Bagian dua empat

6K 527 4
                                    

Alvin terbangun dari tidurnya dengan tatapan langsung mengarah pada suaminya yang terlihat tidur dengan sangat nyenyak.

Wajah itu terlihat sangat puas seperti baru saja mendapat hadiah yang sangat banyak padahal Seen hanya mendapat jatahnya saja. Tapi mereka berdua berbanding terbalik, jika Seen terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya berbeda dengan Alvin yang malah susah tidur karena merasa aneh dibagian bawah sana. Rasanya ada yang aneh karena tadi malam Seen keluar didalam namun jika ia meminta untuk ke kamar mandi itu sama saja membangunkan suaminya yang tengah tidur dengan nyenyak.

Mau pergi ke kamar mandi sendirian pun ia tak bisa karena dibawah sana terasa sakit, alhasil sejak tadi Alvin hanya menatap suaminya itu saja berharap Seen akan bangun dengan sendirinya namun itu semua sepertinya hanya angan saja karena suaminya itu masih terlihat tidur dengan sangat damainya.

"Mas ..."lirih Alvin, ia bingung antara ingin membangunkan suaminya ataukah tidak, namun rasanya semakin tak nyaman dibawah sana.

Kedua mata yang sejak tadi tertutup dengan damai sekarang mulai terbuka, menatap kearah istrinya yang tadi memanggil. Walaupun ia tidur dengan sangat nyenyak namun Seen masih bisa mendengar suara orang yang memanggil dirinya sehingga bisa bangun dengan cepat. Ia menatap istrinya itu menunggu perkataan yang akan keluar dari sana lagi.

"Hm?"

Tanya Seen dengan suara berat miliknya, si manis masih terlihat diam saja sejak ia membuka mata tadi.

"Mas ... antar aku ke kamar mandi, rasanya nggak enak dibawah sana .... "cicit Alvin dengan pelan, ia tak mengira suaminya akan langsung bangun hanya karena dirinya panggil dengan pelan tadi, ternyata Seen sangat peka akan suara. Ia jadi ngerasa bersalah karena sudah mengganggu tidur suaminya itu.

Seen tersenyum kecil saat melihat wajah bersalah dari istrinya itu, ia mengerti pasti Alvin merasa bersalah karena ia bangun sekarang namun percayalah dirinya lebih merasa bersalah karena mendengar perkataan istrinya itu, pasti sejak tadi Alvin sudah menahan rasa tak nyaman dibawah sana.

Dengan cepat Seen langsung mendudukan dirinya, sebelum mengambil handuk yang ada diatas nakas untuk ia kenakan, sedangkan Alvin langsung mendudukan dirinya diatas ranjang dengan tatapan mengarah pada suaminya yang mulai menggendong tubuhnya sekarang.

"Kenapa tak membangunkan mas sejak tadi?"tanya Seen dengan menurunkan dengan pelan tubuh Alvin didalam kamar mandi, ia tahu apa yang membuat istrinya itu tak nyaman sejak tadi karena ia keluar didalam tadi malam otomatis milik istrinya itu terasa penuhkan? Dirinya lupa membersihkan milik istrinya lebih dulu sebelum tidur, namun semalam karena merasa sangat menganguk ia langsung tidur tanpa memperhatikan sekitaran, katakan lah ia brengsek karena melakukan itu semua sehingga sekarang Alvin merasa kesulitan karena dirinya.

****

Dua minggu lebih berada diluar negeri untuk berlibur sekalian bulan madu sekarang Seen dan juga Alvin kembali pulang, itu pun bukan pulang kerumah kedua orang tua Seen tapi pulang kerumah mereka berdua sendiri karena rumah itu sudah jadi.

Rumah yang Alvin inginkan dulu sudah jadi, rumah yang berada diperkotaan sehingga saat mereka membutuhkan apa saja pasti akan ada disana tanpa harus bersusah payah mencarinya.

Alvin menatap rumah sederhana dihadapan dirinya, rumahnya tak terlalu besar namun tak kecil juga. Rumahnya sangat cocok untuk mereka tinggali berdua atau lima orang.

Rumah yang menjadi impiannya sejak lama sekarang sudah terwujud dengan begitu nyatanya, semua yang ia anggap hanya angan semata sekarang menjadi nyata, sesuatu yang tak pernah terbayang didalam hidupnya sebelumnya.

"Ayo masuk. Semua barang kita sudah dipindahkan kesini karena aku sengaja melakukan semua itu agar kita lebih mudah nantinya saat sudah pulang nanti."ujar Seen dengan menarik pinggang istrinya untuk mendekat kearahnya sebelum membawanya berjalan masuk kedalam rumah.

Ia memang sengaja menyuruh seseorang untuk nemindahkan semuanya termasuk barang yang ada dirumah Alvin yang dulu tak bisa dia bawah karena takut Seen tak suka.

Lagi dan lagi tatapan Alvin dimanjakan oleh pemandangan dihadapannya sekarang. Sebuah ruang tengah yang cukup luas dengan tv besar didepannya. Semua yang ada didalam sini sama persis seperti yang ia inginkan sampai Seen membawanya kedepan pintu dilantai satu membuat Alvin bertanya-tanya pintu apakah ini?

"Ini kamar kita mas?"tanya Alvin dengan perasaan sedikit tak yakin karena dirinya tahu bahwa rumah ini lantai dua itu artinya kamar mereka ada diatas kan? Bukan dibawah?

Seen tersenyum kecil sebelum membuka pintu kamar itu yang langsung membuat Alvin terdiam.

Ini semua koleksi bonekanya yang ada dirumah kedua orang tuanya! Dirumah kedua orang tuanya juga dibuatkan tempat khusus seperti ini namun ia tak menyangka jika suaminya itu juga melakukan hal yang sama.

****

Malam pertama dirumah baru mereka. Baik Seen maupun Alvin hanya memilih diam didalam kamar saja dengan posisi saling berpelukan, mau melakukan hubungan intim pun itu tak mungkin karena mereka baru saja melakukan semua itu sebelum pulang kesini kemarin. Tak akan baik jika hari ini mereka juga melakukan itu semua karena kesehatan mereka nomor satu sekarang.

"Mas pernah berpikir nggak kalo nantinya akan menikah dengan seorang pria juga?"tanya Alvin karena ia penasaran dengan semua ini cukup lama, namun tak ada keberanian untuk bertanya sampai sekarang ia berani untuk bertanya tentang itu semua.

Ia sendiri pernah berpikir akan menikah dengan seorang wanita dan membentuk keluarga yang normal namun nyatanya semuanya berbanding terbalik dengan apa yang ia pikirkan karena nyatanya itu semua hanyalah rencana.

Seen terdiam karena ia tak pernah berpikir untuk menikah dulu, yang hanya ada didalam pikirannya hanyalah kerja, kerja dan kerja.

Ia tak pernah membayangkan akan menikah sebelumnya namun nyatanya semuanya berbeda, takdir sudah menentukan sesuatu untuk dirinya.

"Mas tak pernah berpikir untuk menikah dengan seorang wanita karena dulu mas gila kerja. Jadi untuk menikah pun rasanya tak ada niatan sama sekali. Yang mas pikirkan hanyalah bagaimana cara agar perusahaan mas tetap berkembang, itu saja."ujar Seen dengan jujur.

Pelukan itu semakin mengerat membuat Alvin semakin menyamankan tubuhnya didalam dekapan hangat milik suaminya itu.

"Kita bersama karena takdir. Pasti akan menyenangkan jika nanti kita punya anak 'kan? Apa mas pernah berpikir untuk mengadopsi anak?"tanya Alvin dengan lirih karena teredam oleh dada bidang milik Seen yang ia peluk.

Alvin memikirkan semua itu sejak beberapa hari yang lalu, pasti akan sangat menyenangkan jika mereka mempunyai anak kan?

"Kau ingin anak? Hm? Nanti kita akan bikin terus agar nanti kita juga mempunyai anak yang menggemaskan."ujar Seen yang langsung membuat Alvin melepaskan pelukan mereka sebelum menatap suaminya itu dengan tatapan memicing.

"Baiklah mas serius. Untuk saat ini mas belum berpikir itu semua karena ingin menikmati kedekatan kita, mungkin nanti saat berjalannya waktu mas akan memikirkan semua itu lagi."ujar Seen dengan memeluk sang istri dengan erat.

Ia memang ingin menikmati saat-saat bersama dengan Alvin dulu sebelum memikirkan semua itu nantinya.

Bersambung..

Votmen_

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang