Terima kasih untuk tidak bosan membaca cerita aku,
*
Happy reading semuanya...*****
Kesulitan tidur akhir - akhir ini dialami betul oleh Nabila, padahal ia termasuk orang yang disiplin terhadap waktu serta kegiatan secara pada tempatnya, tapi baru - baru ini kebiasaan buruk mulai tumbuh di keseharian Nabila, ia menjadi seseorang yang overthingking, membuatnya tidur larut malam.Tidak perlu Nabila jelaskan, kenapa bisa ia seperti itu, sudah pasti karna banyaknya kejadian di kehidupan Nabila, lagi dan lagi harus menyeret dirinya ke tempat yang tidak seharusnya ia singgahi.
Nabila sadar, penghuni rumah itu sudah bukan dirinya, sudah sepantasnya Nabila menghargai penghuni baru, sangatlah tidak layak jika Nabila terus berinteraksi dengan penghuni baru, hingga mengambil waktu yang seharusnya tidak diperuntukan oleh Nabila yang bukan siapa - siapa, sebagai orang lama.
Entah bagaimana, semesta selalu saja mempertemukan dirinya dengan orang yang ada di masa lalu, Aro. Ia tidak habis pikir, dengan semua kejadian belakangan bersama Aro, justru membuat keduanya semakin dekat walau interaksi komunikasi tidak terjalin dengan baik.
Baru - baru ini, Aro datang kembali ke Apartemen milik Nabila seorang diri, ia menunggu Nabila sambil duduk didepan pintu lantai Apartemen milik Nabila.
Nabila sudah tidak kaget lagi melihat keberadaan Aro, tapi ketakutan masih menghantui Nabila, jika kedepannya orang akan curiga atas kedatangan Aro yang sering berkunjung. Nabila menatap kilas balik ingatannya pada kejadian satu minggu yang lalu.
"Powll," panggil Nabila.
"Nab," Aro berdiri dari duduknya.
"Kamu ganti kata sandi Apart kamu? Aro bertanya.
"Itu bukan urusan kamu, ngapain kamu disini? Tanya Nabila sengit.
"Aku mau menemui kamu nab," sahut Aro to the point.
Nabila menyilangkan kedua tangannya didepan dada, menatap berani pada Aro. "Aku udah cape bilang sama kamu powl, berapa kali harus aku bilang, jangan ganggu aku lagi, jangan pernah datang lagi," tekan Nabila.
Aro memasukkan satu tangannya kedalam saku, disusul hembusan nafas kasar yang ia keluarkan. "Dan kamu pikir aku akan menurut, begitu? Tanya Aro.
"Aku udah cape setiap kali ketemu kita berdebat, aku cape powl," terang Nabila.
"Sekarang aku tanya, karna siapa hal itu terjadi? Kamu nab," tunjuk Aro dengan dagunya.
"Karna aku gak suka kamu ada disini powl," sahut Nabila cepat.
"Itu bukan jawaban, kita tetap harus bicara," tuntut Aro.
"Gak ada powl, buat apa? Aku udah gak mau dengar semua omongan kamu, faham," tekan Nabila.
Ia menyingkirkan tubuh Aro, lalu membuka pintu Apartemen, disusul tangan Aro yang menahan pintu, berebut ingin masuk, Aro berusaha mendorong pintu terbuka lebih lebar, agar ia bisa ikut masuk kedalam.
"Powl," cicit Nabila, ia masih berusaha mendorong pintu agar Aro tidak bisa masuk. Usaha Nabila, tentu saja gagal, kekuatan tubuh laki - laki semacam Aro sudah pasti mengalahkan Nabila.
Aro bisa masuk, ia menutup pintu secara mandiri, kemudian menahan tangan Nabila untuk tidak pergi lagi.
"Lepas," pinta Nabila.
"Gak," sahut Aro cepat.
Aro menarik gudibag dari tangan Nabila, lalu menyimpannya sembarang ke bawah hingga, hadiah yang ada didalam tas berbentur dengan dinginnya lantai. "Paul," panggil Nabila, bernada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Aro (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Harusnya aku tidak ikut kumpul," Nabila. Masa lalu adalah bagian, masa depan adalah tujuan sedangkan hari ini, adalah perjalanan. Dipertemukan kembali dalam satu acara, adalah kejadian yang tidak diharapkan Nabila, bertemu orang lama, hanya membua...