21. Newly revealed

2.7K 343 59
                                    


Setelah pertemuannya dengan Karina tadi, Renjun tak pulang ke apartemen Jeno seperti rencananya. Tak juga pulang ke rumah mamanya, ia justru mendatangi sebuah hotel untuk menginap. Sepertinya untuk sekarang ia tak akan pulang ke tempat biasanya ia pulang dulu, ia tak mau bertemu Jeno untuk sementara.

Takut. Ia takut mrnghadapi saat nantinya Jeno kembali bertemu Karina, pikiran untuk kembali ada lagi. Lalu Jeno akan meninggalkannya. Takut saat mereka bertemu lagi, mereka sadar lagi kalau prioritas mereka masihlah satu sama lain. Dan Jeno lupa akan diri Renjun.

Jadi, sekarang. Ia hanya akan menghindar. Setidaknya sampai menemukan sedikit informasi kalau Karina akan menetap atau kembali ke new york. Dan kalau misalkan menetap, lalu bagaimana kalau Jeno benar kembali pada Karina?

Helaan napas Renjun yang terdengar berat menjadi salah satu suara yang mengisi kamar hotel itu. Dering ponsel di atas ranjang membuat Renjun mengalihkan tatapannya yang sedari tadi menonton televisi dengan tak minat.

Tanpa menengok si penelpon, Renjun mengangkatnya.

📞 "Renjun? Kau baik-baik saja kan?" Pertanyaan penuh nada khawatir Jeno, bisa Renjun dengar.

"Iya." Jawan Renjun singkat.

📞 "Sekarang kau dimana?"

"Aku—" Renjun tak melanjutkan ucapannya, ia terdiam lama.

📞 "Mama bilang kau tak ada pulang juga ke rumah." Tadi Jeno sudah menghubungi rumah Renjun untuk menanyakan keberadaan Renjun yang belum pulang.

"Aku tidak akan pulang dulu, Jeno." Lirih Renjun, raut wajahnya penuh kesedihan.

📞 "Kau bilang ingin makan malam bersama. Katakan, sekarang kau dimana? Aku jemput ya? Kau tak membawa mobil kan?"

Renjun tak meladeni ucapan Jeno, ia justru mengatakan dengan suara pelan dan berat. "Karina disini, Jeno."

📞 "..."

Karina disini katanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina disini katanya?

"Iya, lalu apa? Yang aku tayakan itu kau dimana, Renjun? Bukan Karina ada dimana." Jeno menahan kesal mendengar hal itu, kalau ada Karina memangnya apa?

📞 "Tadi aku bertemu."

Jeno mengangkat halisnya. "Dan? Kau masih cemburu?" Ia sangat sadar kalau nada bicaranya terdengar sinis, tapi ia memang kesal pada Renjun.

Tak taukah Renjun kalau Jeno sudah dengan susah payah memasak makanan yang diinginkan kekasihnya itu, lalu saat ia lama menunggu Renjun tak juga datang. Dan saat dihubungi justru mengatakan hal yang tak penting.

📞 "Bukan." Renjun masih sempat-sempatnya mengelak disaat sudah jelas sikapnya menunjukkan kecemburuan.

📞 "Aku baru tau kalau ia ternyata di new york selama ini." Ujar Renjun kemudian.

Jeno kembali menghela napasnya, Renjun dengan kecemburuannya itu kadang membuatnya lelah. "Hhhh, aku jemput ya?" Ia mencoba mengabaikan ucapan Renjun dengan usaha untuk membuat nada bicaranya kembali lembut.

Menyadari Jeno yang mengalihkan pembicaraan, Renjun disebrang sana merasa semakin lemas. Seolah pikiran buruknya dibenarkan oleh keadaan.

📞 "Aku tidak ingin pulang, aku akan mengurus lenganku sendiri. Tak usah khawatir, Jeno."

Jeno membulatkan matanya. "Maksudmu apa?"

📞 "Aku tidak mau bertemu dulu." Jawab Renjun dengan suara lemah.

"Dan aku tak tau perkembangan kondisi lenganmu?" Jeno sempat meninggikan suaranya, hingga ia mencoba mengontrol emosinya lagi.

"Renjun, pulang ya? Ke rumah mama saja kalau tak mau ke apartemenku. Nanti aku tengok setiap hari." Jeno memcoba membujuk Renjun.

Tak ada jawaban, Renjun hanya diam.

"Apa yang sebenarnya membuatmu cemburu pada Karina? Demi Tuhan, harusnya kau tak usah cemburu Renjun. Aku kekasihmu saat ini." Jeno meyakinkan.

📞 "Beberapa kali kau selalu kembali pada Karina." Renjun mengucapkannya setelah cukup lama hanya diam.

Jeno kembali menghela napasnya mendengar hal itu. "Jadi? Kau pikir sekarang aku akan kembali pada Karina disaat kau adalah kekasihku?"

📞 "Kau bisa kembali padanya kapan saja." Disebrang sana Renjun memainkan jarinya, melampiaskan rasa kalut yang entah kenapa menggelayutinya saat ini.

"Kau benar dengan pikiran itu saat ini?" Tanya Jeno tak habis pikir. Dan gumaman Renjun terdengar samar.

"Kau tak percaya kalau aku mencintaimu?"

📞 "Aku tau kau mencintaiku." Jawab Renjun pelan.

Jeno menganggukkan krpalanya, seolah Renjun bisa melihatnya. "Dan aku tak mungkin kembali pada Karina dengan kau dipelukanku, Renjun. Kau juga harus percaya itu."

📞 "Aku hanya takut kau pergi." Ungkap Renjun.

Dengan keadaan seperti sekarang, rasanya Jeno harus mengatakan satu hal yang mungkin belum Renjun ketahui.

"Renjun, bagaimana bisa aku dengan mudah pergi dari cinta pertamaku yang sedari dulu aku kejar dengan susah payah?"

📞 "Huh?"


To My First ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang