Leva mulai terbangun dari tidur lelapnya.
Dia mencoba bangun dari tidurnya sambil terus memegangi kepalanya yang masih terasa sangat berat pagi hari ini.
Leva mengarahkan pandangannya kesemua ruangan, dia sangat asing dengan tempat ini.
Leva yang terlihat kebingungan pun akhirnya menyibakkan selimutnya dan dia justru semakin terkejut karna pakaian nya kini juga telah berganti dengan sebuah hoodie asing yang bukan miliknya.
Dengan gerakan cepat Leva turun dari ranjang dan langsung memegang kewanitaan nya, dia langsung mengembuskan nafasnya lega karna dia tidak merasakan hal aneh dibawah sana.
Dan secara tiba-tiba pintu kamar itu pun terbuka ~ Ray muncul dari balik pintu dengan membawa 1 gelas teh hangat ditangannya.
Wajah Leva terlihat semakin bingung. Dia pergi bersama dengan teman-temannya tapi kenapa dia berakhir dengan Ray pagi hari ini.
"Minumlah" Ray memberikan teh hangat itu kepada Leva.
"Oh terima kasih" Leva mengambil alih gelas itu dari tangan Ray dia kemudian mendudukkan dirinya lagi diatas ranjang.
"Tenanglah aku tidak melakukan apapun padamu, aku terpaksa mengganti pakaian mu karna kau memuntahkan isi perutmu tadi malam" Ray duduk disofa dekat ranjang.
Leva menundukkan kepalanya sambil mengumpati dirinya sendiri dari dalam hati "Maaf aku sudah merepotkan mu"
"Teman-temanmu terus saja menghubungi ku dan aku tidak punya pilihan lain. Jika tidak kuat minum lain kali pergilah minum kopi jangan minum alkohol lagi" Ray berdiri dari duduknya dan melangkahkan keluar dari kamar "Akan ku antarkan kau pulang cepat bersihkan dirimu, aku harus segera pergi ke kantor"
Leva langsung menegakkan kepalanya kembali dan meminum teh hangat itu sampai hanya tersisa sedikit lalu berjalan kearah kamar mandi. Dia berkumur dan juga sedikit membasuh mukanya dengan air.
Leva sebenarnya adalah gadis yang baik, dia juga selalu mendengar dan menuruti semua perkataan orang tuanya. Namun kehidupannya sedikit berubah saat ibunya meninggal dunia tepat saat dia baru saja menyelesaikan pendidikan tingkat SMA nya. Setelah itu sang ayah berubah menjadi ayah yang sangat protektif dan juga sedikit mengekang hidupnya, dia tidak lagi bebas pergi kemana pun dan melakukan hal apapun yang dia senangi.
Bryan hanya selalu mengajarkan Leva bagaimana caranya menjadi wanita yang hebat dan juga cara menjalankan bisnis dengan benar agar perusahaan mereka semakin bertambah sukses.
Leva tidak lagi bebas bertemu dengan teman-temannya. Apalagi soal lelaki, Bryan tidak mengijinkan lelaki manapun mendekati putri semata wayangnya. Hingga akhirnya beberapa hari yang lalu sang ayah mengajaknya pergi ke mansion milik keluarga Milton dan betapa senangnya hati Leva saat dia tahu bahwa teman dekat ayahnya memiliki putra tunggal yang sangat tampan dan saat pertama kali Leva melihatnya didalam mansion itu Leva langsung jatuh hati pada pesonanya Ray saat ini ~ Sangat dingin dan juga cuek tapi itu justru membuat Ray terlihat sangat menarik bagi Leva.
Kini Leva sudah keluar dari kamar mandi dia langsung melangkah kan kakinya keluar dari kamar Ray dan dia langsung melihat Ray yang tengah duduk diatas sofa menunggunya.
"Apa kau juga membawa tasku tadi malam?" Leva berbicara dengan nada yang sangat pelan, dia sungguh tidak enak hati karna telah merepotkan nya tadi malam.
Ray tidak menjawab dia hanya menunjukkan letak tas Leva dengan mengarahkan dagunya, dia sedang asyik melihat vidio pada layar ponselnya saat ini.
Leva berjalan kearah tasnya dan mengambil ponselnya dari dalam sana, ada banyak panggilan masuk dari sang ayah yang tidak terjawab. Jujur saja saat ini juga ada ketakutan tersendiri didalam hati Leva, dia tidak tahu bagaimana menghadapi sang ayah setelah sampai dirumahnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
GETTING DARKER
Romance~ ALEXANDER RAY MILTON ~ Anak semata wayang dari pasangan Steve dan Mia. Yang tentu saja dia akan menjadi pewaris ke 3 dari semua kekayaan dan juga semua bisnis keluarga Milton. Dia lelaki yang sangat dingin. Sampai usianya menginjak 26 tahun pun b...