Chapter: Seven

48.8K 6.8K 5.2K
                                    

Halo! Apa kabar semuanya? Apakah masih ada yang menunggu update-an Atharrazka 2: Aryan?

Mohon maaf aku baru bisa update, yang ngikutin instagramku pasti tau kenapa aku hiatus hehe.

Mohon maaf lagi, chapter ini sangat pendek. Sengaja aku bikin pendek karena pengen liat masih adakah antusias kalian menunggu update-an cerita ini?

Target 2k vote dan 5k comments!

Happy reading!

***

Hari ini keluarga Deandra pindah ke Jakarta. Imran juga istri dan anaknya memutuskan untuk pindah dari Sukabumi ke Jakarta agar bisa berdekatan dengan Deandra. Rani, anak Imran dengan istri keduanya yang saat ini berusia 18 tahun pun melanjutkan pendidikan di salah satu universitas swasta yang berada di Jakarta.

Dan kini, Deandra, Sari, dan Rani tengah membeli seserahan. Aryan memang tak ikut karena ia sedang memiliki kesibukan lain, alhasil pria itu hanya menyerahkan uang saja pada Deandra dan membiarkan Deandra memilih barang seserahan sendiri.

"Aku seneng deh ngerasain punya Teteh," ucap Rani.

Mereka telah selesai berbelanja dan kini tengah makan di salah satu restoran yang berada di dalam Mal.

Deandra tersenyum mendengar penuturan adiknya, "kamu mau masuk jurusan apa, Ran?"

"Menurut Teteh apa?"

"Kamu suka di bagian apa?"

"Apa ya? Hm, aku kepengen jadi Pramugari, tapi gak dibolehin sama Ayah."

"Selain mau jadi Pramugari, kamu mau jadi apa?"

"Perawat, mungkin?"

"Hmm, bagus itu. Perawat, merawat orang, jasa kamu akan besar. Biar Teteh cariin STIKES terbaik."

"Sebenernya, aku udah terdaftar di salah satu STIKES, Teh."

Deandra mengernyit bingung, "udah terdaftar?" Rani pun menganggukan kepala, "A' Aryan udah daftarin aku di salah satu STIKES. Tapi aku masih ragu karena biaya masuknya hampir 50 juta."

"50 JUTA?!"

"Iya, aku udah nolak tawaran A' Aryan, tapi tetep dipaksa. Aku takut Teteh marah kalau aku nerima bantuan biaya pendidikan dari A' Aryan. Menurut Teteh gimana?"

Astaga gadis ini bertanya menurut Deandra bagaimana? Tentu saja Deandra tak mungkin mengiyakan begitu saja. Sehabis ini ia akan berbicara pada Aryan untuk tidak perlu membantu membiayai pendidikan adiknya.

****

Aryan mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, ia baru saja selesai mandi setelah seharian ini bekerja dan sangat lelah. Tetapi tiba-tiba saja Deandra meneleponnya dan langsung menyemprotnya dengan ocehan-ocehan tak terima jika Aryan membiayai pendidikan Rani.

"Tinggal terima aja, Dean. Beres, kan?" Sahut Aryan santai. Pria itu mengeraskan suara telepon sedangkan dirinya berjalan santai menuju lemari dan memakai kaosnya.

"Terima gimana? Kamu udah cukup bantu saya, gak perlu bantu keluarga saya. Saya bisa kok biayain Rani."

"Iya, saya tau kamu bisa, kamu mampu melakukan itu. Tapi sepertinya percuma, karena Rani udah terdaftar, beberapa minggu lagi akan keluar jadwal tesnya. Jadi tolong kamu sampaikan ke Rani untuk mempersiapkan diri menghadapi tes-tes nanti, ya."

"HAH?!"

"Sudah, saya ingin istirahat. Jika kamu ingin menelepon, besok lagi. Selamat malam, assalamualaikum."

"Aryan, kamu—"

Tut.

Aryan mematikan sambungan teleponnya begitu saja, ia membiarkan ponselnya berada di nakas sedangkan dirinya berbaring di ranjang dan memejamkan mata.

