"Gausah ngambek, malu sama Elno noh, dia liatin lo terus." Ucap Leon sembari melihat Elno yang sedang asik bermain dengan bunga.
Sedangkan Kaiyca, tidak tahu kenapa gadis itu memasang wajah cemberut dengan mulut yang terus-menerus mendumel.
"Kaiyca, berdiri! Nanti baju lo kotor." tegur Leon saat melihat gadis itu duduk di tanah.
"Sampai kapan gue di cuekin kai? Kan udah gue turutin nih kemauan lo ke taman tulips, mau ice cream?"
Setelah mendengar penawaran itu, Kaiyca langsung berdiri dari duduknya lalu menatap Leon dengan senyuman manis nya.
"Mau, mau!" serunya semangat.
Leon memutar bola matanya malas. "Kalau tentang ice cream aja garcep lo." cibirnya.
"Nono, sini cil." Titah Leon, anak kecil itu mengangguk dan berjalan ke arah mereka berdua berdiri.
"Lihat mami lo, tingkahnya kaya anak kecil, lo mau eskrim?"
Elno mengangguk semangat. "AUUU!!"
Kaiyca melirik kebawah, ia berjongkok dan mengendong tubuh kecil itu. "Les't go, kita beli eskrim!"
"GO!!" seru Elno.
***
Leon, Kaiyca dan Elno sekarang sedang berada di salah satu tempat eskrim dengan pemandangan bunga tulips di depan mereka.
'Drett-drettt!'
Ponsel milik Leon berdering, pria itu berdecak. Ia berhenti memakan eskrim nya kemudian beralih untuk mengambil ponsel dalam saku celananya.
Sedangkan Kaiyca dan Elno hanya fokus dengan eskrim mereka tanpa menghiraukan dering ponsel Leon.
Disana terpampang dengan jelas nama 'Bahvin' tanpa pikir panjang Leon mengangkat panggilan itu.
"Hm?"
"Bos, markas diserang!"
'TUT!'
Leon mematikan sambungan sepihak tanpa menjawab ucapan Bevan yang terdengar sangat panik.
"Ada apa kak?" Tanya Kaiyca saat tidak sengaja melihat wajah tak enak dari suaminya.
"Maaf, gue harus balik sekarang juga. Markas di serang, lo sama Elno, gue anterin ke mansion tanpa bantahan!" jawab Leon dengan nada tegas.
"Tap-"
"Gak ada tapi-tapian Ai, ini masalalu genting gue gak bisa diem doang disini sedangkan anggota gue hadapin serangan itu tanpa gue. Kalau gitu gue gak becus jadi ketua, tolong ngerti Ai.."
Kaiyca menundukkan pandangannya kemudian mengangguk pelan. "Iya, ayok ... But, aku ikut ke markas ya?"
"GAK!" bantah Leon cepat sampai membuat Elno terbatuk karena suaranya yang membuat anak kecil itu kaget.
"Kak!"
Kaiyca mengusap-usap dada Elno naik turun agar anak kecil itu bisa bernafas teratur. Ia menatap sengit ke arah Leon.
"Maaf Ai, gue gak sengaja. Tapi tolong jangan bantah gue ya? Gue gak mau kasar sama lo, nurut ya?"
"Iya, aku nurut, puas?"
"Gak apa-apa lo marah sekarang, tapi kalau semua masalah udah clear gue bakalan balik dan ajak kalian ke pasar malam. Deal?"
Mendengar pasar malam Kaiyca tertarik, ia mengangguk sambil tersenyum sekilas sebelum menatap datar cowok itu. Harus jaga image dong.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (End)
Ficção AdolescenteLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...