Bagian enam belas

6K 549 17
                                    

Kedua mata bulat itu dengan perlahan terbuka, menatap dada bidang seorang pria yang berada dihadapan dirinya persis. Senyuman kecil terbit dikedua sudut bibir itu saat melihat suaminya tengah tertidur dengan pulasnya, wajah Seen saat tidur sama seperti anak kecil yang lucu.

Dengan pelan Alvin melepaskan pelukan milik Seen sebelum turun dari atas ranjang karena hari ini ia akan kembali sekolah lagi setelah satu minggu lebih berada dirumah, ia harap semuanya akan baik-baik saja hari ini serta hari-hari selanjutnya karena semua orang sudah tahu jika dirinya merupakan pasangan dari Seen Axciando.

Dengan cepat Alvin langsung masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya, ia akan melupakan sejenak pikiran buruknya karena itu sama sekali tak bagus untuknya, mungkin setelah berganti pakaian nanti ia akan membantu mommynya memasak didapur karena hari masih lumayan pagi.

Beberapa saat kemudian Alvin keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian sekolah miliknya, menatap kearah ranjang dimana ada Seen yang tengah duduk dengan tatapan sayu, ia yakin jika pria itu baru saja bangun hingga sekarang nyawanya sebelum sepenuhnya terkumpul.

"Mas mau langsung mandi?"tanya Alvin dengan berjalan kearah meja rias miliknya untuk mengeringkan rambut miliknya.

Sedangkan Seen yang mendapatkan panggilan itu langsung saja menatap kearah Alvin sebelum beranjak turun dari atas tempat tidur, pria itu berjalan kearah Alvin sebelum berdiam diri disamping pemuda itu membuat Alvin bertanya-tanya apa yang tengah pria itu lakukan disamping nya dengan berdiam diri?

"Kenapa?"tanya Alvin, tak mungkin pria itu masih belum sadarkan? Tapi kenapa dia bersikap aneh? Ia jadi takut, jangan-jangan suaminya kerasukan!!

"Kamu manggil saya apa tadi?"tanya Seen balik karena kemarin pemuda itu selalu memanggil diri nya dengan 'lo' terus-terusan tapi sekarang Alvin memanggil dirinya mas, panggilan yang biasa mommynya berikan pada daddynya ternyata rasanya sangat senang sehingga tak bisa berkata-kata.

Memang kemarin ia meminta Alvin memanggilnya mas namun dirinya tak menyangka ternyata pemuda itu menuruti apa yang ia katakan.

"Lo mau mandi langsung?"ulang Alvin dengan kembali fokus pada tugasnya sendiri membuat Seen menggeleng, bukan itu yang ingin ia denger sekarang.

"Kalimat sebelum itu, tadi kamu bilang apa?"tanya Seen ulang, ia ingin mendengarkan itu lagi sekarang karena rasanya sangat menyenangkan.

Alvin menunduk ia mengerti namun untuk mengulanginya lagi rasanya sangat malu.

"Mas mau langsung mandi?"ulang Alvin dengan menatap kearah lain, rasanya sangat malu untuk mengulanginya lagi tapi jika tidak maka Seen akan bertanya terus-terusan kan?

Seen tersenyum kecil mendengar itu semua, rasanya sangat menyenangkan sehingga tak bisa diungkapkan dengan kata-kata saja.

***

Alvin berjalan masuk kedalam halaman sekolah, Raka masih belum pulang karena ada sedikit kendala yang terjadi sehingga sekarang ia datang sendirian kesekolah.

Tak ada teman lain selain Raka karena memang hanya mereka berdua saja yang bisa saling mengerti dengan keadaan mereka masing-masing tanpa merasa tak nyaman sedikitpun namun sekarang temannya itu tak bisa pulang sekarang.

Selama berjalan dihalaman sekolah Alvin sadar jika banyak yang memperhatikan dirinya namun ia berusaha bersikap cuek untuk itu semua karena ia yakin selama dirinya tak membuat ribut lebih dulu pasti mereka juga akan melakukan hal yang sama.

Tapi ternyata sama saja karena saat sampai dikelas semua teman-temannya menatap kearah dirinya dengan terang-terangan, sama seperti saat ia pertama masuk sekolah tapi kenapa?

Seorang gadis mulai berjalan mendekat dengan menatap Alvin dari atas sampai bawah, meneliti penampilan pemuda itu membuat Alvin merasa risih dengan itu semua, ada apa dengan mereka?

"Jadi lo yang udah diem-diem main belakang sama pria yang terkenal itu? Gue nggak nyangka sih kalo muka polos lo itu ternyata munafik! Nyata nya lo simpenan doang dulu! Pasti sekarang lo ngerasa bangga dengan apa yang lo lakuin? Kami semua mengira hanya orang tua lo aja yang kelainan jadi kami bisa ngertiin itu semua walaupun rasanya jijik tapi apa? Lo sama aja! Jijik banget sekelas sama cowok banci kayak lo!"

Gadis itu mendorong Alvin cukup keras namun karena Alvin seorang pria itu bisa menahannya karena dorongan gadis itu masih bisa ia tahan, apa maksud gadis itu dengan mengatakan semua itu? Kenapa harus membawa nama orang tuanya?

"Emangnya kenapa?! Dengan keluarga gue berbeda dan gue juga berbeda kalian bisa menghakimi gue gitu aja? Banyak dikota ini orang yang sama kayak gue tapi nggak ada yang menghakimi mereka tapi gue? Pikiran kalian aja terlalu sempit sampai nggak bisa menerima sesuatu yang baru bagi kalian!" Jawab Alvin tak kalah keras, ia tak akan membiarkan orang-orang itu membully nya hanya karena dirinya spesial, ini bukan kelainan!

Mereka semua tertawa setelah mendengar jawaban dari Alvin bahkan sekarang dua orang pemuda berjalan mendekat sebelum mencekal lengan Alvin kanan dan juga kiri sedangkan Alvin yang mendapat semua itu secara dadakan hanya bisa memberontak sekuat tenaga.

"Apa maksud kalian! Kalian mau ngapain gue bangsat!"teriak Alvin saat melihat mereka berusaha menutup pintu serta jendela sebelum berjalan mendekat kearah dirinya lagi, ia tak bisa memberontak karena dipegangi oleh dua orang, ia kalah jumlah.

"Kita? Kita mau memberi pelajaran untuk manusia hina kayak lo! Mungkin pihak sekolah atau orang yang berada nggak bisa ngelakuin semua ini karena takut sama keluarga suami lo tapi tidak dengan kita. Jadi lo siap-siap aja buat nerima semua kejutan yang kami berikan."

Alvin terus meronta bahkan berteriak namun semua itu sia-sia saja karena semua celah sudah ditutup sehingga hanya terdengar suara dari dalam kelas saja.

Gadis yang tadi pertama kali mendekati Alvin berjalan mendekat sebelum menarik rambut Alvin dengan kasar, sedangkan Alvin hanya bisa berteriak dan juga memberontak saja karena tak bisa melakukan hal apa-apa lagi untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

"Lo! Manusia hina yang nggak seharusnya hidup."ujar gadis bernama Nia itu sebelum mengambil satu botol air untuh ditumpahkan kewajah Alvin, genggaman tangan itu mengerat agar tarikan tangannya dirambut Alvin mengencang.

"Aargghh ...."

Hanya suara sakit saja yang terdengar karena nyatanya itu bukan hanya air biasa namun air yang dicampur bubuk cabai pantas saja rasanya panas.

"Lepasin gue!"teriak Alvin mata pemuda itu memerah karena air itu masuk kedalam matanya, rasanya sangat pedih. Ia takut namun jika dirinya hanya diam maka mereka akan seenaknya, bagaimana jika mereka melakukan hal yang lebih dari ini?

Mereka semua tertawa bahkan ada yang merekam semua itu dan juga melempari tubuhnya dengan telur busuk. Rasanya sangat menyakitkan, ia takut.

Bersambung..

Votmen_

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang