memintaku datang ke perlombaanmu, dan ini yang aku minta sebagai gantinya. Temui mamaku." Seingat Jeno permintaannya tidaklah berat, tapi Renjun begitu sulit menurutinya.
📞 "Kau menyamakan dua hal itu?" Nada suara Renjun terdengar meninggi.
"Sama-sama sebuah permintaan." Jawab Jeno.
Dan sambungan diputus secara sepihak oleh Renjun yang sempat berdecak kesal padanya.
Renjun duduk dengan terpaksa di hadapan nyonya Lee, ia harus mendengar semua ucapannya juga berusaha merespon sebisanya.
"Tidak, ma. Untuk perempuan biasanya diberi pelatihan lebih, kalau sudah cukup mahir baru oleh satu orang coach juga cukup." Nyonya Lee sedang bertanya soal olahraga berkuda yang Renjun sukai.