Tiga Puluh Satu {KKN 1922}

99 12 8
                                    

"Penantian memang melelahkan, tapi jika berbuah manis mengapa tidak?"

_KKN 1922_

•••

Tepat pada hari selasa ini, umur Mia bertambah satu tahun. Anak menggemaskan itu merayakan ulang tahunnya di Kos Putih secara sederhana. Hanya orang dalam yang diundang, terkecuali Iza.

Tepat pada pukul 9 pagi, sesuai jam melahirkan Mia, anak yang menggenakan pakaian bergambar Frozen itu meniup lilin. Tepuk tangan pun seketika bergemuruh disusul acara potong kue yang diwakilkan Kaisar. Potongan pertama, pria itu berikan kepada sang putri. Dia menyuapi Mia agar menyantap sebagai orang pertama, disusul dirinya yang menghabiskan sisa.

"Potongan kedua mau Mia kasih ke siapa?" tanya Yuki yang saat itu juga ikut hadir.

Perempuan itu berdiri tepat di hadapan Mia. Awalnya Mia enggan jika Yuki berada di dekatnya, mengingat otak kecilnya masih teringat dengan kejadian naas saat di jalan raya. Terlebih luka di tangan masih harus diperban.

"Buat Kak Ipy!" Tanpa merespon pertanyaan Yuki, Mia langsung memberikan potongan kedua kepada Ivy yang berdiri tepat di sisi kiri.

Dengan senang hati, perempuan berambut pendek tersebut menerima. Selain sang anak gebetan yang memberikan, dia sangat senang karena Kaisar sendirilah yang memotong barusan.

"Makasih, Mia," ujarnya tersenyum tipis.

Jelas Yuki dibuat merasa jengkel. Dirinya merasa gagal, sudah ditolak oleh sang ayah, kini sang anak pun melakukan hal serupa.

Setelah sesi tiup lilin dan potong kue selesai, sekarang adalah giliran sesi pembukaan hadiah serta para tamu dipersilakan menyantap hidangan. Kaisar sengaja memesan bakso, anggap saja sebagai suguhan untuk mereka semua.

"Ini dali Kak Ija, ya?!" Mia bertanya riang saat membuka kado pemberian Iza.

Perempuan tinggi berkulit kuning langsat itu memberikan boneka barbie sepasang---perempuan dan laki-laki sebagai hadiah pertama.

"Mia suka?"

"Cuka! Makasih, Kak!"

Selanjutnya Mia membuka kado pemberian yang lain. Seperti Tio, Winter, Marka, Yuki, dan juga Ivy.

Lagi-lagi Yuki berharap bahwa hadiahnya yang paling membuat Mia terkesan. Dia memberikan hadiah berupa peralatan masak-masakan dan juga boneka tedy bear. Hanya dia-lah yang memberikan dua kado sekaligus.

"Wah, ini dari Kak Ipy, ya! Bagus!" Tampak sekali mata Mia berbinar bahagia saat melihat hadiah berupa puzzle. Sederhana memang, tetapi Ivy sengaja membeli itu karena jauh lebih bermanfaat guna perkembangan otak anak.

Sekali lagi, Yuki merasa jengkel. Dia merasa terasingkan di sini dan kalah saing oleh perempuan seperti Ivy.

Terlebih, Mia tidak menunjukkan reaksi apa-apa tatkala membuka kado pemberiannya.

Kalo aja bukan karena Kaisar, ogah gue baik-baikkin, nih bocil! Yuki bersedekap dada lalu memalingkan wajah.

"Vy? Sini dulu." Ivy yang tadinya sedang berfoto bersama Mia dan Iza, refleks menolehkan wajah ke sisi kanan. Di mana Kaisar sudah berdiri dengan salah satu tangan masuk ke saku celana berbahan kain.

KKN 1922 [Selesai!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang