Chapter: Twenty Eight

40.7K 4.6K 3K
                                    

Aku update tapi target yang di chapter kemarin harus tembus ya, chapter ini juga target 3K votes dan 3K comments, kalau udah tembus baru ku update lagi, biarin deh gak update-update asal tembus target dulu

Happy reading!

****

Sudah 30 menit Deandra menatap langit-langit kamar, ia melirik Aryan yang tengah tertidur di sebelahnya, lalu menghela napas. Ia merasa bimbang, haruskah ia ikut bersama Aryan? Tapi bagaimana dengan pekerjaannya?

Karena tak bisa tidur, Deandra beranjak bangun. Ia melirik jam dinding yang menunjukan pukul 2 pagi, tiba-tiba ia merasa lapar, akhirnya Deandra memutuskan untuk ke dapur, mengecek apakah ada makanan yang tersisa.

Rupanya tak ada, ia pun memasak mie instan saja karena benar-benar merasa lapar, ia tak mungkin membangunkan Aryan di pagi buta seperti ini, terlebih nanti siang Aryan harus berangkat ke Semarang.

Deandra memasak sebungkus mie instan kuah dengan tambahan cabai rawit, pokcoy, telur, dan sosis. Cukup menggiurkan, ia memakannya dengan tenang.

Saat tengah asyik makan, tiba-tiba saja Aryan datang, pria itu mengacak rambutnya dan mengerjapkan mata menahan kantuk, "Sayang kok di sini?"

"Kamu kok bangun?" Tanya Deandra balik.

"Kerasa gak ada kamu, jadi kebangun. Kamu laper?"

Deandra mengangguk, "iya, aku makan mie instan deh."

"Kenapa gak bangunin aku? Biar aku beliin makan keluar."

"Ih, ini jam 2 pagi loh."

"Terus kenapa?" Aryan duduk di hadapan Deandra dan mengambil segelas air putih, meminumnya.

"Kamu tidur lagi aja, istirahat, nanti pagi kamu kerja dulu m, kan. Abis itu langsung ke Bandara, pesawat kamu take off jam 12 loh."

"Aku tunggu kamu selesai dulu." Aryan menyangga wajahnya dengan tangan, matanya terpejam, membuat Deandra terkekeh melihatnya.

Ia segera menyelesaikan makannya, lalu mencuci piring kotor dan menghampiri Aryan, wanita itu mengusap bahu Aryan, "Aryan, yuk ke kamar lagi."

Aryan terbangun, "udah selesai?"

Deandra mengangguk, ia menggenggam tangan Aryan dan membawanya ke kamar, keduanya kembali berbaring di ranjang. Aryan menyelimuti tubuhnya dan Deandra sebelum kembali memejamkan mata.

"Aryan.."

"Hmm?"

"Kamu beneran 3 hari di Semarang?"

"He'em, kalau bisa selesai lebih cepet, aku bakal pulang cepet."

"Beneran gak apa-apa aku gak ikut?"

"Zean, udah deh, gak usah dibahas itu. Kalau bisa nyelesaiin di sini, aku gak perlu ke Semarang." Sebal Aryan, tetapi mata pria itu tetap terpejam.

"Aku ikut deh."

Hening.. Aryan tak menyahuti perkataan Deandra.

"Aryan?" Panggil Deandra.

Hanya terdengar dengkuran halus Aryan, pria itu sudah kembali masuk ke alam bawah sadar. Deandra pun menghela napas, ia merubah posisinya menjadi miring memeluk tubuh Aryan dari samping dan tertidur.

****

Pukul 7 pagi, Deandra menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Aryan. Pria itu tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, saat Aryan menghampiri Deandra, ia mengernyit bingung melihat Deandra yang masih mengenakan pakaian tidur.

ATHARRAZKA 2: AryanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang