Chapter: Thirty One

37.9K 3.8K 2.1K
                                    

Target 3K votes dan 3K comments yaa

Happy reading!

****

Usia kehamilan Deandra sudah memasuki 9 bulan, terakhir kali Deandra memeriksa kandungan, Dokter menyarankan Deandra untuk lebih banyak beristirahat dan mengurangi stres, memang akhir-akhir ini Deandra sibuk sekali bekerja karena klien mulai berdatangan, toko butiknya semakin lama semakin terkenal.

Sudah berkali-kali Aryan membujuk Deandra agar tidak bekerja dulu hingga melahirkan nanti, tetapi Deandra tetap kekeuh, ia ingin menyelesaikan pekerjaanya.

"Aryan, ini gak sampai seminggu lagi selesai, aku gak mau mengecewakan klienku."

"Tapi kondisi kesehatan kamu dan bayi kita lebih penting, Ze."

"Iya, aku tau. Tapi aku kerja cuma di dalam ruangan aja, kalaupun aku di rumah, sama aja kan? Aku cuma duduk, tiduran, duduk lagi, tiduran lagi. Buang-buang waktu."

"Ya Allah, kenapa kamu jadi keras kepala begini, ya?" Frustasi Aryan.

"Yaudah, terserah kamu. Lakuin apapun yang kamu mau, kalau ada apa-apa baru tau rasa."

"Kok kamu ngomongnya gitu, sih? Kamu doain aku kenapa-napa?" Deandra tersinggung oleh ucapan Aryan. Tetapi pria itu justru pergi berlalu meninggalkan ruang kerja Deandra.

Deandra menghela napas kasar, ia mengusap perutnya yang terasa keram, lalu menenangkan dirinya agar rasa keram pada perutnya berkurang.

Ponsel Deandra berdering, panggilan masuk dari Aqiela, Deandra mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum mengangkat panggilan masuk dari Aqiela.

"Assalamualaikum Kak Dean.."

"Waalaikumussalam, hai, Qiel. Ada apa?"

"Kakak lagi sibuk, gak?"

"Lumayan, kenapa?"

"Aku mau kasih tau sesuatu ke Kak Dean, menurutku ini penting banget. Tapi aku mau bicara langsung, takutnya Kak Dean gak percaya."

Deandra mengernyit, "bicara apa?"

"Besok Kak Dean ada waktu?"

"Besok ada sih, tapi kemungkinan jam 5 sore, setelah aku pulang kerja. Kalau malam ini aja gimana?"

"Malam ini aku gak bisa, Kak. Masih ada praktek sampai malam dan harus kerjain tugas. Besok aja ya, Kak? Kita ketemuan di Kafe deket butik Kak Dean."

"Boleh, besok ya."

"Oke, Kak. Kalau gitu aku tutup teleponnya, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, Aqiela."

Tumben sekali Aqiela mengajaknya bertemu mendadak seperti ini, apakah ada informasi yang sangat penting?

****

Sejak siang tadi, Aryan dan Deandra berbicara hanya seperlunya saja, bahkan ketika Aryan menjemput Deandra pulang kerja pun, mereka tak banyak bicara. Hingga saat ini Deandra makan malam hanya seorang diri, Aryan berada di ruang kerjanya, sejak tadi Deandra memanggil Aryan untuk makan malam, tetapi pria itu tak menyahutinya.

Deandra menunggu Aryan hingga pukul 10 malam, pria itu tak ke meja makan, karena sudah merasa lelah dan mengantuk, Deandra pun kembali ke kamar.

Aryan juga tak ada di kamar, itu artinya pria itu masih berada di ruang kerja. Akhirnya Deandra tertidur seorang diri.

Pukul 3 pagi, Aryan terbangun, laptopnya masih menyala, ia mematikannya dan menghela napas. Dirinya ketiduran, tengkuknya terasa sakit karena ia tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang bersandar di kursi.

ATHARRAZKA 2: AryanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang