Bagian tiga puluh

4.8K 484 10
                                    

Alvin terdiam menatap kearah Xeral yang tengah bermain didalam kamar mereka. Sudah dua hari lebih Seen pergi namun sampai sekarang pria itu tak menghubungi dirinya membuat perasaan khawatir mulai muncul didalam hatinya, kenapa suaminya itu? Apa begitu banyak pekerjaan sehingga tak ada waktu untuk menghubungi dirinya? Tapi saat ia hubungi semalam nomor Seen sama sekali tidak bisa dihubungi membuat perasaan jahat terus saja datang.

Semalaman Alvin tak tidur karena memikirkan bagaimana kabar sang suami. Disana baik-baik saja kan? Suaminya itu hanya tengah sibuk saja kan sekarang? Ia tahu pasti hanya karena sibuk bukan hal yang lainnya, seberapa kuat pun ia berpikir positif tetap saja pikiran jahat itu akan muncul didalam pikirannya.

Bahkan Xeral yang baru sehari bersama dengan Seen mulai bertanya bagaimana keadaan ayahnya disana? Ayahnya kapan akan pulang? Kenapa ayahnya tak menghubungi mereka?

"Tata?"

Xeral berjalan kearah Alvin saat tak mendapatkan jawaban apapun, sejak kemarin kakanya itu banyak diam tanpa banyak bicara pada dirinya membuat ia merasa bingung apa yang membuat kakanya itu seperti ini?

"Tata?"

Xeral menggenggam tangan dingin Alvin membuat pemuda itu tersentak sebelum menatap kearah anaknya itu, "eh iya? Kamu mau makan apa?"ujar Alvin dengan tatapan terkejut yang terlihat sangat nyata.

Xeral menggeleng dengan cepat karena ia tak ingin makan apapun sekarang, justru kakanya itu yang harus makan karena sejak tadi pagi kakaknya itu tak makan sama sekali. Wajahnya sekarang terlihat sedikit pucat sekarang.

"Xelal nda penen matan. Tata na aja yang matan, tan dali pagi tata nda matan baleng Xelal."ujar Xeral dengan menarik Alvin agar turun dari tempat tidur dan makan seperti yang ia inginkan. Ibu panti pernah mengatakan jika tak makan maka tubuh akan sakit dan Xeral tak ingin kakanya sakit karena sakit itu susah.

Alvin terdiam, napsu makan nya sama sekali tidak ada sejak tadi pagi. Rasanya hambar semua, dan rasanya ingin muntah jadi dari pada itu semua terjadi lebih baik ia tak makan sama sekali.

"Kaka tidak bisa sayang. Rasanya ingin muntah saat ada makanan masuk kedalam mulut,"ujar Alvin dengan kedua mata berkaca-kaca, sekuat apapun dirinya ingin menahan semua rasa sesak didalam hatinya tetap saja semuanya tak bisa dirinya tahan begitu saja, sejak hamil dirinya menjadi sangat sensitif semua hal terasa sangat menyakitkan saat hamil.

"Tata? Tata na tenapa nanis? Xelal calah? Maapin Xelal."ujar Xeral dengan memeluk kakaknya yang sekarang terlihat menangis, ia tak bermaksud membuat kakaknya sedih dengan mengatakan itu semua. Dirinya hanya tak ingin kakaknya sakit karena tidak makan sama sekali.

"Xeral tidak salah sayang ... hanya saja kakak merasa bersalah sama kamu dan juga dedek bayi karena tak bisa merawat kalian dengan baik. Sejak kemarin kamu selalu kakak abaikan sedangkan dedek bayinya belum mendapatkan makanan apapun sejak tadi pagi,"ujar Alvin dengan memeluk dengan erat tubuh kecil Xeral untuk melampiaskan semua yang ia rasakan sekarang, ia merasa sangat bersalah namun tak ada yang bisa dirinya lakukan lagi sekarang karena pikiranya sangat kacau sekarang.

Ia sadar jika saat tengah hamil tak baik untuk banyak pikiran namun saat tak mendapatkan kabar apapan dari pria yang sangat ia cintai membuat hatinya sakit.

"No. Tata nda calah. Xelal juga nda malah toc talo tatana diem, tata juga butuh istilahat jadi diem aja, Xelal bica ain cendiri."ujar Xeral dengan menghapus air mata kakanya, ia sama sekali tak masalah jika kakaknys itu sering kali bersikap cuek karena dokter mengatakan jika kakaknya itu butuh istirahat jadi tak baik jika banyak berbicara.

Alvin hanya diam dengan memeluk dengan erat tubuh kecil Xeral, anaknya itu sangat mengerti apa yang ia rasakan. Dirinya sangat bersyukur karena memiliki anak seperti Xeral yang sangat luar biasa, tak banyak anak yang bisa mengerti keadaan seperti Xeral karena pikirannya hanya akan tertuju pada mainan dan juga sesuatu yang anak lain mainkan tapi Xeral? Dia luar biasa.

***

Keesokan harinya Alvin terbangun dari tidurnya dengan kepala yang terasa pusing karena dari kemarin ia tak makan apapun karena tidak selera sama sekali tapi sekarang dampak dari semua itu terlihat karena sekarang kepalanya terasa pusing.

Tatapan itu mengarah pada Xeral yang tengah tertidur dengan tenang sebelum mengambil handphone miliknya untuk melihat apakah ada pesan dari suaminya itu ataukah tidak. Nyatanya ke kecewaan kembali terasa saat melihat tak ada pesan apapun yang masuk dari suaminya itu.

Ia takut. Sudah tiga hari tak ada kabar apapun dari suaminya itu padahal Seen sudah mengatakan akan menelpon dirinya saat sampai nanti tapi sekarang sudah tiga hari tapi tak ada pesan apapun yang masuk. Pesan yang mengatakan jika suaminya itu baik-baik saja.

"Mas? Kamu pasti baik-baik saja kan disana? Aku tak ingin semua yang ada didalam pikiran jahatku muncul. Pernikahan kita baru 3 bulan lebih jadi mas tak boleh pergi. Mas harus pulang secepatnya agar aku berhenti merasa khawatir, bukan kah mas sendiri yang bilang jika aku tak boleh banyak pikiran? Tapi jika seperti ini aku tak bisa jika tidak memikirkan bagaimana keadaanmu sekarang. Kamu pulang terlambat saja aku khawatir tapi sekarang? Sudah tiga hari. Apa kamu tak merindukanku?"gumam Alvin dengan pelan sebelum mengelus rambut tebal milik Xeral yang masih tertidur dengan tenang.

Tadi malam balita itu menemani dirinya karena ingin tidur bersama, Xeral ingin mereka berdua tidur karena malam kemarin balita itu tidur lebih dulu sedangkan dirinya tak tidur semalaman.

Xeral mampu membuat pikiran jahatnya pergi namun saat balita itu tak berbicara kepada dirinya pikiran itu datang kembali.

Dengan pelan Alvin mulai beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan tubuhnya dan juga memasak sarapan untuk Xeral yang akhir-akhir ini semakin bernapsu untuk makan.

Ia merasa senang karena itu artinya balita itu memyukai masakannya.

Setelah membersihkan dirinya Alvin segera berjalan kearah dapur untuk memasak sarapan walaupun kepalanya terasa pusing, rasa pusingnya semakin bertambah setiap saatnya membuat Alvin terdiam. Rasanya sangat pusing dan juga sakit, perutnya ikut sakit juga sekarang.

Hingga beberapa saat kemudian

Bugh!

Tubuh itu jatuh karena pingsan, diruang keluarga karena tak sampai ke dapur.

Kedua mata bulat Xeral terbuka dengan pelan sebelum beranjak turun dari tempat tidur, ia ingin melihat kakanya sekarang karena semalam dirinya menjaga kakanya itu agar bisa tidur jadi sekarang ia ingin melihat bagaimana keadaan kakanya itu hingga tatapan Xeral mengarah pada satu titik dimana ada kakanya tengah terbaring dilantai.

"Tata! Tata na tenapa?"tanya Xeral dengan menepuk-nepuk pipi kakanya namun tak ada reaksi apapun membuat ia merasa panik, dengan cepat kedua kaki kecil itu berlari ke arah pintu utama untuk mencari pertolongan.

Bersambung..

Votmen_

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang