Dua Puluh Enam {KKN 1922}

81 12 12
                                    

"Dia memang kembali, tetapi
bukan untuk dirimu."

_KKN 1922_

•••

Marka terlihat keluar dari kamar pada pukul 22.30 WIB. Diam-diam dia mengamati keadaan sekitar sebelum kaki melangkah mendekati kamar Winter.

Tok! Tok! Tok!

"Winter, lo udah tidur?"

Dia tahu, perempuan berambut pendek itu belum terlelap, sebab dari dalam sana terdengar suara putaran lagu meskipun sangat lirih. Disusul lampu kamarnya masih menyala begitu terang, mengingat kebiasaan Winter adalah hanya menyalakan lampu tidur pribadi jika ingin mengunjungi dunia mimpi.

"Buka atau gue dobrak?" ujarnya lagi.

Hingga suara kunci diputar dari dalam pun terdengar. Membuat raga Marka mundur satu langkah sebelum benda persegi panjang di hadapannya terbuka setengah.

"Apa, sih? Udah malem juga, gue mau tidur!" tukas sang empu kamar.

Marka tidak sontak merespon. Di malah mendorong pintu kamar Winter sebelum dirinya menerobos masuk ke dalam lantas mengunci kembali benda persegi panjang tersebut.

Sedangkan sang pemilik kamar jelas dibuat memekik refleks. Terkejut dengan tindakan tanpa aba-aba tetangga kamarnya ini. Namun, mau sekuat apa pun menahan, dia tetap kalah oleh kekuatan lelaki itu.

"Lo nggak usah macem-macem, ya! Gue tau lo suka sama gue, tapi nggak gini caranya!" seru Winter berusaha untuk merebut kunci pintu kamarnya yang sudah diambil alih oleh Marka. "Mau lo apa, sih? Siniin, ah kuncinya!"

Marka justru memasukan kunci milik Winter ke dalam saku celana. Alhasil perempuan itu enggan mengambilnya menggunakan tangan sendiri.

"Gue cuma mau lo jujur satu hal," ucap Marka mulai memasang wajah serius. "Soal kehamilan Dita, ada yang lo sembunyiin? Gue nemuin ini. So, gue harap lo mau jujur tentang sesuatu."

Winter yang tadinya memang sudah merasa mengantuk, seketika langsung membelalakkan kelopak mata. Terkejut dengan pertanyaan Marka yang sejujurnya sangat sensitif baginya---jelas setelah kejadian teror di malam hari kala itu.

"Lah, kenapa lo malah nanya gue? Ya, lo tanya ke orangnya langsunglah!" jawab Winter, berusaha keras agar tidak terlihat mencurigakan.

Padahal di dalam dada sana, jantung tengah berdebar hebat. Khawatir jika rahasia yang sedang diri sembunyikan akan terbongkar. Bisa-bisa, dirinya akan terkena masalah baru.

"Yakin? Gue rasa, lo tau sesuatu. Lebih baik jujur, daripada lo kena masalah setelah ini." Marka tetap berusaha supaya Winter berkata jujur.

Bukan tanpa alasan lelaki berambut berantakan itu bertanya mengenai hal ini kepada Winter. Sama seperti Iza, dia juga menaruh curiga kepada perempuan yang sampai saat ini masih bertahta di hati. Namun, alasan utamanya yaitu karena mendadak kemarin Yuki menaruh rasa peduli terhadap Winter sehingga itu tampak janggal.

"Lo aneh. Kenapa mendadak nanya kaya gini ke gue? Dan dari mana lo dapet ini?" Dengan cepat, jemari lentik Winter merampas kertas di pegangan Marka.

Dia membaca tulisan dari kertas tersebut. Seketika dia menjadi tahu bahwa itu adalah kertas hasil pemeriksaan kandungan Dita.

"Dita pernah bilang, dia berhubungan sama Tio belum lama ini. Tapi, berdasarkan keterangan hasil pemeriksaan itu, usia kandungannya udah menginjak beberapa bulan."

KKN 1922 [Selesai!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang