29 . 🔞

5.5K 116 40
                                    

Ray mulai menarik lengan Leva dan melemparkan tubuh Leva dengan sangat kuat keatas ranjang.

"Ray kau gila! Berhentilah bersikap seperti bajingan!" Leva mencoba bangun dari atas ranjang sambil menatap wajah Ray penuh kekesalan.

Saat ingin melangkahkan kakinya menjauh Ray kembali menarik tangan Leva dan melemparkan nya lagi keatas ranjang.

"Kau benar-benar bajingan Ray!!" Leva mulai berteriak pada Ray.

"Berhentilah selagi aku masih memintamu dengan baik-baik. Bisakah kau tidak terus memancing emosiku!"

"Hah! Jadi maksudmu aku yang memancing emosi disini?! Kau benar-benar tidak pernah berkaca tentang dirimu sendiri!" Leva kembali bangun dari atas ranjang.

Namun lagi dan lagi Ray kembali membanting tubuh Leva keatas ranjang dengan sangat kuat. Dan kali ini Ray sedikit membungkuk kan tubuhnya keatas tubuh Leva sambil mencengkeram kuat rahang Leva.

Ray mencengkeram nya dengan sangat kuat, hingga Leva bisa merasakan ada rasa darah yang sepertinya keluar dari sela-sela giginya karena cengkraman Ray yang sangat kuat.

Kali ini Leva hanya diam, dia tidak lagi mengeluarkan suara apapun namun matanya terus menatap mata Ray, mata yang sudah penuh dengan genangan air mata yang mungkin sudah mampu mewakili semua yang ingin dia katakan saat ini.

"Tolong dengarkan aku selagi aku memintamu dengan baik-baik atau aku akan benar-benar membunuhnya di hadapan mu hari ini juga" Ray mengucapkan nya dengan penuh penekanan kata demi kata.

Ray mulai melonggarkan cengkraman nya saat melihat air mata Leva yang mulai mengalir membahasi wajah cantiknya.

"Apa seperti ini caramu mencintai seseorang?" Leva bicara penuh kelembutan sambil terus menatap mata Ray dalam-dalam.

"Lalu menurutmu aku harus bagaimana? Membiarkan mu pergi menemuinya?!"

"This is about work, can you stop interfering?"

"NO! I will continue to stop you if you meet him"

"Fuck your ban!" Leva menepis tangan Ray yang masih memegang rahang nya dan mencoba bangun dari ranjang.

Tapi usahanya kalah cepat dengan gerakan kedua tangan Ray yang lebih dulu menahan bahu Leva agar tetap diatas ranjang.

Leva semakin emosi karena ulah Ray yang sangat menjengkelkan pagi ini. Dia terlihat sudah sangat muak dengan semua ocehan dan juga kelakuan Ray yang dilakukan padanya.
Namun berbeda dengan Leva, tanpa rasa bersalah sedikit pun dia justru dengan lembut mulai mendaratkan bibirnya pada bibir Leva. Hingga membuat Leve semakin gila memikirkan apa yang sebenarnya yang terbesit didalam pikiran Ray.

Leva terus menggelengkan kepalanya, seperti memberi isyarat penolakan terhadap Ray, tapi seperti biasa tanpa memikirkan perasaan orang lain dia terus saja melakukannya.

Ray terus mengelumat lembut bibir Leva meskipun dia bisa merasakan bahwa Leva tak membalas sedikit pun ciumannya.

Tangan yang tadinya menahan bahu Leva kini mulai bergerak turun dan masuk kesela-sela blouse yang belum sempat dikancingkan olah Leva. Tangannya semakin nakal bergerak masuk kedalam Bra dan meremas lembut payudara milik Leva.

Leva hanya memejamkan matanya, dia tahu kemana arah Ray selanjutnya setelah ini. Dia hanya diam, tidak menolak juga tidak mengeluarkan perkataan apapun. Leva seperti sudah putus asa andaikan dia menolak dan memberontak pun hal ini akan tetap terjadi.

Ray mengangkat kepalanya, dia menatap wajah Leva, dia bisa melihat mata Leva yang terpejam dengan butiran air mata yang menetes keluar dari sela-sela matanya, ada rasa kasihan yang muncul dari dalam hatinya namun dia juga sangat kesal karena Leva sudah tidak mau mendengarkan perkataannya sama sekali.

GETTING DARKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang