Bagian empat

7.3K 648 14
                                    

Uhuk!

Uhuk!

Alvin terbatuk-batuk saat melihat foto yang baru saja Raka perlihatkan, wajah pria itu memang sempurna, garis rahangnya terbentuk dengan baik, kedua alisnya terlihat sangat tebal, bulu mata tebal, hidung mancung, serta bibir yang sangat pas jika di cium, ah! Memikirkan semua itu membuat Alvin kembali malu, bisa-bisanya pikiran liarnya membayangkan semua itu.

Ia pasti tertular oleh keagresifan Raka, maka dari itu sekarang sifatnya menjadi seperti ini, tapi Alvin tak munafik, pria yang ada didalam foto itu memang sempurna.

"Gila kan? Lo aja sampe batuk-batuk liat bentukan dia, apa lagi gue. Rasanya pengen banget jatuh dipelukan dia terus di ew*e sampe pingsan,"

Plak!

Tangan Alvin memukul Raka dengan renyahnya, temannya mengatakan semua itu namun ia yang merasakan malu yang luar biasa, walaupun pikirannya sempat liar juga namun ia tak sampai memikirkan adegan tak senonoh seperti itu!

"Sadar! Lo udah punya sugar daddy! Bisa-bisanya lo malah mikirin hal kayak gitu!"ujar Alvin dengan kedua mata melotot, ia jadi tak bersemangat makan sekarang karena merasa malu dengan tingkah temannya itu, untung sayang kalau tidak sudah ia pastikan Raka akan menghilang karena ia jual.

Terlihat Raka tersenyum sebelum merangkul tubuh kecil Alvin, "tenang. Gue setia kok sama daddy sugar gue, gue cuman lagi mencarikan daddy sugar buat lo. Siapa tau ada yang cocok ya nggak?"ucap Raka dengan tenangnya, ia memang melakukan semua ini hanya untuk bisa melihat selera temannya itu, ternyata Alvin suka yang lebih besar serta kekar.

Alvin langsung beranjak dari sana, ia takut ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua, akan sangat beresiko untuk kepopuleran mereka nantinya. Ia akan segera masuk kedalam kelas sebelum nanti akan membahas semua ini lagi saat hanya ada mereka berdua saja.

***

Seen menatap datar kearah adiknya yang sedang duduk dengan santai disamping dirinya, ia sudah mengatakan akan berangkat siang dan apa yang adiknya itu lakukan? Dia malah minta diantar ke kampus, sangat menguji kesabaran sekali padahal Shaka sudah ada mobil serta motor sendiri tapi tetap saja membuat ia kerepotan.

Ia sangat yakin jika adiknya itu sengaja melakukan itu semua agar ia merasa kesal, dirinya sudah sangat hafal dengan kelakukan adiknya itu. Andai bisa ditukar tambah pasti ia sudah menukar adiknya itu, sifat tengilnya terlalu berlebihan.

"Lo kapan mau bawa calon kakak ipar buat gue?"tanya Shaka yang sudah sangat puas melihat wajah tak bersahabat dari kakaknya itu, walaupun kesal ataupun marah Seen tak pernah memukul dirinya jadi Shaka merasa beruntung memiliki kakak yang baik dan bisa mengerti sifat tengilnya ini.

Mommynya sendiri yang mengatakan jika sifatnya ini menurun dari mommynya sedangkan sifat santai Seen itu menurun dari daddy mereka, sesuatu yang sangat adil agar tak ada yang merasa terkucilkan.

Seen menatap adiknya sebentar sebelum kembali fokus menyetir, "gue sibuk kerja, nggak ada waktu buat pacaran ataupun mencari pacar. Lo aja yang cari, pasti dikampus lo banyak cowok-cowok manis kan?"ujar Seen dengan santainya.

Itu memang alasan yang selalu ia berikab saat ditanya tentang pacar ataupun calon istrinya nanti, ia pasti mengatakan jika dirinya sibuk bekerja jadi tak ada kesempatan untuk itu semua.

"Kalo gue mah enak, tinggal pilih aja yang mana yang cocok terus nikahin, lah lo? Masa gue ngelangkahi lo nikah duluan," ujar Shaka dengan kesombangannya, ia merasa bangga karena banyak pemuda manis yang mendekati dirinya dikampus jadi nanti jika sudah saatnya maka ia akan langsung memilih yang mana yang paling terbaik diantara mereka, sangat mudah. Tapi untuk sekarang ia tak ingin melakukan itu, kasihan kakaknya nanti keduluan dirinyakan.

Seen terdiam, sifat percaya diri adiknya itu sangatlah tinggi.

"Umur kita hanya beda tiga tahun, mau lo duluan pun nggak masalah. Gue nggak urus sih," ujar Seen dengan santai, ia bisa membuat adiknya itu bungkam dan terbukti Shaka terdiam setelah mendengar perkataanya barusan walaupun terdengar suara dengusan cukup keras dari adiknya itu.

Pasti sekarang Shaka merasa kesal, ia suka melihat adiknya itu kesal. Dia kira hanya dia yang bisa membuat dirinya kesal? Ia juga bisa.

***

Alvin terdiam menunggu Raka yang katanya ingin mengambil motor lebih dulu yang terparkir dihalaman sekolah, ia terbiasa pulang bersama dengan Raka karena daddynya melarang ia mengendarai mobil sendiri alhasil selama tiga tahun ini Alvin selalu menebeng pada temannya itu.

"Anjir lama bet dah, gue udah nungguin 30 menitan disini tapi si Raka belom keluar juga dari dalam sekolah, apa mungkin dia ada kerjaan lain yang disuruh guru?"gumam Alvin dengan perasaan bosan, hah disaat seperti ini ingin sekali ia jajan.

Alvin menatap kearah gerbang sekolah, tak ada tanda-tanda temannya itu akan keluar dari sana, tak ada salahnya bukan jika ia berbelanja sebentar di indosi yang ada? Alvin bosan dan ingin jajan sekarang, karena tak ada tanda apapun ia langsung beranjak dari sana untuk pergi ke indosi yang berada dekat dengan sekolahnya.

Berjalan dengan semangat kearah indosi sebelum berjalan masuk, mengambil keranjang sebentar sebelum memilih makanan yang ia inginkan, walaupun pipinya sudah besar karena terlalu banyak menyemil Alvin tak memikirkan itu karena bagi nya selagi ia enjoy tak ada masalah apapun, badannya juga tak besar atau mengembang karena banyak jajan hanya pipinya saja yang mengembang.

Ia mengambil semua makanan yang memang dirinya inginkan sebelum membawanya ke kasir, menunggu beberapa saat sebelum mbak kasirnya memgatakan total belanjaan miliknya.

"259500,"

Alvin menganguk sebelum mengeluarkan uang jajan miliknya, setelah membayar ia langsung berjalan keluar sebelum tatapan miliknya mengarah pada seorang pria yang tengah berdiri disamping mobilnya, apa yang pria berjas itu lakukan disana? Bukannya bekerja dikantor, pria itu malah memperhatikan mobilnya.

Dengan pelan Alvin berjalan mendekat agar bisa melihat apa yang pria itu lakukan disana, ia penasaran.

"Om?"

Sungguh Alvin jika merasa penasaran pasti tak akan pernah takut, seperti sekarang bisa-bisanya ia memanggil pria asing dijalan dan mendekatinya.

Terlihat pria itu menoleh membuat Alvin terdiam, bahkan permen yang baru ia buka terjatuh karena terlalu kaget, bagaimana tak kaget baru tadi pagi ia dan juga Raka membicarakan tentang sugar daddy dan sejenisnya sekarang pria yang mereka bicarakan berada dihadapan dirinya langsung.

"Om sugar daddy yang ada di hp itu kan?"tanya Alvin dengan menatap pria dihadapannya dengan tatapan berbinar, ia tak menyangka bisa bertemu dengan pria itu secara langsung.

Pria itu terlihat terdiam tanpa mengatakan hal apapun, namun wajah itu terlihat sekali jika dia sedang terkejut.

"Om mau nggak jadi sugar daddy nya gue?"

Demi apapun sekarang rasa malu yang ada didalam diri Alvin sudah menghilang, dengan lancarnya ia mengatakan semua itu pada pria yang baru saja ia temui hanya karena melihat foto nya tadi siang!

Bersambung..

Votmen_

#makasih buat 2k pengikut nya. Makasih banyak-banyak buat kalian. Semoga makin betah disini dan menikmati cerita gue!

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang