Tepat pukul tujuh malam, kaki Nabila menginjakkan pekarangan rumah Aro, gerbang hitam bertuliskan PA kini menjadi pemandangan di depan mata.
"PA, apaan PA? Pengadilan agama?" Monolog Nabila.
Di tengah keterdiamannya, menatap gerbang rumah Aro, bahu kecil Nabila di tegur oleh seorang laki - laki.
"Mba," tegur seseorang, " mba, bayar dulu gojeknya, saya mau pulang," pinta sang supir.
"Eh, iyah pak saya lupa maaf," Nabila memberikan cengiran pada tukang gojek, "ini pak, ambil aja kembaliannya," Nabila memberikan uang dua lembar berwarna merah dari tas kecil yang dibawa.
"Makasih mba," ucap abang gojek.
"Sama - sama pak,"
"Mba helm- nya belum dibuka," sang supir gojek lagi - lagi mengingatkan.
Nabila memberikan cengiran malu kembali, "maaf lagi ya pak," Nabila segera memberikan helm pada sang pemiliknya.
Selepas memberikan helm, bapak dengan jaket hijau cerah tersebut, kembali melanjutkan perjalanan.
"Si Paul Kebanyakan duit kayanya, pake pindah rumah segala," melihat rumah yang saat ini ia lihat, adalah rumah berbeda dari sebelumnya.
Nabila mendekati bell pintu, ia berjinjit untuk menekan tombol panggilan orang rumah. "Tinggi banget sih," omel Nabila.
Dalam hitungan cepat, satu orang berbaju hitam, bertubuh besar keluar membukakan gerbang rumah.
"Mba Nabila," sapa seorang laki - laki berumur sekitar empat tahun.
"Yah, pa Paul nya ada? Tanya Nabila.
"Pa Aro sudah menunggu sejak sore, mari masuk mba," bapak tersebut mempersilahkan.
Nabila mengikuti, sesaat ia berdiri tepat setelah pintu gerbang terbuka, Nabila terkesima pada pemandangan yang tengah ia lihat, Nabila takjub atas bangunan rumah yang ia kunjungi benar rumah baru Aro, bangunan rumah bergaya industrial terlihat sangat megah sekaligus aestetik.
Dari tempat Nabila berdiri, ia bisa melihat betapa rumah Aro begitu luas dibawah lampu - lampu terang halaman yang tertempel langsung pada bangunan.Kaca - kaca besar seperti di kantor Aro kembali kini Nabila lihat didepan matanya, semua interior bangunan rumah Aro lebih banyak menggunakan bahan kaca dengan setiap sisi dikelilingi kayu hitam memanjang pada tiap bangunan.
Tema rumah industrial kembali terlihat di depan rumah, ketika mata Nabila jatuh pada tangga - tangga kecil menuju pintu utama, ia bisa melihat bagaimana tangga tebuat dari bahan kayu mahal bisa menjadi pijakkan kaki semua orang yang datang, contoh, dirinya sendiri.
Meskipun rumah Aro mengusung tema industrial, Aro tidak menghilangkan perkarangan hijau di halaman rumahnya, sisi kanan memiliki konsep yang sama seperti rumah sebelumnya, yaitu tempat penyimpanan kendaraan koleksi mobil dan motor sang pemilik rumah, Aro.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Aro (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil"Harusnya aku tidak ikut kumpul," Nabila. Masa lalu adalah bagian, masa depan adalah tujuan sedangkan hari ini, adalah perjalanan. Dipertemukan kembali dalam satu acara, adalah kejadian yang tidak diharapkan Nabila, bertemu orang lama, hanya membua...