Nabila, gadis sipemilik rambut surai panjang itu, kini tengah berbenah diri didepan kaca, beberapakali ia memperhatikan setiap detail penampilan teranyar, potret dirinya yang baru. Sesekali Nabila akan bertanya pada Asistennya, ka Bunga, Apakah penampilannya sudah bagus?
"Mereka pasti pangling dek," komentar ka Bunga, saat tengah mulai mengenakan kerudung pada kepala Nabila.
"Mana ada," Nabila ragu akan kepercayaan dirinya sendiri.
"Serius, mereka pasti seneng bisa ketemu kamu lagi, apalagi sekarang kamu tambah cantik banget," kalimat ka Bunga terjeda, "kembang perawan," celoteh ka Bunga enteng.
Nabila mengulum senyum, pujian dari ka Bunga sangat manis terdengar, tapi entah kenapa pujian itu masih belum bisa menenangkan perasaan Nabila saat ini.
Ditengah kesibukan Nabila bersiap, suara dering telpon mendiktrasi konsetrasi ka Bunga. Nabila melirik layar hp miliknya yang tersimpan di meja rias. "Ka Salma," monolog Nabila.
"Angkat, barangkali penting," ka Bunga memberi saran.
Nabila membawa smartphonenya cepat, kemudian menekan tombol hijau.
"Assallamualaikum ka," Nabila membuka suara lebih dulu.
"Wallaikumsallam, nab kamu jadi datangkan ke pembukaan restoranku,? Salma meminta kepastian.
"Kayanya enggak bisa," bohong Nabila.
"Yang bener kamu nab? Kamu kan udah janji gimana sih? Yang lain udah pada disini, dia gak dateng ko," terang ka Salma, sambil menekan kata "Dia".
Nabila dan ka Bunga menahan tawa karna mampu memancing emosi Salma. "Kamu bohong yah, itu ketawa - tawa," Salma sadar dirinya dikerjai oleh adik kecilnya di Idol. "Nab, seriuslah," sambung Salma.
"Iyah mamih, aku jadi, bentaran lagi beres ko, 10 menit nyampe disana, awas jangan gunting pita sebelum ada aku," ancam Nabila memperingati.
"Iyah, yaudah buruan yah, didepan banyak wartawan, lewat belakang aja masuknya, nanti ada manager aku yang arahin kesini, yaudah ditunggu yah, cepet," pinta Salma tidak sabaran.
"Iyah," Pamit Nabila, setelah Salma lebih dulu mematikan sambungan telpon.
"Riweuhh," komentar ka Bunga.
"Kalau gak heboh bukan ka Salma namanya ka," Nabila menambahkan.
"Bener juga sih," monolog ka Bunga.
Nabila kembali fokus menatap riasan diwajahnya, make sure semuanya bagus
Ia baru bisa mengenakan hils dengan ukuran yang tidak terlalu tinggi, sekitar tiga centi mungkin.Nabila bisa saja memaksakan dirinya mengenakan hils yang lebih tinggi dari ini, agar tubuhnya terlihat bagus dan semampai seperti model, tapi kelemahan Nabila dari zaman baheula adalah ia selalu hampir akan keseleo ketika berani mengena hils diatas tiga centi meter atau bahkan lebih dari lima centi meter.
Maka dari itu, untuk meminimalisir kejadian tersebut, Nabila memilih jalan aman, apalagi kepergiannya kali ini tidak didampingi oleh manager serta assitentnya, akibat terhalang jadwal meeting dengan client.
"Cantik banget nab," puji ka Bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Aro (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Harusnya aku tidak ikut kumpul," Nabila. Masa lalu adalah bagian, masa depan adalah tujuan sedangkan hari ini, adalah perjalanan. Dipertemukan kembali dalam satu acara, adalah kejadian yang tidak diharapkan Nabila, bertemu orang lama, hanya membua...