Dua Puluh Lima {KKN 1922}

82 13 9
                                    

"Terkadang cinta memang membawa secercah harapan baru."

_KKN 1922_

•••

Siang ini Anna ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Jarang-jarang dia bisa pulang sekolah sebelum pukul 12 siang. Hingga diri memutuskan untuk menjenguk Jisung di penjara.

Sudah lama sekali dirinya tidak melihat wajah lelaki itu. Sejujurnya selama ini dia menahan diri agar tidak datang ke sana, mengingat sang kakak yaitu Yuki melarangnya sejak kasus besar menimpa Jisung.

Kali ini, Anna diam-diam ingin datang menuju polsek yang bisa ditempuh sekitar 15 menit menggunakan kendaraan beroda dua. Mau bagaimanapun, dia tak mungkin bisa melupakan cintanya hanya karena permasalahan itu. Tanpa orang rumah ketahui, air matanya kerap luruh membasahi pipi saat teringat akan keadaan lelaki kelahiran tahun 2002 tersebut.

"Makasih, Pak," ujar Anna sesudah melepas helm milik sang ojek online.

Dia lantas melangkahkan kaki ke halaman polsek daerah Yogyakarta. Siang ini baru pertama kali seumur hidup, Anna datang ke tempat para napi ditahan. Terlebih seorang diri tanpa teman satu pun.

Jujur, dia merasa takut. Namun, demi menuntaskan rasa rindu, diri rela mengambil segala risiko. Untung sahaja dirinya sudah memiliki KTP sendiri sehingga lebih mudah dalam melakukan tindakan di sini.

"Jangan lama-lama, ingat waktu," kata sang polisi yang mengantarkan Jisung agar bertemu dengannya.

"Iya, Pak." Anna mengangguk.

Kini di hadapannya sosok yang dinanti-nanti telah duduk di kursi single. Anna merasa terharu sekaligus kasihan ketika menyaksikan keadaan Jisung secara langsung. Kantung mata lelaki itu tampak menghitam pun kulitnya lebih kusam dari biasanya. Rambutnya jua terlihat kusut, seakan tidak dirawat.

"Hai? Apa kabar, Kak?" tanyanya sembari menahan agar air mata tidak menetes kembali.

"Baik." Suara Jisung juga terdengar lemas. "Lo ke sini sendiri?"

"Iya. Naik ojek tadi ...." Anna memandang tepat bola mata sang lawan bicara. "Maaf, ya baru jenguk sekarang, Kak. Soalnya---"

"Nggak papa. Jujur, gue kaget waktu tau kalo lo yang ternyata jenguk gue."

Bibir Anna refleks melukis senyum lebar saat Jisung mengukir senyum tipis, pertanda bahwa dia senang atas kedatangannya.

"Sampai kapan pun, aku bakal nunggu Kakak bebas dari sini."

Jisung memilih tidak merespon perkataan tersebut. Dia heran, bagaimana bisa gadis di depannya ini masih mau menyukainya. Mengingat dulu dia pernah ditolak dan sekarang dirinya sudah dicap buruk oleh masyarakat akibat kasus narkoba.

"Bang Tio apa kabar di kos? Dan ... Iza?" Pada akhirnya Jisung menanyakan kabar dua orang yang sudah cukup lama tidak dirinya temui.

Terutama Iza. Sungguh, kalbu amat merindukan perempuan itu.

Sedangkan Anna, dia spontan terdiam ketika nama Iza disebut. Sebenarnya hati merasa kesal setiap mendengar nama satu ini, sebab gara-gara dia, rasa cintanya tertolak oleh Jisung.

KKN 1922 [Selesai!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang