Hari demi hari pun berlalu tanpa terasa kehadiran Abigail sudah memasuki dua minggu. Bayi kecil itu selalu saja menangis jika ditinggal Kaiyca walaupun hanya sebentar, karena itulah Kaiyca harus tetap stay disamping Abigail.
Sampai-sampai, Leon dilanda rasa cemburu pada Abigail, padahal itu darah dagingnya sendiri.
"Ai, Abi nya nanti dulu. Gue laper, bisa masakin?" Sahut Leon.
Mendengar itu, Kaiyca yang sedang menyusui Abigail langsung menoleh. "Yah, gabisa kak. Ini Abi lagi nyusu sama aku kalau dilepas bakalan bangun dan nangis nanti."
Mendapati respon seperti itu membuat Leon merasa jengkel pada kaiyca, ia memasang eskpresi datar dan beranjak keluar dari kamar dengan membanting pintu.
Brak!
Leon membanting pintu dengan sangat keras, sehingga membuat si kecil Abigail terbangun dan menangis.
"Cup-cup, sayang. Jangan nangis, maafin pipa yaa.. ini Mima tepuk-tepuk pantatnya." Panik Kaiyca seraya menepuk-nepuk pantat Abigail pelan.
Namun nihil, Abigail tidak berhenti menangis. Melihat itu Kaiyca merasa kesal terhadap Leon, "Kak Eo sih, tutup pintu pakai di banting segala."
Sepertinya, Kaiyca tidak ngeh kalau Leon merajuk kepadanya. Mungkin karena terlalu sibuk mengurus kedua anak mereka, gadis itu jadi kurang perhatian kepada suaminya, sehingga membuat Leon bertingkah seperti demikian.
"OEK! OEK!"
"Aduh, gimana ini? Abi terus nangis, aku harus gimana?"
"Mima, ada apa? Adik nangis sampai kedengaran kebawah." Sahut Elno yang baru datang.
"Maaf ya, adik ganggu aktivasi mas, ya?"
Elno menggeleng. "Gak kok, Mima."
"Sini adiknya, biar mas yang gendong. Siapa tau sama mas bisa berhenti nangis dia," tutur Elno memberikan tangannya.
"Ah, iya. Ini sayang, mungkin sama mas bakalan nurut Abi-nya." Ujar Kaiyca seraya memberikan Abigail pada Elno dengan hati-hati.
"Adik kecil kenapa? Kok nangis, berhenti ya nangisnya kasian Mima kebingungan dan nanti tenggorokan kamu sakit." Ucap Elno sembari menimang-nimang adiknya.
Berhasil, Abigail berhenti menangis.
"Nahkan, adiknya mau sama mas ternyata. Lihat aja dia tidur itu di gendongan, mas." Ujar Kaiyca sembari tersenyum lega.
"Haha, iya nih Mima. Oh iya Mima, pipa tadi pergi buru-buru, kemana ya?"
"Hah? Yang benar mas?"
Elno mengangguk.
Kaiyca mengigit bibir bawahnya, ia merasa Khawatir dan bersalah pada Leon karena tidak menuruti permintaan kecil cowok itu.
"Duh, gimana ini mas. Pasti pipa ngambek sama Mima karena gak diturutin maunya." Panik Kaiyca.
"Mana udah malam, pipa kamu tuh kebiasaan kalau ngambek pasti pergi dari rumah. Manjanya melebihi Abigail," lanjutnya.
Elno hanya terkekeh pelan, memang benar yang dikatakan oleh kaiyca. Sejak kelahiran Abigail, Leon menjadi orang yang memiliki perilaku manja yang over.
"Semoga kak Eo, baik-baik aja." Ucap Kaiyca dalam hatinya.
***
Sementara di jalan raya, Leon membawa motornya dengan kecepatan tinggi, ia menyelip diantara kendaraan lainnya sehingga sempat beberapa kali cowok itu mendapatkan umpatan dari pengendara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (End)
Teen FictionLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...