54 .

2.3K 52 10
                                    

"Jadi masih dia yang menjadi dalang di balik semua ini?" Ray bertanya kepada sang ayah seolah-olah tak percaya dengan apa yang baru saja ayahnya katakan padanya.

"Arric memutar ulang beberapa kali cctv yang ada di sekitar hotel dan memang benar dia Leon"

"Hahh! Bajingan itu benar-benar sangat gigih"

"Anak buah Arric sudah menemukan dimana keberadaan nya saat ini. Jika kau tidak mau menghabisi nya daddy yang akan turun tangan, aku tidak bisa membiarkan nya terus membahayakan keluarga kita"

"Tidak. Aku yang akan menemuinya. Aku mencoba memberi nya kesempatan untuk hidup tapi nyatanya tujuan hidupnya adalah mengusik hidupku. Katakan saja dimana tempatnya aku yang akan pergi kesana"

"Akan ku suruh Arric mengantarkan mu besok pagi. Bagaimana keadaannya? Apa semuanya baik-baik saja?"

Ray mengangguk pelan "Semuanya baik-baik saja, sekarang hanya menunggu nya sadar dari obat biusnya. Aku meminta mommy untuk langsung menghubungi ku jika Leva sudah sadar nanti"

"Daddy pernah mengalami hal yang lebih buruk darimu, bahkan saat itu dokter hanya memberi 1 pilihan di antar kau atau mommy mu"

"Lau siapa yang kau pilih saat itu?" Ray mencoba berpura-pura tidak tahu, meskipun dulu sang kakek sudah menceritakan semuanya padanya.

"Kau..."

Ray tersenyum masam sambil berdiri dari duduknya "Pilihan yang bagus" kemudian dia berjalan kearah tangga menuju ke kamarnya untuk mengganti dan membersihkan badannya yang penuh dengan darah Leva.

-----

Sudah hampir jam 10 malam tapi Ray masih tetap berjaga di samping Leva.
Sebelum Mia pulang tadi, Mia sempat mengatakan jika Leva sudah terbangun namun tak lama setelah itu dia kembali tertidur karena kata dokter memang ada beberapa obat yang akan membuat Leva merasa sangat mengantuk.

Dengan gerakkan pelan dan sangat lembut Ray mencoba membersihkan sisa make-up yang masih menempel pada wajah istrinya.

Namun sepertinya yang Ray lakukan salah, karena akibat kelakuan nya Leva justru terbangun dari tidurnya, sepertinya Leva terganggu oleh tingkah Ray yang terus saja mengusap-usap wajahnya.

"Ohh... kau terbangun lagi?"

"Apa yang sedang kau lakukan Ray?" Ucap Leva dengan suara khas orang bangun tidur.

"Aku hanya membersihkan wajahmu. Apa itu mengganggu mu?"

Leva tersenyum sedikit, kemudian dia menggelengkan kepalanya "Tidak sama sekali"

"Katakan padaku apa yang kau rasakan saat ini?"

"Aku baik-baik saja, rasanya hanya sedikit nyeri. Tapi kau tidak perlu khawatir aku masih bisa menahan nya"

Ray meletakkan tissu yang berada ditangannya diatas meja, kemudian dia menaikan tubuhnya untuk duduk di ranjang disebelah Leva "Kenapa melakukannya?"

Leva menggeleng pelan "Aku hanya takut kau terluka"

"Dengan cara membiarkan dirimu yang terluka?"

"Setidaknya saat ini kau masih baik-baik saja Ray" Leva kembali tersenyum.

"Jangan tersenyum. Ini sama sekali tidak lucu Leva. Kau pikir aku akan seneng dengan tindakan mu yang seperti ini?"

"Bukan begitu Ray, aku juga tidak tahu kenapa aku melakukannya. Saat aku melihatnya yang ada di pikiranku adalah menghalangi nya agar tidak melukai mu"

"Apapun alasannya kau tidak seharusnya melakukan hal bodoh seperti itu. Bagaimana jika hal buruk menimpa mu? Atau anak kita? Kau tidak berpikir sejauh itu?"

GETTING DARKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang