Bagian satu

21K 988 28
                                    

Dengan pelan seorang pria mulai masuk kedalam rumah kedua orang tuanya, berjalan sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara apapun digelapnya ruang tengah, ia seperti terbiasa berjalan diantara gelapnya ruang tengah saking seringnya melakukan semua ini.

Pria itu mau tak mau harus melakukan semua ini agar tidak ketahuan pulang dini hari setelah berada dikantor dua hari lebih, tatapan tajam namun teduh itu menatap kearah gelapnya ruang tengah untuk memastikan tak ada siapapun disini.

Klak!

Lampu ruang tengah menyala begitu saja dengan seorang pria paruh baya tengah menatap anaknya dengan tatapan datar, si pelaku yang tertangkap basah hanya diam saat mommy nya berjalan mendekat sebelum memukul dada bidang miliknya cukup keras.

"Kebiasaan sekali kamu! Bukan nya sudah sering mommy bilang jika ingin ke kantor ingat waktu! Ini sudah dua hari lebih kamu tak pulang dan sekarang saat pulang kamu malah berjalan diam-diam seperti maling," ujar Ravel dengan menatap anak sulungnya dengan tatapan menusuk, ia sudah khawatir tentang bagaimana kondisi anaknya itu, sudah makan atau belum. Tapi yang anaknya lakukan malah menghilang tanpa memberi kabar sedikitpun, ia mengerti pasti banyak pekerjaan yang harus anaknya itu lakukan namun untuk mengabari saja itu tak mungkin membutuhkan waktu satu hari kan?

Walaupun anaknya itu sudah dewasa bahkan sekarang umurnya sudah dua puluh empat tahun namun tetap saja nama nya orang tua pasti akan mengkhawatirkan anaknya bukan?

Terlihat pria yang menjadi tersangka itu tersenyum tipis sebagai tanggapan membuat Ravel mendengus, senyuman itu pasti sebagai sogokan agar ia bisa memaafkan anaknya itu, itu tak akan bisa mampu! Ia tengah kesal sekarang.

"Seberapa lebarpun kamu tersenyum Seen, mommy tak akan memaafkan kamu begitu saja," ujar Ravel pada Seen anak sulungnya.

Terlihat Seen tersenyum tipis sebelum mencuri satu kecupan dipipi mommynya itu, setelah melakukan itu semua pria itu langsung berjalan cepat naik kearah tangga agar tak menerima amarah lebih lagi, jangan sampai daddynya melihat apa yang ia lakukan, bisa langsung mati malam ini juga.

Ravel terdiam menerima kecupan dadakan itu dari Seen, selalu saja seperti ini yang anaknya itu lakukan saat ia tengah marah! Mungkin ia akan langsung marah besok lagi karena sekarang sudah larut malam, mungkin anaknya itu lelah.

***

Seen menutup pintu kamar miliknya sebelum melepas kemeja yang ia kenakan, berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri sebentar sebelum beristirahat nantinya.

Beberapa saat kemudian Seen kembali keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian tidur miliknya, tak terasa waktu berjalan begitu cepat sehingga sekarang ia bisa sedewasa dan sebesar ini setelah dulu selalu diejek kecil serta pendek oleh daddynya.

Sekarang ia bisa membuktikan jika semua yang daddynya itu katakan salah, tinggi tubuhnya bahkan lebih tinggi dari daddynya itu belum lagi tubuhnya yang tumbuh secara sempurna karena ia selalu merawat tubuhnya sendiri.

Dengan begitu banyak rasa lelah karena berada dikantor terlalu lama, Seen segera menjatuhkan tubuh besar miliknya diatas ranjang miliknya sebelum menatap langit-langit kamar dengan tatapan datar. Berada dikantor selama dua hari lebih terasa sangat melelahkan setelah ia berbaring seperti sekarang, padahal saat berada dikantor tadi rasanya biasa saja namun sekarang saat sudah berbaring rasanya sangat lelah.

Usianya sudah dua puluh empat tahun, baik daddy, mommy serta adiknya selalu bertanya kapan ia akan menikah? Kapan ia akan membawa kekasihnya? Seen hanya bisa terdiam mendapatkan semua pertanyaan itu karena ia sendiri bingung karena sekarang dirinya tak memiliki hubungan apapun dengan seseorang karena terlalu sibuk bekerja.

Mau mencari pun rasanya malas, waktunya akan terbuang sia-sia saja jika mencari karena pasti sulit mencari seseorang yang memang cocok untuk dirinya, Seen juga belum yakin ia akan menikah dengan seorang wanita atau seorang pria? Rasanya belum terlalu nyata ia tertarik pada gender mana.

Hah, seperti inilah saat ia tak mengerjakan apapun pasti banyak selalu masalah yang ia pikirkan bahkan masalah itu terbilang hal sepele.

Seen masih terus terdiam hingga tak terasa kedua mata itu tertutup karena efek mengantuk terlalu sulit untuk dihindari, ia tertidur untuk beristirahat sejenak sebelum besok mulai bekerja lagi.

***

Pagi-pagi sekali Seen mendengar suara ketukan dipintu kamar miliknya membuat pria itu mau tak mau harus bangun dari tidur nyenyaknya untuk melihat siapa yang datang pagi hari seperti ini untuk menemui dirinya,  pasti mommynya atau Shaka yang datang sekarang karena kedua orang itu sangat sering datang untuk membangunkan dirinya dipagi hari.

Saat pintu terbuka disana terlihat ada Ravel tengah tersenyum lembut menatap anaknya itu, ia tak berniat menggangu istirahat anaknya itu namun karena tadi suaminya ingin berbicara dengan Seen jadi mau tak mau ia harus melakukan semua ini karena Agara mengatakan ini masalah cukup penting, Ravel tahu ini pasti tentang pekerjaan kantor.

"Daddymu ingin berbicara karena takut kamu akan berangkat ke kantor lagi nanti, jadi setelah kamu mandi segeralah temui daddymu ya?"ujar Ravel membuat Seen menganguk dengan pelan sebagai jawaban untuk mommynya itu, ia akan langsung membersihkan diri agar bisa mendengarkan masalah atau hal apa yang ingin daddynya katakan nanti, pasti hal yang cukup serius sehingga sekarang secara langsung daddynya ingin berbicara pada dirinya.

Karena memang mereka berdua jarang sekali bertemu, Agara sibuk dikantor miliknya sedangkan Seen juga sama jadi tak ada waktu untuk berbicara hal random seperti dulu saat ia belum bekerja.

Setelah berganti pakaian, Seen langsung beranjak untuk menemui daddynya yang sudah pasti berada didalam ruang kerjanya sekarang, mengetuk pintu itu beberapa kali sebelum ia berjalan masuk kedalam sana, tersenyum kecil menatap daddynya.

"Mommymu bilang kau baru saja pulang semalam apa itu benar?"tanya Agara pada anak sulungnya yang sudah beranjak dewasa sekarang.

Seen menganguk karena itu memang benar, ia baru pulang semalam setelah dua hari berada dikantor.

"Daddy tak ingin mengatakan soal pekerjaan sekarang. Daddy ingin membicarakan tentang keluarga kita, kamu tahu sendiri mommymu itu sangat mudah sekali cemas dengan kondisimu atau Shaka saat kalian tak  menghubungi dia, kemarin mommymu sempat sakit karena itu semua walaupun daddy sudah mengatakan jika kau sedang bekerja jadi tak bisa memberi kabar apapun. Dia hanya memikirkan bagaimana kondisi anaknya disana, daddy hanya ingin meminta kamu untuk selalu memberi kabar pada mommymu jika kau tak bisa pulang atau pun semacamnya. Kau masih muda, dimana itu saatnya menikmati hidup, tinggalkan sejenak pekerjaanmu dan pikirkan semuanya. Tak selamanya kau akan seperti ini karena kelak pasti kau akan menikah kan? Kau tak mungkin mengabaikan istrimu begitu saja karena dia akan menemani kamu sampai tua nanti, cobalah membiasakan semua itu dari sekarang, kerjakan semampu dirimu saja setelah itu pulang, semua nya bisa dilanjut besoknya lagi," ujar Agara dengan panjang lebar, ia tak ingin anaknya menjadi super sibuk sekarang karena nanti cepat atau lambat pasti Seen akan menikah bukan? Waktu bersama keluarga itu lebih penting dari apapun itu, ia ingin Seen membiasakan semua itu.

Bersambung..

Votmen.

Sorry gaje, kalau kalian suka jangan lupa komen ya. Biar nanti dilanjut

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang