- Sheet : 10. Mabuk

9.6K 517 0
                                    

Markas Bruiser saat ini tempat itu sangat berantakan karena Leon yang terus-menerus menghancurkan apapun yang menghalangi penglihatannya.

'PRANKK!'

Leon memukul meja kaca di depannya hingga pecah, sebenarnya Leon belum sepenuhnya mabuk tapi karena ia sedang di kuasai oleh emosi.

"Bos, udah bos." Cegah Bian saat melihat Leon kembali ingin menghancurkan barang-barang.

Leon menoleh, menatap datar Bian. "Shut up!"

Bian menghela nafas lelah, dia memang sudah balik dari rumah sakit beberapa jam yang lalu. Tapi saat Bian menginjakkan kaki ke dalam markas, markas sangat jauh dari kata rapi. Banyak pecahan kaca dan yang lebih parahnya lagi setiap sudut markas aroma alkohol sangat menyengat.

"Kaiyca masuk rumah sakit."

Berhasil, empat kata itu berhasil mengalihkan perhatian Leon.

"Gue ga peduli!" sentak Leon dengan suara keras dan beratnya.

"Jangan nyebut nama gadis sialan itu!"

Ketika merasa suasana di dalam markas tiba-tiba mendadak mencekam. Bian langsung memilih keluar dari markas, suasana di dalam sana tidak baik untuknya, bisa-bisa dirinyalah yang di jadikan sasaran empuk oleh Leon.

Sekarang hanya ada Leon seorang diri, ia kembali mengambil satu botol alkohol lalu membukanya kemudian meminumnya hingga tersisa setengah.

"Leonidas Lion Strength!"

Leon yang sedang minum alkohol di tangannya, membalikan badannya kebelakang. Saat ia membalikan badan, cowok itu melihat sosok Rajash dengan wajah datar sedang memandang ke arahnya.

"Papi?"

Rajash hanya berdehem sembari berjalan ke arah Leon dengan gagahnya.

"Saya tidak pernah mengajarkan anak saya untuk meminum minuman seperti ini, sejak kapan?" tanya Rajash dengan tenang, namun di dalam ketenangan itu ada kobaran api yang sedang menggelegar.

"Udah lama," jawab Leon dengan santainya, tidak tahu saja cowok itu bahwa Rajash sudah menahan emosi.

"Istri kamu sedang berada di rumah sakit dan itu karna kelalaian kamu, lihat sekarang! Apa yang kamu lakukan disini? Bersenang-senang?"  suara Rajash meninggi, tidak ada Rajash yang tenang lagi hanya ada seorang ayah yang tidak rela jika putrinya terluka karena kelalaian seseorang.

Rahang Leon mengeras, "Dia yang bodoh!"

'PLAKKK!!'

Rajash melayangkan tamparan pada wajah putranya sehingga membuat kepala Leon menoleh kesamping.

"DIA TANGGUNG JAWAB KAMU LEON!" marah Rajash, ia memberikan tatapan tajam kepada putranya itu.

"TAPI ANDA YANG MEMAKSA SAYA MENIKAHI GADIS ITU, SALAH SAYA? JIKA SAYA TIDAK INGIN IKUT SERTA DALAM APAPUN YANG TERJADI PADA GADIS ITU?"

'PRANKK!'

Bunyi suara botol alkohol yang di lempar ke dinding menggema di setiap sudut ruangan. Leon benci, saat membahas tentang gadis yang berstatus istrinya sekarang namun ia tidak pernah menerima pernikahan ini. Karena pernikahan ini, ia harus kehilangan sosok yang sangat dicintainya.

LEONIDAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang