Bagian tiga dua

4.7K 476 11
                                    

Seen menggenggam tangan kecil Xeral untuk mengikuti dirinya keruang rawat Alvin berada karena beberapa saat yang lalu istrinya itu baru saja dipindahkan.

"Tata na cudah cembuh?"tanya Xeral dengan menatap sang ayah karena seingatnya kakaknya berada diruangan yang mereka lewati tadi, jadi otomatis sekarang kakaknya itu sudah sehatkan karena tak berada diruangan itu lagi karena mereka baru saja melewati ruangan itu.

Seen tersenyum lembut kearah anaknya yang sering bertanya akan hal-hal yang tak dia mengerti, ia menyukai itu semua karena sebagai orang tua yang baik ia akan memberitahu itu semua dengan senang hati.

"Kakaknya belum sembuh secara total tapi keadaannya sudah jauh lebih baik dari tadi, makanya sekarang dipindahkan keruangan lain untuk masa pemulihan."ujar Seen dengan santai menjelaskan semuanya karena pertanyaan random seperti ini yang ia inginkan karena sebagai orang tua semua ini pasti akan terjadi, jadi pintar-pintar dalam memilih kata yang mudah anaknya itu pahami.

Xeral mengerjab karena ia sedikit tak paham dengan semua itu, namun balita itu memilih menganguk agar ayahnya tak merasa khawatir karena dirinya tidak mengerti.

Saat sampai diruangan dimana Alvin dirawat Xeral langsung berlari masuk sebelum mendongak agar bisa menatap kakaknya yang ada diatas ranjang pasien, ia tak bisa naik untuk melihat kakaknya dari dekat hingga sekarang dirinya hanya bisa mendongak walaupun hanya kelihatan tangan kakaknya saja.

Sedangkan Seen tersenyum kecil melihat itu semua sebelum mengangkat tubuh kecil itu agar duduk disalah satu kursi yang sudah disiapkan membuat Xeral langsung menatap ayahnya itu dengan senyuman kecil.

"Macih ayah ..."ujar Xeral dengan menatap wajah kakaknya yang kelihatan tak terlalu pucat seperti kemarin tapi ada yang aneh, tangan kakaknya itu ada sesuatu yang menempel dengan tali yang terlihat panjang keatas sebelum tersambung pada sebuah botol.

"Itu tali apa ayah? Toc empel ditangan na tata? Itu nama na apa?"ujar Xeral bertanya pada sang ayah karena ibu panti bilang jika ia tak mengerti akan sesuatu maka bertanya, tak ada larangan apapun untuk bertanya karena orang tua pasti akan dengan senang hati menjelaskan semuanya.

Seen mengelus kepala sang anak dengan pelan karena Xeral tipikal anak yang sangat penasaran dengan sesuatu yang baru dia lihat sebelum bertanya akan semua yang tak dia mengerti.

"Itu namanya selang infus, dan yang menempel itu jarum infusnya. Fungsinya untuk memberi cairan pada tubuh agar cepat sembuh."ujar Seen yang langsung membuat Xeral menganguk.

Balita itu terus memperhatikan kakaknya yang tengah tidur dengan tenang tanpa ada niatan untuk membangunkan kakaknya itu.

"Xeral,"

Xeral langsung menatap ayahnya dengan tatapan bertanya.

"Ayah pulang dulu hm? Ayah ingin mengambil pakaian ganti untukmu dan juga kakaknya agar nanti kamu bisa mandi,"ujar Seen karena ia tahu bahwa anaknya itu terbiasa mandi pagi tapi sekarang sudah jam setengah sepuluh tapi Xeral masih belum mandi juga, pasti anaknya itu merasa pusing tapi tak mengatakannya pada dirinya.

Xeral menganguk, ia memang ingin mandi karena tak nyaman masih memakai pakaian tidur padahal sudah mulai siang sekarang.

"Anti ayah bawain cemilan na Xelal uga ya? Coal na Xelal penen mam jajan."titip Xeral, ia sedikit terbiasa makan cemilan setelah sarapan sekarang jadi rasanya aneh saat tak makan apapun setelah sarapan.

Seen menganguk sebelum beranjak dari sana agar bisa cepat pulang, ia tak ingin terlalu lama pergi karena takut istrinya itu khawatir lagi. Itu tak akan baik untuk kandungan istrinya itu.

****

Xeral masih terus memperhatikan kakaknya dengan sesekali kaki kecil itu bergerak karena merasa bosan.

Ia ingin diajak berbicara tapi Xeral tak ingin membangunkan kakaknya yang tengah tidur dengan tenang, jadi yang hanya balita itu lakukan hanyalah diam dengan terus memperhatikan wajah kakaknya itu.

Hingga beberapa saat kemudian kedua mata kakaknya itu terlihat terbuka dengan pelan membuat kedua mata Xeral berbinar karena ia tak sabar untuk mendengar suara kakaknya itu kembali.

"M-minum ..."

Dengan cepat tangan kecil itu langsung meraih botol yang lumayan besar disampingnya sebelum membuka tutupnya dengan sedikit kesusahan karena tutupnya lumayan susah untuk dibuka, setelah berhasil membukanya Xeral langsung mengarahkan sedotan itu dibibir kakaknya sebelum Alvin meminum itu dengan pelan.

"Cudah?"tanya Xeral membuat fokus Alvin mengarah pada balita itu, ia sampai tak sadar jika yang melakukan semua itu tadi Xeral.

"Xeral?"ujar Alvin dengan berusaha untuk duduk membuat Xeral langsung menganguk dengan cepat, ia merasa senang karena kakaknya sudah sadar lagi tak seperti tadi.

Alvin mengelus dengan pelan surai tebal milik anaknya itu sebelum tatapannya mengarah pada penjuru kamar yang sekarang ia tempati. Ini rumah sakit, itu artinya tadi ia pingsan lalu siapa yang membawanya kesini? Tak mungkin Xeral bukan? Karena balita itu masih sangat kecil untuk membawanya kesini, atau orang lain yang membawanya kesini karena Xeral meminta bantuan?

Karena terlalu memikirkan Seen membuat semua ini terjadi, Alvin langsung mengelus pelan perutnya berharap tak terjadi sesuatu pada anak yang ada didalam kandungannya karena dokter sudah memberi dirinya peringatan agar tak melakukan semua itu namun ia lalai hingga ini semua terjadi.

"Xeral. Siapa yang membawa bunda kesini?"tanya Alvin dengan menatap anaknya yang sekarang tengah memiringkan kepalanya dengan tatapan bertanya, membuat Alvin terdiam karena ia merasa tak ada yang salah dengan ucapannya tadi.

"Bunda?"tanya Xeral, ia tahu bunda itu untuk panggilan seorang ibu dari anaknya tapi kenapa kakaknya ingin dipanggil bunda? Bukankah biasanya kakak?

Alvin terkekeh karena ia lupa memberitahu Xeral karena mulai hari ini dirinya ingin dipanggil bunda dari balita itu agar nanti setelah anaknya lahir dia akan belajar dari Xeral cara memanggil dirinya.

"Kakak lupa bilang sama kamu ternyata. Kamu kan memanggil suaminya kakak ayah jadi otomatis kamu juga harus memanggil kakak bunda, bukan kakak lagi. Kamu mengerti?"ujar Alvin dengan menjelaskan semuanya dengan pelan membuat Xeral menganguk ragu karena ia tak terbiasa memanggil kakaknya seperti itu.

"Kamu tak perlu memaksa jika belum bisa memanggil itu karena bunda akam menunggu itu semua. Xeral tak perlu memaksakan diri ya?"sambung Alvin saat melihat keraguan didalam diri balita itu, ia yakin ini semua akan cukup sulit untuk balita itu karena ia terbiasa memanggil dirinya kakak, jadi akan sulit untuk membiasakan diri.

Xeral menggeleng dengan ribut mendengar perkataan Alvin barusan, ia ingin memanggil kakaknya itu bunda tapi perlu waktu untuk itu, bukan berarti ia tak ingin.

"Xelal mau! Mau banet!"ujar Xeral dengan semangat membuat Alvin tersenyum kecil melihat itu semua.

Bersambung..

Votmen_

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang