11 .

5K 173 105
                                    

Setelah beberapa menit mereka berdua berpelukan Ray tidak lagi merasakan gerakan dari tubuh Leva, dia sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat kearah Leva dan benar saja entah karena merasa lelah atau karena rasa sakitnya Leva kini mulai tertidur lagi.

Ray tersenyum memandang wajah Leva. Dia tidak menyangka bahwa perempuan yang akan tidur pertama kali dengannya adalah Leva wanita yang selalu dia tolak ketika ayahnya selalu menjodohkan nya dengannya.

Ray mengarahkan pandangan nya kedinding dia melihat kearah jam yang kini sudah menunjukkan pukul setengah 11 siang.

Seketika Ray kembali teringat pada Yunna, dia memikirkan pasti Yunna tengah menunggunya saat ini.

Ray memutuskan untuk bangun dari ranjang. Dia melepaskan pelukannya pada Leva dengan gerakan pelan agar dia tidak terbangun dari tidurnya dan setelah itu Ray berjalan kearah kamar mandi sambil memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai dekat ranjang.

Ray membersihkan dirinya dibawah guyuran air shower, dia juga membersihkan sisa darah kewanitaan Leva yang sudah mengering dibatang kemaluannya. Dirinya mulai mengingat lagi adegan-adegan panas yang dia lakukan dengan Leva tadi, ada sedikit rasa penyesalan yang muncul didalam hatinya karna telah mengambil keperawanan wanita lugu seperti Leva.

Setelah selesai dengan semua hal dikamar mandi kini Ray kembali berjalan kearah ranjang, dia melihat Leva yang ternyata masih tertidur lelap diatas sana. Rasa gundah mulai muncul didalam hatinya, dia ingin pergi kekantor menemui Yunna tapi dia juga tidak tega meninggalkan Leva begitu saja.

Ray sedikit mengacak-acak rambutnya, dirinya yang dulu anti tersentuh wanita kini justru harus pusing memikirkan 2 wanita sekaligus.

Ray mengambil ponsel dan juga rokoknya diatas meja lalu berjalan membuka dinding kaca kan duduk dibalkon kamarnya, dia mengeluarkan 1 batang rokoknya lalu mulai menyalakan nya.

Setelah beberapa kali hisapan Ray menyalahkan layar ponselnya lalu mulai mencari nomor Yunna, dia menekan tombol hijau dan nada khas panggilan tersambung mulai terdengar ditelinga nya. Tanpa menunggu lama Yunna menjawab panggilan dari Ray.

"Hallo?"

"Aku tidak bisa pergi ke kantor hari ini, kau bisa mengurus semuanya sendiri?"

"Ohh ini nomer ponselmu?"

"Hmm. Kau tidak menjawabku?"

"Tenang saja aku bisa melakukan semuanya. Seringlah tidak berangkat ke kantor aku justru senang ketika ruangan terasa sangat sepi"

Ray tersenyum mendengar perkataan Yunna, gadis yang umurnya 5 tahun lebih muda darinya ini benar-benar selalu mengatakan apapun tanpa memikirkan nya terlebih dahulu "Kau yakin? Apa kau tidak akan merindukan ku?"

"Merindukan bos sepertimu? Kurasa tidak"

"Aku akan ke apartemen sore nanti"

"Untuk apa kau ke apartemen? Sore nanti sepertinya aku akan pergi berbelanja untuk membeli beberapa bahan makanan dan tentunya nanti aku akan membayar nya menggunakan kartu yang kau berikan padaku"

"Belilah semua yang kau inginkan dan aku yang akan menemani mu berbelanja nanti"

"Kau sungguh akan menemaniku? Ohh ya ada yang ingin aku tanyakan padamu"

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa aku boleh memakai uangmu untuk membayar pengobatan nenekku juga?"

"Aku rasa aku sudah sering mengatakan nya, lakukanlah semua yang kau mau dengan kartu itu aku tidak akan marah ataupun melarangmu"

"Oke baiklah. Aku akan menutup telponnya aku harus kembali bekerja"

GETTING DARKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang