17. Rumah 2

5.7K 566 235
                                    

Pararunten sekarang masih hari sabtu kan? Wkwkwk, maaf yah aku selalu telat up, takuttt kali lohhh aku di spam di dua sosial media sekaligus buat cepet up
*
Btw, makasih banyak yah buat antusiasnya, aku seneng banget part kemarin baca komen kalian, bener - bener di bikin mood sama kalian, gak cuma koment lanjut atau next, tapi kalian penasaran dan bahas cerita yang aku buat, maaciw yah
*
Jangan lupa buat selalu vote, koment, dan share cerita aku yah,
*
Guys sekalian mau ngingetin, maafin kalau tulisanku ada typo-nya, trus mau aku ralat kalau aku bakalan up cerita tiap sabtu minggu yah, soalnya aku belum bisa manage waktu, apalagi bulan ini, tapi aku usahakan aja tiap minggu pasti up, soalnya minggu kemarin sampe minggu depan aku akan sedikit kerepotan sama kesibukan di reallive, jadi mohon di maklum yah
*
Happy reading guys !!!

*

****
Dorongan pintu pembatas antara ruangan santai keluarga dengan kolam renang, memunculkan tubuh tinggi semampai seorang perempuan berhijab, Salma.

Ia datang bersama Roni, tepat berdiri dibelakang Salma, keduanya menatap Aro dan Nabila secara bergantian. Salma memberikan tatapan nyalang tajam hingga membuat Nabila mundur jauh dari tubuh Aro, melupakan ia tidak bisa berenang.

Alhasil, Nabila kembali tenggelam karna tubuhnya tidak seimbang.

"Paul," panggil Nabila panik.

"Lagian ngapain di lepas sih? Susah sendirikan" omel Aro, sambil kembali menarik tubuh Nabila ke permukaan.

Tidak menjawab, Nabila merunduk di depan wajah Aro, nyalinya menciut mendengar rentenan kalimat omelan Aro untuk dirinya.

"Nab, ngapain kamu? Tanya Salma posesif.

"Salahin Paul," timpal Nabila cepat.

Aro merespon jawaban Nabila dengan melempar tatapan maut tidak terima, Nabila cepat - cepat menghindar dari hunusan bola mata Aro.

Seperti anak kucing, Nabila mempererat memeluk bagian atas tubuh Aro, untuk menghindari dari kemarahan Aro.

"Paul, naik buruan, lo mau si Nabila sakit," omel Salma.

Bukannya mengikuti perintah Aro, ia justru memberikan pertanyaan untuk pasangan ikan tersebut. "Ko bisa lo berdua ada disini?

"Buruan naik powl, sebelum gue lempar ni kunci mobil kena kepala lo," ancam Salma.

Patuh, Aro perlahan berjalan menuju sisi kolam renang, Aro berniat menyelesaikan kegiatan berenangnya, karna gangguan dari tamu tidak di undang.

"Baju aku nerawang," cicit Nabila.

Aro melirik sebentar ke bawah, "jangan diliat," omel Nabila.

"Aku mastiin," sergah Aro.

"Buruan powl," seru Salma.

Tidak menjawab, Aro masih berjalan lambat menuju sisi kolam, Aro berusaha berjalan dengan beban yang ia bawa, yaitu beratnya tubuh Nabila ketika di dalam air disusul dengan air kolam yang terus bergerak tidak teratur.

Sampai di sisi kolam, Aro segera memerintahkan Nabila untuk melepas lingkaran pelukannya dari tubuh Aro.

"Lepas dulu," titah Aro.

"Tapi," sadar akan ketakutan yang ada pada Nabila Aro dengan cepat meyakinkan Nabila dengan cara memberikan sapuan halus pada pipi Nabila. "Bentar aja," sambung Aro.

Nabila mengangguk patuh, kemudian mengikuti semua intruksi yang datang dari mulut Aro agar ia bisa berpegangan pada tangga besi di ujung kolam.

"Pegang dulu, aku bawa dulu handuk,"

All About Aro (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang