Nyoman Paul Fernando Aro, laki - laki matang berusia dua puluh sebilan tahun. Di depan khalayak ramai, ia akrab disapa Paul, tapi untuk Nabila sendiri, secara khusus di dalam hati, ia memanggil cowok blasteran tersebut, dengan nama panggilan Aro.
Aro banyak berubah, bahkan dari segala sisi. Nabila benar - benar terkejut. Perjalanan waktu lima tahun rupanya banyak merubah kehidupan seorang Aro, Nabila seolah mengenal dua manusia karna perbedaan kepribadian, tapi masih dalam wujud yang sama, seorang Aro.
Cowok pemilik tato di belakang tengkuk itu, akhir - akhir ini mengisi kembali kehidupan gadis asal Aceh, Nabila Taqqiyah. Tidak mengerti alasan ia datang, namun kehadirannya sangat menganggu Nabila.
Berapa puluh kali Nabila katakan agar Aro menjauhi dirinya, maka sebanyak itu Aro bertahan di samping Nabila. Dia tidak tuli akan perintah itu, Nabila yakin Aro mendengar semua sumpah serapah, kemarahan, apapun itu perasaan yang tidak menyenangkan dari ungkapan jujur Nabila di utarakan langsung di depan wajah Aro.
Sayangnya, semua itu tidak mempan bagi seorang Aro, ia masih keras kepala berusaha berada di samping Nabila, seakan semuanya masih sama seperti dahulu. Padahal, pada kenyataannya keduanya jauh, seperti Langit dan Bumi.
Walaupun Aro memiliki tempat khusus di hati Nabila sebagai bagian orang penting yang pernah hadir dalam hati Nabila, namun tetap ujungnya sama, Aro hanya orang lama, ia tumbuh di tempat yang Nabila simpan sebagai sebuah kenangan, sebuah tempat yang tidak akan Nabila sapa, walau sebentar.
Nabila sadar, jika ia berani menyapa, maka ia akan kembali pada perasaan sakit di masa lalu itu, untuk itu, Nabila tidak ingin bermain - main lagi. Semuanya sudah selesai.
Kejadian sore tadi semakin membuat Nabila sadar, Aro begitu mencintai mantan kekasihnya, yang sekarang sudah menjadi istrinya, Felia.
Nabila tidak mengenal baik Felia, namun sebagai sesama perempuan, Nabila bisa merasakan bagaimana ia berjuang untuk mendapatkan cinta dari seorang yang ia cintai.
Sakit, tentu saja, Nabila sendiri sampai saat ini, tidak pernah bisa melupakan malam - malam dimana ia berusaha melupakan Aro dengan menangis setiap malam karna rindu ingin bersama - sama lagi.
Bantal serta selimut, saat itu menjadi teman baik Nabila dalam memeluk kesedihan yang Nabila rasakan, ada teriakan yang tercekat di tenggorokan, ada tangis yang tertahan dan ada rindu yang membuncah, sulit untuk di bendung.
Sikap manis Aro yang begitu istimewa memperlakukan Nabila, adalah bayangan setiap malam menghantui. Nabila tidak terima jika mata sayu Aro harus berpaling memandang mata perempuan lain, Nabila tidak bisa tahan ketika perhatian Aro dilimpahkan pada perempuan lain, Nabila juga tidak bisa tahan ketika mulut manis yang biasa Aro ucapkan untuk memuji dirinya kini harus berpindah pada perempuan lain.
Di waktu itu, Nabila sangat mencintai Aro, ia tidak ingin terpisah barang sehari saja, segala hal yang ada pada diri Aro berhasil membuat mata dan pikiran Nabila hanya tertuju pada Aro.
"Sayangnya aku udah makan? Tanya Aro.
Nabila menggeleng, sebagai jawaban. "Ko bisa? Makanlah, ini kita di luar kota, kalau kamu sakit gimana? Abi pasti marah banget sama aku sayang," tutur Aro lembut.
"Jadi kamu lebih takut abi marah sama kamu dari pada peduli sama aku? Rajuk Nabila.
Aro menyeringai kecil mendengar penuturan Nabila. "Ko gitu ngomongnya," sahut Aro tidak suka.
"Ya kamu duluan, udahlah, mending kamu balik sana sama temen - temen kamu, urusin sana motor kamu itu," ucap Nabila bersungut pada Aro.
Dengan penuh kesabaran, Aro menarik tubuh kecil Nabila pada pelukannya, sambil berujar. "Cintanya aku, jangan marah," jeda Aro. "Maaf yah, kalau aku lebih sibuk sama temen aku," sambung Aro sambil mengelus kepala Nabila sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Aro (SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente"Harusnya aku tidak ikut kumpul," Nabila. Masa lalu adalah bagian, masa depan adalah tujuan sedangkan hari ini, adalah perjalanan. Dipertemukan kembali dalam satu acara, adalah kejadian yang tidak diharapkan Nabila, bertemu orang lama, hanya membua...