Sungguh, dirinya tak berbohong jika dirinya sangat lelah. Aryan pun terlelap.

****

Pagi harinya saat Aryan turun ke bawah untuk sarapan, ia melihat Arshaka dan kedua keponakannya sudah rapih menggunakan pakaian serba putih.

"Abang sama Arka Zaura mau pergi?" Tanya Aryan.

"Ingin ke makam Abba dan Umma, sebentar lagi kamu menikah, lebih baik kita ziarah terlebih dahulu ke makam Abba dan Umma. Sekalian ke makam Zanara."

"Oh iya, ya ampun Aryan lupa. Maaf-maaf, kalau gitu Aryan ganti baju dulu."

"Nanti aja, kita sarapan dulu."

Aryan pun duduk di sebelah Arka, karena sudah pasti Zaura duduk di sebelah Arshaka. Mereka menikmati sarapan pagi tanpa berbincang.

Setelah selesai, barulah Aryan mengganti pakaian dan Arshaka memanaskan mobil yang akan mereka gunakan.

****

Selesai berziarah, mereka menuju salah satu Restoran untuk makan siang. Tetapi tak sengaja mereka bertemu dengan orang yang sangat mereka kenali.

"Om Farid, Tante Citra?" Sapa Arshaka.

Sepasang suami istri itu menoleh, "loh, Arshaka, Aryan?" Ucap Citra.

"Kapan ke Indonesia, Om?" Tanya Arshaka, pasalnya beberapa tahun terakhir Farid dan Citra berada di Singapura.

"Baru aja seminggu yang lalu, Sha. Kalian tumben makan siang di luar?"

"Iya, tadi abis ziarah ke makam. Om dan Tante emang kebetulan kesini atau gimana?"

"Kita abis jenguk Aqiela, terus mampir deh makan siang disini. Kalian tumben ziarah bukan di hari Jumat?" Jelas dan tanya Citra.

Arshaka melirik Aryan, mempersilakan Aryan yang menjawab, Aryan pun tersenyum tipis pada Citra dan Farid, "ada hal penting Om, Tante. Jadi kami ziarah hari ini."

"Hal penting apa?"

"Aryan akan menikah." Jawab Aryan, kedua sepasang suami istri itu tampak terkejut, "menikah? Sama siapa, Yan?" Tanya Citra.

"Deandra, Tante. Maaf, Aryan gak bisa cerita banyak tentang Deandra." Jawab Aryan disertai senyuman tipisnya.

"Gimana keadaan Aqiela, Om, Tante?" Arshaka mengalihkan pembicaraan.

Saat mereka tengah berbincang, ponsel Aryan bergetar, mau tak mau Aryan berpamitan untuk mengangkat telepon. Pria itu tak mengetahui perbincangan mereka selanjutnya seperti apa.

Hingga akhirnya mereka selesai makan siang, mereka kembali berpisah. Aryan yang membawa mobil dengan Arshaka di kursi samping dan kedua anak Arshaka berada di belakang.

"Yan," panggil Arshaka.

"Ya?"

"Kamu gak mau kabarin Aqiela kalau kamu akan menikah?" Tanya Arshaka hati-hati.

Aryan terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya menggeleng, "setelah Aryan pikir-pikir, lebih baik gak usah, Bang."

"Tapi dia adik kamu. Kapan terakhir kali kamu jenguk dia?"

"6 bulan yang lalu."

Terlihat Aryan menghela napas pelan, hal itu membuat Arshaka tak lagi membuka suara. Ia memaklumi mengapa Aryan sudah lama tak mengunjungi Aqiela dan belum memberitahu Aqiela tentang kabar pernikahan Aryan.

"Cepat atau lambat, kamu harus beritahu Aqiela, Yan." Pesan Arshaka sebelum keadaan mobil kembali hening.

****

Kayaknya udah mulai masuk yang serius-serius nih.

Betewe, kalo Aryan-Dean after married aku bikin exclusive chapter di karyakarsa kalin setuju gak?

Jangan lupa vote dan comment!

Jakarta, 29 Mei 2023

ATHARRAZKA 2: AryanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang