Tiga Belas {KKN 1922}

94 12 28
                                    

"Jadi, gimana? Mau mundur atau maju setelah tahu status dia yang sebenarnya?"

_KKN 1922_

•••

"Jadi, lo suka sama Iza?"

Jisung bergumam membenarkan. Tanpa memandang sang lawan bicara, dia memasukan roti ke dalam mulut. Mengunyah pelan sebelum menelan lembut sembari fokus menonton film Elsa di laptop.

"Sejak kapan?" tanya Tio lagi.

Pertanyaan kesekian kali tersebut jelas sedikit membuat Jisung terganggu. Hingga bola mata indahnya dibuat melirik sekilas sosok di sampingnya lantas tangan bergerak mengambil segelas air putih di atas meja kecil.

"Kenapa? Kenapa kayanya Abang kepo banget?" Setelah menenggak air itu sampai tandas, Jisung malah bertanya balik.

Kali ini Tio yang merasa diwawancarai. Bedanya dia tak langsung merespon, tampak terdiam beberapa detik seakan sedang memikirkan jawaban paling tepat.

"Nggak papa. Cuma kepikir soal Yuki yang ngamuk gara-gara Anna," kata lelaki pemilik rahang tegas itu akhirnya, meski terdengar ragu.

Kini, giliran dia yang menenggak air putih dalam gelas. Selama menelan benda cair tersebut, sorot mata terlihat memandang dinding kamar disertai sorot kosong. Tak sadar Jisung memperhatikan air mukanya seakan sedang menelisik sesuatu.

"Lo juga suka sama dia?" tanyanya tiba-tiba, sehingga membuat Tio tersedak dan tenggorokan berujung perih.

"Bener, ya?" Jisung tertawa pelan. Padahal tak ada hal lucu di antara mereka.

Walau Tio enggan berkata 'iya' agar dugaannya lebih jelas, tetapi tetap sahaja ekspresi sang empu tak bisa berbohong. Meskipun pula, Tio dan Jisung bukan saudara, tetapi mereka berdua terbilang dekat sehingga di kos ini saja keduanya menetap dalam satu kamar. Mengingat orang tua Jisung menitipkan anak tunggalnya tersebut kepada Tio.

"Karena hal apa lo bisa nebak gitu? Jarak umur gue sama dia cukup jauh, jadi kami bener-bener nggak cocok." Alasan ini meluncur dari bibir lelaki berkepala hampir menyentuh angka tiga itu tanpa pikir panjang.

Dia lantas berdiri dari posisi duduknya guna meletakan gelas kaca di tangan ke atas meja kecil dekat lemari baju. Setelah itu, diri berniat keluar dari kamar sebelum perkataan Jisung kemudian mengurungkan niat barusan.

"Jadi, Abang beneran naksir Iza, ya selepas dari perbedaan umur kalian ...."

Kali ini, Tio sukar mengelak kembali. Terlebih saat layar ponsel miliknya yang tergeletak di atas kasur menyala akibat terdapat notifikasi pesan masuk di sana. Mata Jisung yang gesit melihat siapa pengirim pesan tersebut sontak terdiam bermaksud memperhatikan lebih detail.

Nama kontak pengirim itu diberi nama "Little Girl" dan dia kenal betul siapa pemilik kontak dengan foto profil wajah setengah ini.

"Lo salah liat." Dengan wajah panik, Tio langsung menyambar benda pipih itu lalu memasukan ke dalam saku celana.

Lagi-lagi Jisung dibuat tertawa pelan. "Mata gue masih sehat, Bang. Gue kenal banget PP kontak Iza."

Mulut Tio seketika terbungkam. Hingga keheningan mendominasi kamar mereka. Bahkan udara yang tadinya bersuhu sedang, spontan terasa berubah sangat dingin.

KKN 1922 [Selesai!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang