Mula - mula Nabila berteriak keras meminta untuk bisa keluar dari ruangan Aro, berharap semua orang diluar sana bisa membuka ruangan Aro, namun sepertinya bukan Aro saja yang tuli disini, tapi karyawan Aro sama kompak mengikuti sang atasan. Nabila banyak menghabiskan tenaga karna memukul pintu dengan tangannya, ujungnya Nabila menyerah, karna bukan pintu yang terbuka, justru tangannya sekarang sakit menjadi korban.
Nabila meluruhkan badan pada pintu, menatap kedepan pada meja kerja Aro, Benda persegi panjang dengan ukuran lebih luas dari meja pada umumnya tampak penuh terisi dengan susunan kertas - kertas di atas meja.
Nabila mengangkat bibir sumringah, otaknya tiba - tiba memunculkan sebuah ide gila, Nabila yakin Aro akan marah, tapi apa peduli Nabila? Aro saja berani menguncinya, kenapa Nabila tidak berani untuk menjahili Aro.
Beranjak dari duduk, Nabila segera berjalan menuju kursi besar milik Aro, Nabila mendudukkan tubuhnya santai, lalu ia menarik lebih dekat kursi pada meja.
Nabila membawa bollpoint dengan merek luar negri, yang ia taksir harganya lumayan mahal, hanya untuk sebuah benda kecil, bollpoint.
"Maaf pak Aro," monolog Nabila.
Mata Nabila bergerak cepat melihat banyak benda diatas meja, pandangannya jatuh pada sticky note berukuran sedang dan kecil, Nabila membawa kedua benda tersebut, kemudian menuliskan banyak tulisan untuk Aro.
"Orang jahat,"
"Pemaksa,"
"Egois,"
"Aro tukang ngatur,"
"Nyebelin,"
"Penculik,"
"Aro bukan manusia tapi Alien,"
"Tukang marah - marah,"
"Aro tua,"
"Aro gila,"
Nabila menuliskan ulang tulisan tersebut menjadi lebih banyak, ia menempelkan kertas sticky note tersebut dibeberapa bagian tempat ruangan Aro, mulai dari kursi kerja Aro, pintu, dinding kantor, hingga kaca besar yang menghadap langsung keluar.
Nabila menempelkan tulisan tepat di bagian sudut ruangan dimana Aro bisa melihat dengan jelas, Nabila harap setelah ini cowok bule itu akan segera sadar dengan apa yang dilakukannya membuat orang tidak nyaman dan kesal.
"Kamu rasain yah Powl, gimana kalau ada orang yang menganggu di hidup kamu," tekan Nabila, sambil menempelkan sticky note pada dinding kaca.
"Kamu pikir, aku gak ke ganggu apa? dasar manusia nyebelin, tukang ngatur, tukang marah - marah, tukang perintah, bossy, rasain nih," Nabila memukul kencang di bagian sticky note terakhir yang ia tempelkan pada dinding kaca.
Lagi Nabila meluruhkan tubuhnya pada lantai, bersandar pada kaca besar ruangan Aro, Nabila mengatur nafas dalam, ada kelegaan karna ia sudah melakukan hal ini, sedikit gila tapi Nabila yakin akan membuat Aro kesal lalu berakhir menjauh dari hidup Nabila.
"Kerja bagus Nabila," puji Nabila pada diri sendiri.
Nabila melirik jam yang melingkar ditangannya, waktu menunjukkan pukul 2 menuju tiga sore, itu berarti Nabila melewati jam makan siang, pantas perutnya sekarang lapar sekali.
Setelah pagi hanya minum susu kemudian camilan yang di hindangkan tante Tiara, sekarang Nabila lupa jika dirinya sampai melupakan jam makan siang.
Aro sudah hampir dua jam lebih meeting, tidak ada tanda - tanda ia akan cepat muncul di depan batang hidungnya. Nabila tidak mungkin menghubungi Aro di saat seperti ini, Nabila masih punya hati untuk tidak menganggu hidup Aro hingga berimbas pada pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Aro (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil"Harusnya aku tidak ikut kumpul," Nabila. Masa lalu adalah bagian, masa depan adalah tujuan sedangkan hari ini, adalah perjalanan. Dipertemukan kembali dalam satu acara, adalah kejadian yang tidak diharapkan Nabila, bertemu orang lama, hanya membua...