Chapter: Twenty Two

46.6K 5.2K 3K
                                    

Target 2,5K votes dan 3K comments, kalau bisa tembus nanti malem update lagi untuk menemani malam tahun baruan kalian!😍

****

Dua garis.

Rifky tercengang melihat alat tes kehamilan yang berada di tangan Deandra, sedangkan Sasa menjerit senang, "KAK DEAN HAMIL?!"

Deandra hanya mengangguk sebagai jawaban, Sasa langsung tertawa senang, "aku punya keponakan!"

"Gue anter lo pulang." Rifky hendak berlalu, tetapi Deandra menahannya, "apa Aryan bakal seneng dengan kehamilan ini?"

"Tentu, udah lama dia nunggu kehadiran bayi kalian."

"Tapi aku takut respon Aryan bakal sebaliknya, Kak."

"Gue anter lo pulang, gue bakal nunggu di depan. Kalau sampe Aryan bersikap kurang ajar, gue bakal bawa lo pergi dari dia, ngerti? Jadi sekarang cepet ikut gue."

Rifky berlalu lebih dulu menuju mobil, sedangkan Deandra masih terdiam membisu. Ia meremas tangannya, merasa takut dan bingung yang menjadi satu. Melihat itu, Sasa segera menggenggam tangan Deandra.

"Kak Dean, Sasa seneng Kak Dean hamil. Tapi sebaiknya Kakak pulang, Kak Aryan juga pasti bakal seneng. Percaya sama Sasa."

Deandra memeluk singkat tubuh Sasa, "makasih ya, Sa. Aku pamit pulang." Setelah itu Deandra menyusul Rifky yang sudah menunggunya di mobil.

****

Aryan mengerjapkan mata karena merasa ada seseorang yang tengah memperhatikannya tidur, ya, Aryan bermalas-malasan di hari libur seperti ini. Ia melewatkan sarapan pagi dan memilih untuk tetap berada di ranjang.

Saat pandangannya mulai jelas, ia baru menyadari jika terdapat Deandra yang berdiri di ambang pintu kamar. Aryan mengucak matanya untuk memastikan apakah benar itu istrinya.

Setelah yakin jika itu benar-benar Deandra, Aryan melompat dari ranjang untuk menghampiri istrinya.

"Zean.."

Aryan memegang kedua bahu Deandra, menatap lekat-lekat mata itu. Benar, ini Deandra, ia tak mungkin salah orang lagi. Aryan pun memeluk erat tubuh Deandra karena begitu senang melihat Deandra yang berada disini.

"Sayang.."

Deandra tak membalas pelukan Aryan, ia hanya diam saja sampai Aryan kembali melepaskan pelukannya. Deandra menyunggingkan senyum tipis pada Aryan.

"Kamu baik-baik aja, kan?" Tanya Aryan.

Bukannya menjawab, Deandra justru menyodorkan alat tes kehamilannya, "aku hamil."

Aryan terkejut, ia menatap alat tes itu, lalu menatap Deandra, dan kembali menatap alat itu.

"Apa kamu seneng denger kabar ini, Aryan?" Tanya Deandra.

Aryan mengambil alat itu, menatap dua garis berwarna merah yang sangat nyata. Lalu ia menatap mata Deandra, "kamu hamil?" Deandra mengangguk.

Detik berikutnya, Aryan kembali memeluk tubuh Deandra, mengangkatnya dan memutar tubuh mereka, "alhamdulillah, aku seneng, Sayang. Aku bahagia."

Deandra menghela napas lega mendengarnya, Aryan kembali menurunkan tubuh Deandra dan merengkuhnya ke dalam dekapannya.

"Terima kasih ya, Sayang."

Barulah Deandra membalas pelukan Aryan, "Aryan, maaf. Kemarin aku pergi dari rumah."

"Gak apa-apa, aku seneng karena kamu udah kembali, dan sangat bahagia mendapat kabar ini. Kita harus kasih tau saudara-saudaraku."

ATHARRAZKA 2: AryanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang