Dua orang anak kecil kini tengah sibuk menyalami tangan orang tua-nya, keduanya begitu semangat dengan tas kecil yang ada pada punggung masing - masing, tidak lupa, bekal untuk makan siang sudah ada pada tangan baby sister masing - masing.
"Ihhh ada ka Nabila, ayo salim dulu," titah sang mamah, Ka Bunga.
"Ayo salim kaka, adek," tegur ka Indra, sang suami.
"Adukkk anak piyikk mau cekolahhh yah," Nabila menirukan bicara anak kecil.
"Iya tante, Ara sama ka Ari mau cekollah dulu," sahut Ara, bocah perempuan lima tahun.
"Ka bila mau ikut? Ajak Ari, dia adalah sang kakak, kembaran Ara, keduanya selisih waktu hanya lima menit saja saat dilahirkan.
"Ka bila gak ikut yah, ka bila mau kelja aja, biar bisa beli mainan, kalian semangat yah cekolahnya, biar bisa juara, oke," Nabila menyemangati.
"Oke, dadah ka bila, dadah mamah, dadah papah," Ara dan Ari melambaikan tangan pada ketiga manusia dewasa di depannya.
"Lucu amat sihh," komentar Nabila, saat Ara dan Ari memasuki mobil.
"Dadah," ka Bunga melambaikan tangan untuk terakhir kalinya, sebelum pintu mobil tertutup lalu maju meninggalkan pekarangan rumah.
"Kapan nyusul? Tanya ka Indra pada Nabila.
"Nyari suaminya dulu lah ka," sahut Nabila.
"Makanya buruan terima, ada banyak ko, tinggal pilih," timpal ka Indra.
"Mana ada, kalau ada gak mungkin jomblo sampai sekarang," terang Nabila.
"Masasih, gak percaya ka Indra,"
"Yah, gak percaya," Nabila meyakinkan. "Nanti yah kalau ada, aku kenalin," sambung Nabila.
"Udah siang mas," ka Bunga memberitahu.
"Yaudah aku ke kantor dulu yah,"pamit Indra pada Bunga dan Nabila.
Nabila menyalami ka Indra setelah berpamitan pada ka Bunga. "Ati - ati ka," kata Nabila.
"Iyah,"
Ka Indra menaiki kendaraan roda empat miliknya, setelah itu mulai tancap gas untuk pergi ke kantor.
"Tumben kamu kesini pagi - pagi," tanya ka Bunga jutek sambil memasuki area rumah diikuti langkah Nabila.
Nabila sadar ka Bunga masih marah pada Nabila akibat kejadian empat hari yang lalu saat tengah ada di Apateman bersamaan dengan ada Aro di waktu yang sama, untuk itu Nabila datang sengaja pagi sekali sebelum berangkat ke kantor lebel, menemui ka Bunga.
Nabila ingin meminta maaf atas ucapan Aro pada ka Bunga, tidak sepantasnya ka Bunga menerima perlakuan seperti itu. Selain meminta maaf, Nabila ingin bertanya banyak hal pada ka Bunga terkait ucapan yang dikatakan Aro.
Nabila ingin mencari kebenaran, jujur saja, omongan Aro saat di kantor tiga hari lalu, benar - benar menganggu pikiran Nabila.
"Ka, aku minta maaf, aku minta maaf atas kejadian kemarin, aku sadar aku salah, aku juga minta maaf kakak harus dengar omongan yang gak baik dari Paul," terang Nabila.
"Kenapa jadi kamu yang minta maaf? Tanya ka Bunga tidak suka.
"Karna aku yang salah, aku biarin Paul masuk ke Aparteman sampe harus bilang gitu sama ka Bunga," ucap Nabila.
"Kamu bela dia? Tanya ka Bunga.
Nabila menggeleng cepat. "Enggak ka, aku cuma gak mau aja ka Bunga kepikiran sama omongan Paul," terang Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Aro (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Harusnya aku tidak ikut kumpul," Nabila. Masa lalu adalah bagian, masa depan adalah tujuan sedangkan hari ini, adalah perjalanan. Dipertemukan kembali dalam satu acara, adalah kejadian yang tidak diharapkan Nabila, bertemu orang lama, hanya membua...