19. Bicara

5.7K 667 184
                                    

Postur tubuh Nabila sudah seperti semula, ia kembali duduk menghadap tubuh Aro di depannya siap mendengarkan penjelasan tentang apa yang Aro katakan.

Nabila yakin, Aro pasti akan berbicara soal obrolan semalam yang belum tuntas, karna terganggu oleh kedatangan Zaky.

Jujur saja, Nabila sedikit takut untuk mendengar kebenaran yang akan Aro utarakan, Nabila masih memiliki pikiran yang positif tentang ka Bunga.

Nabila juga bingung harus bersikap seperti apa jika apa yang Aro utarakan nantinya akan jauh berbeda dari pikiran Nabila.

"Nab," Aro meraih tangan kanan Nabila kembali, ia menatap serius mata Nabila, seolah tidak ingin diabaikan. "Dengerin aku,!"perintah Aro.

"Hm," Nabila menyanggupi.

"Nab, aku yakin kamu akan sulit percaya pada apa yang akan aku bilang sama kamu, tapi mau gak mau," tekan Aro, "kamu harus mengetahui semua kebenarannya."

"Jangan bikin aku takut," protes Nabila ketika melihat wajah Aro yang semakin serius.

"Enggak, makanya dengerin dulu," tegur Aro.

Nabila, yang pada saat itu tengah penasaran, hanya mampu menurut, mengikuti apa yang dikatakan Aro.

"Yaudah cepet," titah Nabila.

"Nab, selama ini ka Bunga, manager kamu, udah manfaatin kamu, pertama, dia bohong soal kontrak kerja yang kamu tanda tangani selama ini, dia kasih berkas lain yang dimana isi perjanjian kerja sama berbeda dengan perjanjian yang kamu tanda tangani, artinya itu palsu nab, dan itu ada buktinya," terang Aro menggebu - gebu.

"Kedua, dia juga udah gunain banyak uang kamu untuk kepentingan pribadi dia, dari dua hal diatas aja, ka Bunga selama ini nipu kamu nab, ngerti maksud aku," tanya Aro serius.

"Hah? Nabila kembali bertanya.

"Nab, aku tau kamu kaget akan semua hal ini, tapi mau sampe kapan kamu akan terus gak tau? Tanya Aro.

"Tapi powl,"

"Percaya sama aku, ka Bunga gak sebaik yang selama ini kamu lihat, kamu liat sendiri aset ka Bunga dan suami, kenapa bisa terus naik? Karna sokongan uang yang masuk ke perusahaan dia, dari kamu, belum lagi rekan artis kamu dan kolega yang percaya akan marketing dia yang selalu bawa nama kamu dalam hal apapun itu, kamu rugi banyak nab," tekan Aro gemas.

"Terakhir masalah Zaky," lanjut Aro.

Nabila mengerutkan alis, kenapa Aro harus membawa nama Zaky. "Dia adalah keluarga ka Bunga nab," pungkas Aro.

Nabila menutup mulutnya dengan satu tangan, tidak mengira ia akan mengetahui fakta ini dari Aro.

"Nab, aku yakin Zaky tau semua ini," ucap Aro lagi.

Nabila menatap Aro ragu, ia benar - benar tidak tahan dengan semua cerita yang tengah Aro terangkan pada dirinya.

Saat ini, Nabila merasa menjadi orang bodoh, ia merasa di khianati oleh ka Bunga dan Zaky. Tapi kenapa Zaky melakukannya? Apa alasannya?

"Dia sengaja deketin Zaky sama kamu, cuma buat kamu jauh dari orang lain, bunga gak mau kamu deket sama orang lain selain Zaky, karna dia takut kelakuan busuknya terbongkar, itu nab," tegas Aro.

Mata Nabila mulai memerah, dadanya mulai sesak, hingga detik berikutnya, saat kelopak mata Nabila berkedip ia berhasil mengeluarkan linangan air mata, hati Nabila sakit sekali.

"Powl," rengek Nabila.

"Nab," Aro merengkuh tubuh kecil Nabila dalam pelukannya, mencoba menyalurkan perasaan aman bagi Nabila, Aro meyakinkan Nabila bahwa semuanya akan baik - baik saja.

All About Aro (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang