- Sheet : 42. Penjelasan Melio

3.2K 164 9
                                    

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Leon terus saja memberikan pukulan kepada Melio tanpa henti, padahal cowok itu sudah kesusahan menghirup udara karena Leon juga mencekik lehernya. Jika seperti ini terus-menerus maka Melio bisa saja merenggut nyawa.

"STOP, SEMUA GAK BAKALAN SELESAI KALAU KEKERASAN YANG BERTINDAK." Teriak Marvez marah.

Baru sekali ini, Marvez terhasut oleh suasana buruk. Biasannya ia tidak akan pernah melawan masalah dengan kemarahan juga karena itu akan memperburuk bukan mempermudah.

Kepalan tangan Leon melayang di depan wajah Melio yang sedang menatap takut ke arah Leon.

Sedari tadi semua orang menyaksikan kemurkaan dari Leon namun tidak ada satupun yang melerai. Marvez yang hanya diam memiliki alasan, ia ingin Leon memberikan Melio sedikit pelajaran akan tetapi tidak sampai membuat cowok itu hampir kehabisan nafasnya.

Kaki panjang itu melangkah kedepan, matanya menatap datar ke arah Leon. "Dengerin penjelasannya."

"Iya kak, dengerin dulu." Sahut Kaiyca yang juga berada di sana, jika kalian bertanya dimana Elno, anak kecil itu tertidur di dalam kamarnya.

Mendengar itu, seketika Leon beralih menatap ke arah Kaiyca. Gadis itu memejamkan matanya sekilas sembari menganggukkan kepala, seolah ia berkata tenang, semua akan baik-baik saja kepadanya.

Sebelum mengalihkan pandanganya, Leon memberikan senyuman tipis pada kaiyca yang dibalas senyuman hangat oleh gadis itu. Bola matanya langsung mengarahkan ke Melio, ia mencengkram dagu cowok itu, tidak kuat hanya cengkraman biasa.

"Gelisah, hah?!" sentaknya.

Melio menggeleng.

"Io sama sekali gak gelisah, cuman kebayang kejadian itu. Dimana orang jahat itu juga mukulin io, dan keluarga io." Ujarnya sedih.

Sontak semua orang yang mendengar itu, menggertakkan keningnya. Apa yang dimaksud dari perkataan Melio barusan, apakah ada seseorang yang menjahati keluarga cowok itu? Entahlah.

"NGOMONG YANG JELAS, ANJING!" Pekik Leon yang membentak Melio dengan nada tinggi.

"KAK EO!" teriak Kaiyca dengan kesal, ia berjalan menghampiri cowok itu. Tangannya terangkat untuk mengelus lembut punggung Leon, dengan harapan usapannya bisa membuat emosi yang sedang menguasai Leon sedikit mereda.

"Suaranya dikecilin, kasian Melio dia ketakutan gitu sampai gemetaran tangannya. Bukannya dia adalah anggota kamu? Tugas kamu untuk melindungi, dan mencari kebenaran kalau memang salah satu anggota kamu sedang melakukan kesalahan. Tanya baik-baik, oke?" Ujar Kaiyca dengan nada lembut yang siapapun mendengarnya dipastikan akan terbuai.

Ajaib. Leon menganggukkan kepalanya, pepatah mengatakan jika ada seseorang yang sedang tersulut emosi maka kita jangan pernah membalas dengan hal serupa tetapi balas dengan kelembutan maka akan membuat orang itu tersadar jika perbuatannya salah.

Leon tampak sedang menghela nafas beratnya, cowok itu melepaskan cengkeramannya lalu menepuk pundak Melio sebentar. Tatapannya berubah menjadi biasa, tidak seperti beberapa saat yang lalu. Siapapun yang menatap mata Leon pasti akan merasa aura panas dan sangat menakutkan.

"Lo selamat, sekarang bicara!" perintahnya pada Melio yang menundukkan kepala.

Melio mendongak, ia menatap takut ke arah Leon sembari menelan ludahnya sendiri, dengan tangan yang gemetar. Ia berkata, "Se.. sebenarnya tadi, g-gue sama Elno lagi main disini.. trus gak sengaja tangan g-gue kesandung patung itu," Melio menghentikan ucapannya sembari menunjuk ke patung yang berada di atas meja samping sofa.

LEONIDAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang